In-depth

Membayangkan Duet Dutra-Steenvoorden, Timnas Indonesia Akan Produktif?

Jumat, 27 Maret 2020 15:14 WIB
Editor: Rafif Rahedian
© Erwin Otten/Soccrates/Getty Images
Andai saja Matthew Steenvoorden bakal menjalani proses naturalisasi, maka duetnya dengan Otavio Dutra bisa membantu produktivitas Timnas Indonesia. Copyright: © Erwin Otten/Soccrates/Getty Images
Andai saja Matthew Steenvoorden bakal menjalani proses naturalisasi, maka duetnya dengan Otavio Dutra bisa membantu produktivitas Timnas Indonesia.

INDOSPORT.COM - Andai saja Matthew Steenvoorden bakal menjalani proses naturalisasi, maka duetnya dengan Otavio Dutra bisa membantu produktivitas Timnas Indonesia.

Seperti yang diketahui, Steenvoorden baru-baru ini semakin memberikan kode keras untuk bisa bergabung ke Timnas Indonesia. Itu terlihat dalam unggahannya di akun Instagram pribadinya.

Dalam unggahannya itu, Steenvoorden memberikan himbauan kepada masyarakat di tengah pandemi virus corona dengan menggunakan Bahasa Indonesia.

"Stay home and stay safe. Di rumah aja dan jaga diri," tulisnya demi mengantisipasi penyebaran virus corona di seluruh penjuru dunia.

Sebelum menggunakan Bahasa Indonesia, Steenvoorden sendiri juga pernah secara terang-terangan mengungkapkan keinginannya bermain bersama Timnas Indonesia.

"Harapanku di tahun baru, semoga HNK Gorica bisa lolos ke Liga Europa musim depan dan tentunya bisa bermain untuk timnas Indonesia,” ujarnya pada Desember 2019 lalu.

Keinginannya bergabung ke Timnas Indonesia nyatanya sangat tinggi, di mana ia rela mencari pertolongan kepada seluruh netizen agar membantunya untuk menjalani proses naturalisasi.

"Tidak ada kemajuan (proses naturalisasi) saat ini. Mungkin jika kalian tahu seseorang atau sesuatu yang dapat melancarkan hal tersebut, aku bisa menghubungi manajerku.”

“Akan sangat bagus jika kalian menghubungkanku dengan pihak yang paham dengan proses (naturalisasi) itu," ucapnya penuh harap.

Sekedar informasi tambahan, Steenvoorden sendiri mengalir darah Indonesia dari sang kakek. Ia mengakui bahwa kakeknya lahir di Semarang, Jawa Tengah.

“Saya punya darah Indonesia yang berasal dari kakek saya. Ia lahir di Semarang,” ujar Matthew kepada INDOSPORT beberapa waktu lalu.

Harapan tinggi Steenvoorden itu nyatanya bisa memperbaiki sedikit pertahanan Timnas Indonesia, di mana sampai saat ini masih jauh dari kata bagus.

Sekedar mengingatkan kembali, pertahanan Timnas Indonesia merupakan yang terburuk di Grup G kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia.

Terhitung, Yanto Basna dkk. harus kebobolan 16 gol dalam lima pertandingan terakhirnya di kualifikasi Piala Dunia 2022. Mereka pun juga dipastikan tak lolos di ajang ini.

Situasi di atas pun membuktikan bahwa Timnas Indonesia sangat membutuhkan tenaga baru di barisan pertahanan mereka. Salah satu solusinya adalah menaturalisasi Steenvoorden.

Duet Dutra-Steenvoorden Produktif?

© Instagram/@otavio_dutra5_brasil
Otavio Dutra membela Timnas Indonesia saat uji coba melawan League 2 All Star (Australia) Copyright: Instagram/@otavio_dutra5_brasilOtavio Dutra membela Timnas Indonesia saat uji coba melawan League 2 All Star (Australia).

Steenvoorden sendiri merupakan salah satu bek yang memiliki karakter kuat saat menjaga pertahanan tim. Tak hanya tangguh berduel dengan lawan, ia juga cukup produktif.

Saat masih memperkuat klub kasta bawah Liga Belanda, SC Cambuur di musim 2017/18, Steenvoorden mampu menorehkan 5 gol dan 1 assist dalam 33 laga.

Catatan produktivitasnya terus meningkat ketika Steenvoorden menjalani musim berikutnya, di mana ia mampu mengoleksi 6 gol dan 2 assist dari 21 pertandingan.

Namun sejauh ini, Steenvoorden baru mengumpulkan 1 gol dalam 17 laga di Liga Kroasia. Meski begitu, nyatanya ia punya insting mencetak gol untuk membantu produktivitas Timnas Indonesia.

Insting mencetak gol itu nyatanya juga dimiliki oleh Otavio Dutra. Bek naturalisasi asal Brasil itu nyatanya selalu memberikan kontribusi gol untuk timnya di setiap musim Liga 1.

Bahkan, Dutra dinobatkan sebagai bek paling produktif di era Liga 1. Terhitung, mantan pemain bertahan Bhayangkara tersebut mampu mengoleksi 13 gol sepanjang sejarah Liga 1.

Torehan itu menjadikan Dutra sebagai bek yang paling banyak mencetak gol, menyamai penacapaian pemain senior milik Persita Tangerang, Hamka Hamzah.

Tak hanya gemar mencetak gol, Dutra tentunya tidak pernah melupakan tugasnya sebagai seorang pemain bertahan. Ia cukup piawai menghambat serangan-serangan lawan.

Apabila Dutra dan Steenvoorden dimainkan bersama, maka bukan tidak mungkin jika Timnas Indonesia akan produktif terutama saat situasi bola mati.

Dua bek tersebut bisa saja menjadi pemecah kebuntuan ketika Timnas Indonesia masih belum bisa menemukan pemain depan berkualitas dan haus gol.

Lalu apakah duet Dutra-Steenvoorden di barisan belakang Timnas Indonesia bisa terwujud dalam waktu dekat ini? Patut dinantikan.