Liga Indonesia

Liga 1 2020 Berhenti, Persija Jakarta Bak Flashback ke Memori Buruk 2015

Selasa, 24 Maret 2020 14:41 WIB
Penulis: Arief Tirtana | Editor: Lanjar Wiratri
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Persija Jakarta mengulang memori buruk tahun 2015, ketika Liga 1 2020 secara resmi diberhentikan hingga waktu yang belum pasti akibat merebaknya virus corona. Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Persija Jakarta mengulang memori buruk tahun 2015, ketika Liga 1 2020 secara resmi diberhentikan hingga waktu yang belum pasti akibat merebaknya virus corona.

INDOSPORT.COMPersija Jakarta bak flashback alias mengulang memori buruk tahun 2015 saat Liga Indonesia kala itu dihentikan. Kini Macan Kemayoran kembali dalam situasi yang nyaris saat Liga 1 2020 secara resmi diberhentikan hingga waktu yang belum pasti akibat merebaknya virus corona.

Setelah sebelumnya hanya ditangguhkan selama dua pekan, PSSI bersama PT LIB (Liga Indonesia Baru) selaku operator kompetisi akhirnya memastikan bahwa Liga 1 2020 secara resmi akhirnya diberhentikan sampai waktu yang belum ditentukan, menyusul semakin merebaknya wabah virus corona di Indonesia.

Buat sepak bola Indonesia secara umum, apa yang terjadi saat ini jelas sebuah kerugian yang tak bisa dihindari. Mengingat Liga 1 2020 saat ini sebenarnya baru bergulir memasuki tiga pekan. Sementara di sisi lain, seperti kontrak pemain dan sposor sudah ditekan selama satu musim penuh.

Secara khusus buat salah satu klub kontestan Liga 1 2020, Persija Jakarta, apa yang terjadi saat ini juga seakan mengulang memori buruk yang pernah mereka alami di tahun 2015 silam.

Tepatnya ketika kompetisi Liga Super Indonesia 2015 kala itu juga harus dihentikan saat baru memasuki pekan ke-3. Namun bedannya memang kompetisi saat ini dihentikan bukan karena merebaknya sebuah virus yang mengancam jiwa. Melainkan karena ada nya dualisme di kubu PSSI dan menyusul sanksi FIFA setelahnya.

Hal lainnya di tahunn 2015 yang menjadikan sama dengan situasi saat ini buat Persija Jakarta adalah saat itu klub berjuluk Macan Kemayoran tersebut juga sama sedang mengususng misi kebangkitan, setelah di musim sebelumnya tampil buruk.

Sebelum musim 2015, di Liga Indonesia 2014 Persija Jakarta dengn skuat seadanya hanya bisa bertengger di peringkat lima klasemen akhir wilayah barat. Posisi tersebut membuat mereka gagal melaju ke babak delapan besar. Bahkan kalah dengan klub ‘baru’ Pelita Bandung Raya (PBR).

Buntut kegagalan tersebut, di Liga Indonesia 2015, manajemen Persija Jakarta mengsusung misi kebangkitan dengan belanja gila-gilaan. Mendatangkan hingga 11 pemain yang mayoritas adalah pemain bintang. Membuat mereka menjadi salah satu klub yang paling aktif di bursa transfer kala itu.

Langkah awal dimulai dengan mengembalikan si Anak Emas yang sempat hijrah ke PBR, Bambang Pamungkas. Mendatangkan dua pemain bintang Greg Nwokolo dan Muhammad Ilham. Serta wonderkid kala itu, Alfin Tuasalamony.

Untuk pemain asing. Persija Jakarta saat itu bahkan mendatangkan pemain berlabes Timnas aktif, Martin Vunk asal Estonia. Dan pemain berlabel Top Skor di Eropa, Yevgeni Kabayev.

Itu belum termauk deretan pemain bintang yang bisa mereka pertahankan. Selayknya sang legenda hidup Ismed Sofyan, playmaker Timnas Stefano Lilipaly dan penjaga gawang Arditany Ardhiyasa.

Sayangnya, seperti yang diketahui bersama. Apa yang sudah dilakukan manajemen Persija Jakarta di Liga Indonesia 2015 itu akhirnya berakhir sia-sia.

Disaat dengan skuat bintangnya, harapan besar melambung dari The Jakmania untuk Persija Jakarta, kompetisi Liga Indonesia 2015 saat itu harus dihentikan di pekan ketiga.

Dan seakan mengulang kejadia tersebut. Setelah gagal tital di Liga 1 2014. Manajemen Persija Jakarta langsung belanja gila-gilaan menyambut Liga 1 2020. Bahkan jauh lebih gila dibanding apa yang mereka lakukan di Liga Indonesia 2015 kala itu.

Tetapi setali tiga uang, kenyataan pahit harus terjadi ketika kompetisi memasuki pekan ke-3. Liga 1 2020 memang belum sepenuhnya dibatalkan, namun melihat situasi yang terjadi saat ini yang penuh ketidakjelasan, hal-hal terburuk tentu sudah harus siap ditanggung oleh Persija Jakarta, juga klub lainnya di Indonesia.