Bola Internasional

Tunda Euro 2020, UEFA Malah Minta Kompensasi Miliaran Rupiah ke Anggotanya

Selasa, 17 Maret 2020 13:51 WIB
Penulis: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya | Editor: Isman Fadil
© UEFA
UEFA meminta kompensasi miliaran Rupiah kepada 55 anggotanya untuk mengatur ulang jadwal gelaran Euro 2020 Copyright: © UEFA
UEFA meminta kompensasi miliaran Rupiah kepada 55 anggotanya untuk mengatur ulang jadwal gelaran Euro 2020

INDOSPORT.COM - Badan sepak bola tertinggi Eropa, UEFA, dilaporkan mengajukan kompensasi senilai 275 juta poundsterling (Rp5 triliun) kepada 55 anggotanya dari berbagai liga untuk memindahkan gelaran Euro 2020.

Sejatinya gelaran Euro 2020 akan dihelat pada Juni 2020 mendatang. Namun isu kesehatan global akibat virus corona, membuat gelaran ini disebutkan akan dijadwal ulang. Tahun 2021 menjadi opsi waktu untuk menggelar kompetisi antar negara di benua biru ini.

Namun untuk mengatur ulang jadwalnya, UEFA meminta kompensasi sebesar 275 juta poundsterling kepada 55 anggotanya dari berbagai klub dan liga seperti yang dikutip dari Daily Mail. Bila dikalkulasikan, setiap anggota harus mengeluarkan 5 juta poundsterling (Rp92 miliar).

Kebijakan UEFA ini diambil karena mayoritas anggotanya ingin kompetisi di kancah domestik seperti liga dan kompetisi lintas benua seperti Liga Champions dan Liga Europa tetap dilaksanakan.

Dengan penundaan kompetisi hingga April 2020 mendatang, tentu liga takkan selesai tepat waktu dan membuat Euro 2020 harus diundur atau dijadwal ulang. UEFA percaya biaya 275 juta poundsterling merupakan harga yang harus dibayar untuk mengulang jadwal.

Alhasil untuk mendapat biaya sebesar itu, UEFA akan memanfaatkan 55 anggotanya. Tentu ini baru sebatas wacana, karena belum tentu anggotanya akan menerima kompensasi yang dibebankan induk sepak bola di benua Eropa tersebut.

Sejatinya, Euro 2020 akan dimulai Juni 2020 nanti dan akan diselenggarakan di 12 negara. Babak final untuk Euro 2020 akan dihelat di Wembley, Inggris. Namun wabah virus corona atau Covid 19 yang menjangkit negara-negara yang bertindak sebagai tuan rumah membuat UEFA berpikir ulang.