In-depth

Mengintip Perlakuan Klub-klub Sepak Bola Indonesia dan Malaysia Saat Corona

Jumat, 10 April 2020 15:55 WIB
Penulis: Tiyo Bayu Nugroho | Editor: Lanjar Wiratri
© Ilustrasi/INDOSPORT
Tak ada salahnya mengintip perlakuan klub-klub sepak bola Indonesia dan Malaysia saat menghadapi wabah virus corona (COVID-19) yang melanda dunia. Copyright: © Ilustrasi/INDOSPORT
Tak ada salahnya mengintip perlakuan klub-klub sepak bola Indonesia dan Malaysia saat menghadapi wabah virus corona (COVID-19) yang melanda dunia.

INDOSPORT.COM - Tak ada salahnya mengintip perlakuan klub-klub sepak bola Indonesia dan Malaysia saat menghadapi wabah virus corona (COVID-19) yang melanda dunia.

Situasi penyebaran virus corona masih belum bisa dikendalikan. Tak hanya menyerang sektor-sektor formal, juga menggangu roda kompetisi olahraga.

Korban yang juga turut merasakan imbas dari COVID-19 ialah sepak bola. Sebab banyak sekali orang yang menggantungkan kehidupan dari klub sepak bola.

Pasalnya klub sepak bola sudah seperti sebuah perusahaan yang banyak mempekerjakan insan manusia mulai dari pemain, staf pelatih, hingga manajemen di belakang layar.

Berhentinya roda kompetisi membuat kelangsungan hidup sebuah klub sepak bola turut tersendat. Sebab pemasukan finansial klub berasal dari tiket penonton, jual merchandise, hingga sponsor.

Orang-orang ini pun bisa saja makin terlunta-lunta lantaran klub yang mempekerjakan mereka tak ada pemasukan gara-gara wabah virus corona merajalela.

Hampir seluruh kompetisi sepak bola di dunia telah menghentikan kegiatan di musim 2019-20 ini. Hal tersebut dilakukan demi memutus penyebaran virus corona.

Termasuk di Indonesia. Pentas Liga 1 dan Liga 2 musim 2020 turut ditunda sementara waktu oleh PSSI usai menggelar rapat dengan pihak-pihak terkait.

© Amanda Dwi Ayustri/INDOSPORT
Logo klub-klub Liga 1 2020. Copyright: Amanda Dwi Ayustri/INDOSPORTLogo klub-klub Liga 1 2020.

Pihak yang dimaksudkan ialah perwakilan klub, Kemenpora, BOPI, hingga operator kompetisi PT Liga Indonesia Baru (LIB). Hal ini diputuskan demi keselamatan banyak orang.

Liga 1 dan Liga 2 edisi kali ini sudah ditunda sejak Senin (16/03/20) lalu hingga 29 Mei 2020 mendatang. Sepak bola pun perlahan mengalami mati suri.

Bahkan PSSI berencana ingin menghentikan kompetisi musim ini jika sampai tanggal tersebut virus corona tak mereda. Jika dilanjutkan, bisa saja tak cukup waktu.

"Hal-hal terkait teknis, termasuk penjadwalan, sistem, dan format kompetisi, kewajiban klub pada pihak ketiga, promosi dan degradasi akan saya atur kemudian pada surat keputusan terpisah," ujar Ketum PSSI Mochamad Iriawan, Sabtu (28/03/20).

Beberapa klub Liga 1 2020 seperti Barito Putera melakukan monitoring medis antisipasi COVID-19 terhadap para pemain, staf pelatih, hingga manajemen.

Persib Bandung, PSS Sleman, hingga PSIS Semarang juga melakukan hal serupa kepada seluruh orang yang dinaungi klub tersebut.

Bahkan striker Persib Wander Luiz yang menjadi pemain asing pertama di Indonesia positif idap virus corona pun mendapatkan penanganan sesuai standar dari tim medis.

Hingga akhirnya PSSI mengeluarkan surat bernomor 48/SKEP/III/2020 yang menyatakan kalau klub wajib membayar maksimal 25 persen dari nilai kontrak per Maret-Juni 2020.

© pssi.org
Logo PSSI. Copyright: pssi.orgLogo Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).

Artinya PSSI mengizinkan klub Liga 1 dan Liga 2 untuk memangkas gaji seluruh karyawan hingga 75 persen. Jumlah tersebut bisa mencekik pemain dan ofisial tim.

Beberapa klub seperti Persija, PSS, sampai Persita pun mengikuti arahan tersebut. Hal ini membuat para pemain menjadi terjepit karena tak memiliki opsi.

Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) pun turut memberikan respons mengenai hal ini karena dianggap memberatkan pemain dan tak mengajak diskusi antarpihak.

Meski sebagian ada yang rela dipangkas, tetapi ada pula masih mempertanyakan pemotongan dari nominal yang cukup tinggi akan keputusan PSSI.

Para pemain juga turut dirumahkan karena kompetisi tak bergulir. Beberapa legiun asing juga diizinkan untuk pulang ke kampung halaman masing-masing.

Melihat problematika barusan, ternyata ada perlakuan yang bisa dilihat sendiri dengan dunia sepak bola di Negeri Jiran alias Malaysia.

Kompetisi di Negeri Jiran, macam Liga Super Malaysia serta Liga Primer Malaysia musim ini juga turut dihentikan sementara oleh Federasi Sepak Bola Malsysia (FAM).

Usai pentas tersebut dihentikan sederet klub Liga Super Malaysia ataupun Liga Primer Malaysia mulai mengalami dampak buruk imbas virus corona.

Stadion Larkin, Markas Tim Johor Darul Ta

Salah satu klub peserta Liga Malaysia

Pasalnya ada klub yang mulai mengalami krisis keuangan lantaran tak dapat pemasukan selama mengalami pandemi COVID-19 yang melanda Malaysia.

Kelantan FA, Melaka United, hingga Kedah FA menjadi wakil Malaysia yang mengalami masalah keuangan akibat kompetisi terhenti dampak virus corona.

Pun beredar rumor kalau pemain akan mengalami pengurangan gaji sebesar 10 hingga 20 persen. Bahkan FAM dan operator kompetisi MFL meminta pemain dan klub melakukan pembicaraan.

"Memang semua pihak terkait memiliki kepentingan masing-masing untuk dijaga. Namun dalam situasi begini semua pihak perlu berkorban untuk mencapai kesepakatan yang adil," ujar Petinggi FAM, Stuart Ramalingam dikutip Berita Harian, Jumat (26/03/20).

Banyak pemain meminta agar tak ada pengurangan gaji dari klub. Meski masih menimbulkan pertentangan dari beragam pihak tetapi pemangkasan gaji tetap dilakukan secara mandiri.

Sehingga masing-masing klub yang memiliki wewenang akan pengurangan gaji para pemain, staf pelatih, hingga ofisial yang bergantung hidupnya di tim.

Terkait pemain asing yang ingin pulang kampung, MFL mengeluarkan beberapa sikap kepada klub yang tengah berhenti berkompeiti akibat virus corona.

Dalam poin nomor dua menjelaskan kalau pemain asing tidak dibenarkan untuk meninggalkan Malaysia sesuai aturan yang dikeluarkan pemerintah setempat.

© Twitter/@OfficialPahang
Pahang FA usai menang atas Terengganu FC di pekan kedua Liga Super Malaysia 2019 Copyright: Twitter/@OfficialPahangPahang FA usai menang atas Terengganu FC di pekan kedua Liga Super Malaysia 2019

Bahkan kepala pelatih Selangor FA B. Satianathan meminta kepada anak asuhnya untuk tetap berlatih sendiri-sendiri meski kompetisi tengah libur.

"Kalau berat badan naik dalam situasi ini (pandemi COVID-19), maka mereka bisa dipotong gajinya oleh klub karena tak mematuhi aturan," kata B. Satianathan dikutip Harian Metro belum lama ini.

Sehingga dapat dilihat bagaimana beda perlakuan antara Indonesia dan Malaysia dalam mengurus dunia sepak bola dalam pandemi virus corona ini.