Liga Indonesia

Buka Suara Soal Pemotongan Gaji, Bek Senior PSM Sebut PSSI Luput 1 Hal Ini

Selasa, 31 Maret 2020 06:15 WIB
Penulis: Adriyan Adirizky Rahmat | Editor: Indra Citra Sena
© Adriyan Adirizky/INDOSPORT
Pemain klub Liga 1 PSM Makassar, Zulkifli Syukur. Copyright: © Adriyan Adirizky/INDOSPORT
Pemain klub Liga 1 PSM Makassar, Zulkifli Syukur.

INDOSPORT.COM - Bek senior PSM Makassar, Zulkifli Syukur, menanggapi kebijakan PSSI terkait pemotongan gaji pemain Liga 1. Aturan tersebut tertuang dalam Surat Keputusan nomor 48/SKEP/III-2020 per 27 Maret 2020.

PSSI telah memutuskan untuk menghentikan Liga 1 dan Liga 2 hingga Juni 2020 karena kondisi Indonesia dalam status force majeure. Setiap klub boleh melakukan perubahan kontrak kerja kepada pemain, pelatih, dan staf selama masa tersebut.

Tak sampai di situ, PSSI menyebut setiap klub hanya boleh membayar maksimal 25 persen dari kesepakatan awal kontrak kerja. Tentu saja, keputusan ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan pesepak bola nasional.

Kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT, Zulkifli menyebut kebijakan federasi sepak bola Indonesia tersebut pasti telah dirumuskan dengan matang. Hanya saja, dia menilai ada satu hal penting yang luput dari pengamatan PSSI.

"Saya pikir mereka (PSSI) sudah punya pertimbangan tersendiri. Tapi dalam hal ini, mereka juga harus melibatkan wakil dari pemain untuk memberikan masukan," ungkap Zulkifli Syukur via aplikasi pesan instan WhatsApp, Senin (30/3/20).

"Biar bagaimana pun, semua pihak yang terkait, dalam hal ini klub, pemain, dan pengelola liga, pasti merasa rugi dikarenakan adanya bencana nasional non alam berupa pandemi virus corona," cetus bek berusia 35 tahun tersebut.

Akibat pandemi virus corona di Indonesia, Liga 1 2020 harus dihentikan oleh PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator. Padahal, kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Tanah Air ini baru berjalan tiga pekan.