Bola Internasional

Mengingat Kegagalan Beruntun Sriwijaya di Play-off Liga Champions Asia

Minggu, 29 Maret 2020 17:56 WIB
Editor: Rafif Rahedian
© INDOSPORT
Ilustrasi logo Sriwijaya FC. Copyright: © INDOSPORT
Ilustrasi logo Sriwijaya FC.

INDOSPORT.COMSriwijaya FC sebenarnya mendapatkan kesempatan tambahan sebanyak dua kali untuk bermain di Liga Champions Asia, yakni pada musim 2010 dan 2011.

Sekedar mengingatkan kembali, Sriwijaya sudah merasakan Liga Champions Asia terlebih dahulu di musim 2009 silam. Saat itu mereka lolos otomatis ke fase grup usai menyandang juara Liga Indonesia.

Sayangnya, langkah mereka di Liga Champions Asia 2009 harus berhenti di babak penyisihan grup. Sriwijaya harus tersungkur di dasar klasemen Grup F dengan torehan tiga poin.

Sebagai informasi tambahan, tim berjuluk Laskar Wong Kito tersebut berada dalam satu grup bersama Gamba Osaka (Jepang) , FC Seoul (Korea Selatan) dan Shandong Luneng (China).

Sriwijaya hanya mampu memenangkan satu pertandingan, yakni melawan Shandong Luneng (4-2). Sedangkan lima laga sisanya harus tumbang.

Pada dua musim berikutnya, Sriwijaya sebenarnya mendapatkan kesempatan untuk kembali beraksi di ajang Liga Champions Asia. Namun mereka harus melewati play-off terlebih dahulu.

Akan tetapi langkah mereka selalu kandas di babak play-off tersebut. Kegagalan pertamanya didapatkan usai kalah 0-3 dari sesama wakil Asia Tenggara, Singapore Armed Forces.

Tiga gol yang didapatkan Singapore Armed Forces itu dihasilkan melalui aksi Taisuke Akiyoshi, serta penalti dari Eduardo Federico Martinez dan Indra Sahdan.

Kekalahan itu membuat Sriwijaya gagal menemani Persipura Jayapura, yang berjuang sendirian membawa nama Indonesia di ajang Liga Champions Asia 2010 silam.

Pada musim berikutnya, Sriwijaya kembali harus berjuang di babak paly-off Liga Champions Asia. Kesempatan itu pun harus sirna setelah mereka tumbang di putaran final atau akhir.

Sriwijaya sebenarnya sudah mampu melewati putaran pertama play-off Liga Champions Asia 2011 dengan kemenangan saat bertemu dengan Muangthong United.

Saat itu mereka menyingkirkan wakil Thailand tersebut melalui drama adu penalti (skor 7-6). Sriwijaya dan Muangthong United sendiri hanya mampu bermain imbang 2-2 di laga itu.

Dua gol yang didapatkan pada putaran pertama itu dihasilkan melalui kreasi Keith Kayamba Gumbs (49’) dan Thierry Gathuessi (112’).

Beruntung, dalam drama adu penalti Sriwijaya mampu mengungguli Muangthong United. Hanya dua pemain Sriwijaya yang gagal melakukan eksekusi penalti, yakni Diano dan Gathuessi.

Euforia Sriwijaya pun nyatanya hanya sampai putaran pertama play-off Liga Champions Asia 2011. Karena di putaran terakhir mereka menelan kekalahan telak dari Al-Ain.

Bermain di Stadion Jakabaring, Sriwijaya tak mampu berkutik. Laskar Wong Kito pun akhirnya tumbang dengan skor 0-4 dari wakil Uni Emirate Arab tersebut.

Sama seperti edisi play-off Liga Champions Asia musim 2010, Sriwijaya harus tersingkir akibat dua buah penalti yang diberikan wasit ke tim lawan.

Pada saat itu, Al-Ain mampu mengemas dua gol dari titik putih melalui eksekusi Elias Ribeiro de Oliveira dan Omar Abdulrahman Ahemd Al Raaki Al Amoodi.

Sedangkan dua gol tambahan Al-Ain kembali disarangkan oleh Elias Eibeiro dan Mohammed Haddaf. Hasil ini membuat Sriwijaya gigit jari untuk kali kedua.

Kini langkah Sriwijaya untu menembus Liga Champions Asia harus terbenam sebentar, mengingat mereka masih bertarung di kasta kedua sepak bola Indonesia.