Liga Spanyol

Bagi Klub LaLiga Spanyol Ini, Gelar Juara Bukanlah Tujuan yang Utama

Kamis, 5 Maret 2020 19:56 WIB
Penulis: Bayu Wira Handyan | Editor: Nugrahenny Putri Untari
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Bagi klub LaLiga Spanyol, Athletic Bilbao, dan tiga klub lainnya dari Basque, sepak bola tidak melulu bicara perihal jumlah trofi atau kemenangan. 

Biasanya, sepak bola bagi beberapa klub memiliki arti kemenangan atau berapa koleksi trofi yang telah didapatkan sepanjang sejarah klub tersebut berdiri.

Di Spanyol, hal itu milik Barcelona dan Real Madrid, sepak bola yang telah dikapitalisasi dan diukur dengan banyaknya trofi atau kemenangan yang didapat. Namun tujuan-tujuan tersebut terlalu pendek bagi sepak bola yang begitu luas.

Akan tetapi, sepak bola di Basque bicara perihal tradisi, budaya, dan komitmen yang dipegang selama bertahun-tahun.

Wilayah Basque sendiri terdiri dari empat provinsi dan memiliki empat klub yang saat ini tampil di kasta tertingi LaLiga Spanyol. Empat klub tersebut adalah Atletic Bilbao, Real Sociedad, Deportivo Alaves, dan Eibar.

Dilansir dari ESPN, Bilbao adalah salah satu klub tersukses dari Basque selain Sociedad. Meraih 23 trofi Copa del Rey dan pernah tampil di laga puncak Liga Europa membuktikan kualitas salah satu klub tertua di Spanyol tersebut.

Namun Bilbao tidak meraih segalanya dengan instan. Alih-alih ikut arus dan mengkapitalisasi diri mereka dalam industri sepak bola dewasa ini, mereka lebih memilih setia pada tradisi dan budaya yang masih dipegang erat hingga sekarang.

Contoh paling nyatanya adalah kebijakan transfer yang menjadi pedoman klub yang merepresentasikan perlawanan masyarakat Basque tersebut. Mereka hanya mau dan boleh meminang pemain berdarah Basque.

Tidak ada kompromi atau negosiasi. Harus berdarah Basque.

Nyatanya, mereka masih bisa ‘merusak’ tatanan LaLiga Spanyol meskipun mayoritas pemain mereka adalah pemain lokal berdarah Basque. Hal yang juga dianut oleh Sociedad sebelum kemudian mereka melonggarkan diri dan mau memboyong pemain non-Basque.

Namun, kedua klub tersebut mempunyai kesamaan hingga sekarang, yakni pembinaan pemain muda mereka yang patut diacungi jempol. Deretan Iker Muniain, Inaki Williams, Xabi Alonso, dan Mikel Oyarzabal adalah nama-nama berdarah Basque yang berhasil tampil moncer untuk Bilbao dan Sociedad.

Jika kesuksesan Real Madrid dan Barcelona juga diukur lewat popularitas yang mereka raih di dunia, beda cerita dengan Alaves dan Eibar yang merasa telah cukup sukses untuk dapat berlaga di LaLiga Spanyol dan terhindar dari zona degradasi.

Eibar adalah tim kecil, sangat kecil untuk ukuran tim yang berlaga di LaLiga Spanyol. Bahkan, Ipurua Municipal, kandang mereka, hanya berkapasitas 8.164 kursi. Sangat kecil bahkan jika dibandingkan rata-rata kapasitas stadion klub-klub di Liga 1 Indonesia.

Tetapi, Eibar tak gentar. Begitu pun Alaves yang tidak memiliki target untuk terkenal seantero dunia atau memiliki raihan trofi yang memenuhi lemari mereka. Kedua klub tersebut sudah cukup bersyukur bisa bertahan di LaLiga Spanyol, seperti target mereka musim 2019-2020 ini.

Sepertinya, begitulah harusnya sepak bola berjalan. Kesenangan, tradisi, dan budaya harus menjadi sesuatu yang diprioritaskan. Nyatanya hal tersebut telah cukup untuk membuat sebuah klub menjadi hidup.

Hal yang akan dibuktikan oleh Bilbao dan Sociedad yang diprediksi bakal bertemu di final Copa del Rey sekaligus kembali menghidupkan sepak bola Basque yang telah lama mati suri.