Liga Indonesia

Freddy Muli Kenang Euforia Gelora Dewata di Stadion Ngurah Rai

Minggu, 9 Februari 2020 16:06 WIB
Penulis: Nofik Lukman Hakim | Editor: Lanjar Wiratri
© Fitra Herdian/INDOSPORT
Freddy Muli tak bisa menutupi rasa bahagianya saat mengikuti reuni akbar tim Gelora Dewata di Bali. Copyright: © Fitra Herdian/INDOSPORT
Freddy Muli tak bisa menutupi rasa bahagianya saat mengikuti reuni akbar tim Gelora Dewata di Bali.

INDOSPORT.COM - Freddy Muli tak bisa menutupi rasa bahagianya saat mengikuti reuni akbar tim Gelora Dewata di Bali. Saat turun dalam pertandingan berkonsep trofeo di Stadion Ngurah Rai, Denpasar, Sabtu (8/2/20), Freddy Muli teringat euforia luar biasa tiap kali timnya berlaga.

Freddy Muli gabung Gelora Dewata pada musim 1993/1994. Kala itu, pemain asal Palopo ini gabung saat usianya sudah masuk 33 tahun. Dia menjadi pemain senior di antara anak-anak muda di Gelora Dewata.

Freddy Muli sempat tak percaya, di usia yang tak lagi muda, kala itu pemilik Gelora Dewata, HM Mislan (alm), memintanya gabung Gelora Dewata. Keputusan ini pun akhirnya berbuah manis. Gelora Dewata menjadi runner up Galatama dan menjuarai Piala Galatama.

"Saat itu euforianya luar biasa. Setiap kita main, stadion selalu penuh. Dari ujung sampai ujung Bali benar-benar mendukung kita. Apalagi saat itu prestasi sangat bagus. Kita diagung-agungkan," ucap Freddy Muli saat berbincang di Stadion Ngurah Rai, Denpasar, Sabtu (8/2/20).

Freddy Muli bersama Gelora Dewata sempat merasakan Piala Winners Asia 1994/1995. Dia masih ingat ketika Gelora Dewata bertemu klub Malaysia, Kuala Lumpur FA. Pada laga tandang, Gelora Dewata kalah 1-2. Lalu saat laga kandang, Gelora Dewata menang 2-0.

Sejatinya dengan skor itu, Gelora Dewata berhak melaju ke babak 8 besar, bersua klub asal Thailand, Telephone Org. Sayangnya, Gelora Dewata kemudian didiskualifikasi karena dianggap menggunakan pemain tidak sah, yakni Mbog Nyetam Jeremy.

"Saat itu administrasi Jeremy ternyata belum lengkap. Padahal dia sudah main lawan Kuala Lumpur. Imbasnya, kita kena diskualifikasi dari Piala Winners Asia," tutur Freddy Muli.

"Cerita itu kini sudah jadi kenangan. Saya senang sekarang teman-teman bisa kumpul lagi. Kita cerita-cerita seperti saat masih muda. Kita main bola lagi disini. Walau fisik sudah tidak sekuat dulu, tapi teknik masih terjaga," imbuh pria yang kini berdomisili di Sidoarjo ini.

Freddy Muli berharap acara seperti ini bisa jadi agenda rutin. Dia berharap pada reuni berikutnya para pemain yang hadir bisa lengkap lagi. Salah satunya Vata Matanu Garcia yang kini tinggal di Melbourne, Australia.