In-depth

Mengulik Maraknya Pemain Asing Berlabel Timnas di Liga 1, Potensi Kena 'Virus FIFA'?

Jumat, 21 Februari 2020 16:36 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Fitra Herdian/INDOSPORT
Banyaknya pemain asing berlabel tim nasional di kompetisi Liga 1 2020 berpotensi mengundang datangnya 'Virus FIFA'. Copyright: © Fitra Herdian/INDOSPORT
Banyaknya pemain asing berlabel tim nasional di kompetisi Liga 1 2020 berpotensi mengundang datangnya 'Virus FIFA'.

INDOSPORT.COM - Banyaknya pemain asing berlabel tim nasional di kompetisi Liga 1 2020 berpotensi mengundang datangnya 'Virus FIFA'.

Kompetisi sepak bola tertinggi Tanah Air, Liga 1 2020, akan segera digelar pada 29 Februari 2020 mendatang. Kompetis tahun ini diyakini bakal lebih berkualitas dibanding tahun-tahun sebelumnya. 

Sebabnya, hampir seluruh klub peserta sudah mempersiapkan diri dengan sangat baik. Mulai dari aspek finansial, insfrastruktur, sampai kedalaman skuad. 

Salah satu hal mencolok adalah perekrutan pemain-pemain asing dengan kualitas mumpuni. Bahkan, banyak dari pemain-pemain asing ini merupakan anggota di tim nasional negaranya masing-masing. 

Sejauh ini, dari total sekitar 70 pemain asing yang sudah dikontrak klub Liga 1 2020, Ada belasan pemain yang berlabel tim nasional. 

Pemain-pemain itu di antaranya adalah Samir Ayass (Lebanon/Persiraja), Brwa Nouri (Irak/Bali United), 
Ezechiel N'douassel (Chad/Bhayangkara FC), Rohit Chand (Nepal/Persija), Mahmoud Eid (Palestina/Persebaya), Yashir Pinto (Palestina/Barito Putera), Zah Rahan (Liberia/Madura United), Makan Konate (Mali/Persebaya), Jonathan Cantillana (Paletina/PSIS), sampai Omid Nazari (Iran/Persib). 

Tentu ini adalah kabar positif bagi sepak bola Tamah Air. Kualitas permainan liga diyakini akan bertambah. 

Akan tetapi, di balik segala keuntungan tersebut, terselip ancaman nyata yang siap mengintai. Ancaman itu tak lain bernama 'Virus FIFA'. Apa itu virus FIFA?

Virus FIFA

Istilah virus FIFA awalnya mulai muncul di sepak bola Eropa. Istilah ini merujuk pada kerugian yang didapat klub ketika pemainnya harus dipanggil oleh timnasnya masing-masing. 

Ya, banyak kejadian di mana para pemain pulang ke klub mereka dalam kondisi cedera setelah membela tim nasional, baik itu di masa jeda Kualifikasi Euro, Piala Dunia, atau sekadar friendly match. 

Bagi klub-klub besar hal ini sangat merugikan. Sebabnya, mereka akan kehilangan pemain-pemain penting untuk laga-laga krusial seperti penentuan juara. 

Contoh paling buruk salah satunya adalah yang menimpa Manuel Neuer. Bayern Munchen pernah dibuat pusing pada tahun 2017 ketika Neuer kembali dari pemusatan latihan Timnas Jerman dengan kondisi cedera. 

Contoh berikutnya adalah apa yang menimpa Ardan Turan. Pemain asal Turki ini pulang ke Barcelona dengan kondisi cedera otot paha kanan setelah membela negaranya melawan Finlandia di kualifikasi Piala Dunia 2018. 

Tentunya masih banyak contoh-contoh lain dari korban-korban virus FIFA ini. Menariknya, virus satu ini juga bisa 'menular' ke sepak bola Tanah Air. 

Saat ini ada belasan pemain asing yang berlabel tim nasional masing-masing. Sangat disayangkan tentunya jika mereka harus kembali ke klub dengan kondisi cedera. 

Di sisi lain klub tentu bangga ada pemain asingnya yang dipanggil timnas, namun jika akhirnya harus cedera, maka klub dirugikan. 

Bahkan, tanpa cedera pun klub-klub Liga 1 bisa saja terancam kehilangan pemainnya. Sudah jadi rahasia umum jika penjadwalan di Liga Indonesia sangat buruk. 

Selama dua musim lalu kita menyaksikan berulangkali bentroknya jadwal laga Liga 1 dengan kalender pertandingan internasional FIFA. Klub-klub pun kehilangan pemainnya, baik itu berlabel asing maupun lokal, untuk berlaga di liga.  

Masalah klasik Liga 1 - Timnas Indonesia

Ternyata, virus FIFA juga tak hanya menjangkiti para pemain asing. Para pemain Timnas Indonesia pun bisa juga ikut tertular. 

Sudah sering kita saksikan bagaimana klub-klub Tanah Air harus kehilangan banyak pemain pentingnya beberapa hari sebelum pertandingan dikarenakan mereka harus dipanggil ke TC Timnas Garuda. 

Contoh terburuk tentu saja yang terjadi pada Desember 2018 silam. Ketika itu kompetisi Liga 1 masih berjalan beriringan dengan kompetisi Piala AFF. 

Ironisnya, klub-klub penyumbang pemain terbanyak di timnas adalah klub besar yang tengah berjuang merebut gelar juara. 

'Beruntung' bagi Persija di bulan itu Timnas Indonesia gagal lolos babak grup Piala AFF 2018. Dengan begitu, para pemainnya seperti Riko Simanjuntak, Rezaldi Hehanusa, dan Andritany bisa fokus mengejar trofi dan merayakan pesta di Stadion GBK. 

Di Liga 1 2020 ini potensi persoalan serupa tetap ada. Namun, di kepengurusan Ketua PSSI yang baru, Iwan Bule, tanda-tanda perbaikan mulai terlihat. 

Salah satunya adalah jadwal kick off liga yang lebih awal yakni 29 Februari. Dengan ini kompetisi pun diyakini bakal selesai sebelum akhir tahun

Selain itu, jadwal laga yang jatuh pada akhir pekan juga diyakini sangat membantu untuk menghindarkan bentrok jadwal lantaran jeda internasional lebih sering dimainkan di tengah pekan.

1