In-depth

Mahmoud Eid dan Kecenderungan Negatif Penyerang Asing Asia di Liga 1

Sabtu, 29 Februari 2020 15:31 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Rekam jejak buruk yang dimiliki para bomber asing Asia di Liga 1 membayangi pemain asing Persebaya asal Palestina, Mahmoud Eid. 

Sosok Mahmoud Eid merupakan pemain asing anyar Persebaya Surabaya yang merapat pada bursa transfer jelang Liga 1 2020. Bomber berusia 26 tahun ini datang ke Surabaya setelah meninggalkan klub Liga Swedia, Kalmar FF.

Sejak pertama kali bergabung, Mahmoud Eid mendapat sebuah julukan baru dari pecinta sepak bola Indonesia. Lahir di Swedia, Mahmoud Eid banyak dipanggil dengan sebutan 'Ibrahimovic' Persebaya. 

Sampai masa pramusim ini, julukan tersebut rasanya tak berlebihan. Sebab, Mahmoud Eid mampu memperlihatkan kualitas ketajaman yang mirip-mirip seperti penyerang legendaris Timnas Swedia, Zlatan Ibrahimovic.

Selama masa pramusim, Mahmoud Eid tampil bagus setidaknya di tiga laga uji coba terakhir Persebaya Surabaya. Pertama saat jumpa Persebaya Junior pada 31 Januari 2019 lalu. 

Persebaya menang 4-1 atas Persebaya Junior dan Mahmoud Eid mampu menjaringkan dua gol. Gol berikutnya diciptakan Mahmoud Eid di laga semifinal Piala Gubernur Jatim melawan Arema FC dan partai final melawan Persija Jakarta

© Fitra Herdian/INDOSPORT
Selebrasi Mahmoud Eid gol ketiga sebelum peluit wasit di bunyikan babak pertama. Copyright: Fitra Herdian/INDOSPORTSelebrasi Mahmoud Eid gol ketiga sebelum peluit wasit di bunyikan babak pertama.

Walau tampil menjanjikan, tak menjamin Mahmoud Eid bakal subur di Liga 1 2020. Sebab, sejak era Liga 1, belum ada bomber asal Asia yang tampil subur. Kebijakan Persebaya Surabaya mendatangkan bomber asal Asia pun sempat dipertanyakan. 

Liga 1 Bukan Jodoh Bomber Asia

Sejak Liga 1 2017, tercatat ada 8 pemain asing asia yang berposisi sebagai penyerang maupun gelandang serang. Di tahun 2017 ada Reinaldo Costa (PSM/Australia), Pavel Purishkin (PSM/Uzbekistan), Anmar Almubaraki (Persiba/Irak), dan Shohei Matsunaga (Persib/Jepang). 

Di tahun 2018 ada Bruce Djite (PSM/Australia), Shohei Matsunaga (Persela/Jepang), Manu Dzhalilov (Sriwijaya FC/Tajikistan), dan Sandro (PSM//Hong Kong). Sementara di musim 2019 hanya ada dua orang yakni Artur Gevorkyan (Persib/Turkmenistan) dan Shohei Matsunaga (PSIS/Jepang). 

Dari 8 pemain ini, setidaknya ada enam pemain yang benar-benar memiliki posisi sebagai striker atau pun penyerang sayap. Mereka adalah Reinaldo Costa (PSM/Australia), Pavel Purishkin (PSM), Anmar Almubaraki (Persiba), Bruce Djite (PSM), Manu Dzhalilov (Sriwijaya FC/Persebaya), Sandro (PSM), dan Artur Gevorkyan (Persib). 

Dari keenam nama itu, hanya Reinaldo Costa yang tampil cukup subur dengan 12 gol dari 22 laga. Sisanya, tampil di bawah standar dan tidak mampu mencetak dua digit gol. 

Teranyar, bomber Persib, Arthur Gevorkyan, harus dibuang di tengah musim lalu karena cuma sanggup mencetak tiga gol di putaran pertama menyusul cedera dan menurunnya performa. Sementara catatan paling buruk diciptakan oleh Sandro (PSM) dengan 4 gol dan Pavel Purishkin (PSM) 4 gol. 

Klub Persebaya Surabaya sendiri pernah punya pengalaman memiliki bomber Asia di Liga 1. Pemain itu adalah Manuchekhr Dzhalilov. 

Eks pemain Sriwijaya FC ini secara statistik memang tak buruk-buruk amat. Manu mencetak 7 gol dan 7 assist untuk Persebaya dari 26 laga di semua kompetisi. Namun, manajemen tetap menilainya tampil di bawah ekspektasi dan harus dicoret di putaran kedua. 

© Fitra herdian/INDOSPORT
Aksi selebrasi Manuchekhr Dzhalilov usai cetak gol ke gawang Barito Putera Copyright: Fitra herdian/INDOSPORTAksi selebrasi Manuchekhr Dzhalilov usai cetak gol ke gawang Barito Putera

Deretan nasib 'apes' yang harus diterima bomber asing asal Asia di Liga 1 menguatkan tradisi yang selama ini ada di Liga 1. Selama ini para pemain asing Asia memang tampil lebih gemilang ketika menempati posisi-posisi seperti bek maupun gelandang. 

Musim lalu saja setidaknya ada lima pemain asing Asia yang tampil bagus di posisi non-striker pada Liga 1 2019. Mereka adalah Brwa Nouri (Bali United/Irak), Kei Hirose (Persela/Jepang), Lee yoo-joon (Bhayangkara/Korsel), Aaron Evans (Australia/Bek), dan Shohei Matsunaga (PSIS/Jepang). 

Persebaya pun harus was-was terhadap statistik ini. Semoga saja Mahmoud Eid mampu tampil gemilang di putaran pertama. Jika tidak, bukan tak mungkin Eid akan mengikuti jejak Manu Dzhalilov yang dicoret manajemen Bajul Ijo di paruh musim.