Bola Internasional

3 Pemain Top yang 'Menghayati' Lirik Lagu Glenn Fredly Kisah Kita Berakhir di Januari

Jumat, 10 April 2020 08:25 WIB
Penulis: Petrus Tomy Wijanarko | Editor: Indra Citra Sena
© Laurence Griffiths/Getty Images
Persis seperti lagu karya mendiang Glenn Fredly, sejumlah pesepak bola top pernah merasakan betul betapa dalamnya lirik
Persis seperti lagu karya mendiang Glenn Fredly, sejumlah pesepak bola top pernah merasakan betul betapa dalamnya lirik "kisah kita berakhir di Januari".

INDOSPORT.COM - Persis seperti lagu karya mendiang Glenn Fredly, sejumlah pesepak bola top pernah merasakan betul betapa dalamnya lirik "kisah kita berakhir di Januari".

Kabar duka menyelimuti jagat musik Indonesia. Salah satu musisi terbaik Tanah Air, Glenn Fredly, berpulang ke rumah Tuhan, Rabu (8/4/20).

Glenn menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Setia Mitra, Fatmawati, Jakarta Selatan. Penyanyi yang terkenal akan lagu-lagu sendu patah hatinya ini, wafat pada usia 44 tahun akibat menderita penyakit meningitis.

Kepergian Glenn meninggalkan duka yang begitu mendalam. Sama seperti lirik-lirik lagunya yang kerap membuat hati banyak orang terenyuh.

Salah satu lagu karya Glenn yang sangat fenomenal dan pasti bakal terus dikenang adalah Januari. Dirilis 2002 silam dalam album Selamat Pagi Dunia, lagu Januari menceritakan pahitnya kisah perpisahan sepasang kekasih.

Puncak syahdu lagu Januari tertuang pada bagian reff dengan lirik, "kisah kita berakhir di Januari". Siapa pun yang mendengarnya dan memiliki pengalaman serupa pasti langsung tersedu setiap kali mendengarkan lirik tersebut.

Lagu Januari karya Glenn, tampak pernah dirasakan betul secara langsung oleh beberapa pemain sepak bola. Kebetulan arena lapangan hijau Eropa selalu menggelar bursa transfer di Januari, otomatis membuat sejumlah nama top harus berpisah dengan klub yang dibelanya karena pindah ke tim lain.

Lalu, siapa saja para pemain sepak bola yang sempat merasakan betapa dalamnya makna lirik "kisah kita berakhir di Januari" tadi? Berikut INDOSPORT coba mengulasnya.

Fernando Torres

© Alex Livesey/Getty Images
Fernando Torres melakukan selebrasi di masa-masa kejayaannya bersama Liverpool Copyright: Alex Livesey/Getty ImagesFernando Torres melakukan selebrasi di masa-masa kejayaannya bersama Liverpool

Karier Fernando Torres begitu gemilang bersama Liverpool. 142 kali tampil berseragam The Reds, Torres total mampu mencetak 81 gol dan 22 assist.

Pada Januari 2011, Torres memutuskan hijrah ke pesaing Liverpool di Liga Inggris, Chelsea. Sejak saat itu, ketajaman El Nino seakan perlahan menurun, dan reputasinya sebagai bomber top mulai memudar.

Lebih pahit lagi, berpisah dari Liverpool di bulan Januari, membuat Torres banyak dicap sebagai pengkhianat. Torres sendiri kini telah pensiun, setelah menyatakan gantung sepatu di akhir musim 2018-2019.

Philippe Coutinho

© Clive Brunskill / Staff / Getty Images
Philippe Coutinho merayakan golnya saat bersama Liverpool Copyright: Clive Brunskill / Staff / Getty ImagesPhilippe Coutinho merayakan golnya saat bersama Liverpool

Begitu mendalamnya lirik lagu Januari, turut dirasakan betul oleh bintang Brasil, Philippe Coutinho. Membela Liverpool sejak 2012, Coutinho begitu menikmati karier gemilang dengan catatan 54 gol dan 45 assist.

Namun pada Januari 2018, Countinho memilih hijrah ke Barcelona, sembari berharap bisa meraih karier yang lebih sukses. Apa daya, ekspetasi Countinho malah menjauh dari kenyataan.

Philippe Coutinho harus terpinggirkan dari skuat Barcelona dan dipinjamkan ke Bayern Munchen. Pahitnya lagi, selepas pergi, sang mantan Liverpool jauh lebih berbahagia karena mampu mengangkat trofi Liga Champions 2018-2019.

Julian Draxler

© getty images
Julian Draxler, gelandang serang PSG. Copyright: getty imagesJulian Draxler, gelandang serang PSG.

Julian Draxler kariernya begitu melejit bersama Schalke. Sejak 2011, atau ketika Draxler masih berusia 18 tahun, dirinya sudah menjadi andalan untuk mengarungi Bundesliga Jerman.

Bahkan Draxler masuk ke dalam skuat timnas Jerman ketika menjuarai Piala Dunia 2014. Draxler juga menjadi kapten saat Jerman mengangkat trofi Piala Konfederasi 2017.

Setelah Schalke, Draxler melanjutkan karier ke Wolfsburg pada 2015. Dua tahun berselang, Januari 2017, dia pindah ke raksasa Prancis, Paris Saint-Germain (PSG), dengan harapan mampu meraih karier lebih sukses.

Sempat menjadi andalan utama PSG dalam tiga musim pertamanya, karier Draxler malah merosot drastis ketika memasuki gelaran 2019-2020.

Julian Draxler jarang mendapatkan menit bermain, bahkan kerap dibekap cedera. Keputusan pindah ke PSG seakan membawanya ke makna lirik lagu Januari Glenn Fredly.