Liga Italia

Termasuk Virus Corona, 2 Kali Wabah Penyakit Ganas Pernah Ancam Serie A Italia

Sabtu, 14 Maret 2020 21:32 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Hellas1903.it
Virus corona ternyata bukan satu-satunya wabah penyakit yang pernah ancam keberlangsungan kompetisi sepak bola Serie A Italia. Copyright: © Hellas1903.it
Virus corona ternyata bukan satu-satunya wabah penyakit yang pernah ancam keberlangsungan kompetisi sepak bola Serie A Italia.

INDOSPORT.COM - Virus corona ternyata bukan satu-satunya wabah penyakit yang pernah ancam keberlangsungan kompetisi sepak bola Serie A Italia. 

Kabar kurang mengenakan datang dari Italia. Komite Olahraga Italia (CONI) telah resmi menunda semua kegiatan olahraga hingga tanggal 3 April, termasuk kompetisi Serie A Italia.

Penundaan ini dilakukan tak lepas dari upaya untuk meminimalisir penyebaran virus Corona. Dilansir dari Independent dan BBC, CONI mengambil langkah tegas tersebut karena Italia telah terlampau parah terkena wabah virus corona.

Sekadar informasi, Italia menjadi negara Eropa yang memiliki dampak terparah dalam virus corona. Hingga hari ini, lebih dari 10 ribu orang dinyatakan positif terjangkit virus Corona di mana sekitar 1000 di antaranya meninggal dunia.

Tak cuma orang biasa yang menjadi korban, ternyata sejumlah pemain Serie A juga harus terjangkit virus mematikan ini. Setidaknya ada 8 orang pemain yang positif terjangkit virus Corona. 

Mereka di antaranya adalah Daniele Rugani (Juventus), Gabbiadini (Sampdoria), dan Patrick Cutrone (Fiorentina). Jumlah korban pun diyakini bakal bertambah seiring tes yang tengah dilakukan klub-klub kepada para pemainnya. 

Dengan kondisi Italia yang semakin memburuk karena virus Corona, FIGC pun mempertimbangkan tiga opsi untuk kompetisi Serie A, termasuk salah satunya penghentian sepenuhnya kompetisi. 

Lazio 1973/74, Juara di Tengah Wabah Kolera

Ternyata, bukan kali ini saja kompetisi Serie A pernah terancam karena adanya wabah virus. Jauh sebelum Corona, pada musim 1973/-1974 Serie A sempat terancam terhenti karena wabah Kolera. 

Tak seperti virus Corona yang berpusat di Lombardia, Italia utara, wabah kolera tengah melanda di Italia selatan, terkhusus wilayah Bari dan Napoli. 

Pada tahun 1973, pandemi kolera menyebar luas ke seluruh dunia. Berawal dari Indonesia, wabah penyakit itu meluas ke India, Bangladesh, Afrika Utara, Uni Soviet, dan sampai ke Italia.

Wabah kolera muncul akibat bakteri yang ada di makanan dan air minum. Buruknya sanitasi jadi penyebab utama wabah berbahaya ini. 

Kebetulan, Italia selatan yang bukan wilayah industri tak memiliki kualitas hidup sebaik kota-kota di Italia utara. Sampah yang bertebaran dan limbah-limbah biasa ditemui di italia selatan. 

Wabah kolera ketujuh terbesar sepanjang sejarah manusia itu mulai memasuki Italia melalui kerang-kerang di Teluk Napoli. Buruknya sanitasi dan rendahnya kualitas air membuat banyak orang menderita penyakit kolera. 

Obat kolera sendiri sudah ditemukan. Namun, karena penyebarannya yang beberapa puluh tahun sekali, membuat Italia kehabisan stok obat. 

Pada 1911, wabah yang sama pernah merenggut dibuan nyawa orang di Napoli. Tak ingin trauma, kepanikan dan kerusuhan pun terjadi. 

Di tengah-tengah wabah itu, kompetisi Serie A 1973/74 tetap bergulir. Walau dimulai terlambat karena adanya wabah penyakit, namun kompetisi tetap berjalan sebagaimana mestinya lantaran jumlah peserta masih 16 tim. 

Jika Serie A biasanya dimulai pada Agustus/September, pada musim itu Serie A dimulai pada 17 Oktober ketika penyebaran kolera mulai terkendali. 

Di musim yang cukup melelahkan tersebut, Lazio keluar sebagai juara di akhir musim setelah unggul dua poin atas Juventus yang menjadi runner-up

Lazio meraih 18 kemenangan, 7 imbang, dan 5 kalah dari 30 laga. Dengan kemenangan yang masih dihargai dua poin, saat itu Giorgio Chinaglia dkk mengumpulkan total 43 poin. 

Uniknya, di masa-masa penyebaran virus Corona awal tahun ini, klub Lazio juga tengah bagus-bagusnya dan menantang Juventus di perburuan gelar scudetto musim 2019-2020.