Liga Indonesia

Mengenang Liga Super Indonesia 2015, Kompetisi Mewah yang Mati Dibunuh FIFA

Kamis, 26 Maret 2020 05:04 WIB
Penulis: Petrus Tomy Wijanarko | Editor: Prio Hari Kristanto
 Copyright:

INDOSPORT. COM - Liga Super Indonesia 2015 jadi kompetisi sepak bola kaya raya yang nasibnya berujung nahas, karena akhirnya mati dibunuh FIFA.

Mari bernostalgia sebentar menuju lima tahun lalu. Kala itu, sepak bola Indonesia mati, bukan karena virus corona seperti sekarang, melainkan akibat adanya kisruh PSSI dan hadirnya sanksi FIFA.

Pentas Liga Super Indonesia 2015 sempat diterpa kendala keterlambatan. Ada proses verifikasi ketat untuk klub-klub peserta yang membuat mulainya kompetisi molor.

Kompetisi awalnya dijadwalkan digelar Februari 2015. Namun keterlambatan terjadi, hingga laga pembuka liga baru dilangsungkan pada 4 April 2015.

Sebelum kompetisi benar-benar dimulai, Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) meminta agar Arema Cronus dan Persebaya ISL tak ikut serta. Kebijakan yang muncul kemudian ternyata tetap memperbolehkan kedua tim tadi berlaga.

Selang beberapa waktu, tepatnya 10 April 2015, setelah kompetisi memainkan dua pertandingan, PSSI memutuskan untuk memberhentikan sementara jalannya Liga Super Indonesia 2015. PSSI terpaksa melakukannya karena harus mendalami teguran yang datang dari BOPI dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Pemberhentian Liga Super Indonesia 2015 sejatinya direncanakan berlangsung sementara, dan bakal dimulai lagi pada 25 April 2015. Namun tanggall 18 April 2015, PSSI resmi dibekukan Kemenpora.

Gayung bersambut, pihak PSSI pada 2 Mei 2015 juga resmi memberhentikan Liga Super Indonesia 2015 secara permanen. 

Roda kompetisi benar-benar mati, bahkan makin parah dengan hadirnya sanksi FIFA pada 30 Mei 2015, yang membuat PSSI tak bisa melangsungkan laga-laga internasional, baik soal Timnas Indonesia, maupun klub perwakilan Tanah Air di pentas Piala AFC.

Padahal kalau mau diingat, Liga Super Indonesia 2015 kala itu memiliki sponsor yang begitu mewah. QNB (Qatar National Bank), perusahaan perbankan yang bermarkas di Qatar, kala itu tak ragu mengucurkan dana besar untuk Liga Super Indonesia 2015, dan mengubah nama kompetisi menjadi QNB League.

Bila masih bingung seberapa kaya QNB, mari kita tengok sedikit profilnya. Pada tahun 2015 lalu, QNB menyebar ke 26 negara di dunia, menjadi salah satu perusahaan perbankan terbesar Timur Tengah dengan aset sekitar US$ 104,4 miliar.

QNB juga sudah sangat akrab dengan pentas sepak bola. Uang melimpah QNB berani menjadi sponsor Liga Qatar, dan mengakuisisi saham mayoritas klub raksasa Liga Prancis, Paris Saint-Germain (PSG).

Mengingat adanya sponsor yang begitu mewah seperti QNB, tentu rasanya sangat disayangkan dahulu Liga Super Indonesia 2015 harus berhenti dan mati. 

Tapi nasi telah menjadi bubur, QNB dan Liga Super Indonesia 2015 hanyalah masa lalu. Jangan sampai kejadian pahit itu terulang, agar kompetisi sepak bola Indonesia yang kini bernama Liga 1 dan sponsornya musim ini, Shopee, bisa lebih maju sekaligus membanggakan Tanah Air.