Bola Internasional

Gaji Bakal Dipotong, Para Pemain Klub Malaysia Disarankan Terjun ke Dunia Bisnis

Sabtu, 11 April 2020 18:55 WIB
Penulis: Deodatus Kresna Murti Bayu Aji | Editor: Nugrahenny Putri Untari
© Rojak Daily
Legenda sepak bola Negeri Jiran, Datuk Jamal Nasir, menyarankan para pemain Liga Malaysia beralih untuk berbisnis demi bisa menghidupi keluarga di tengah pandemi corona. Copyright: © Rojak Daily
Legenda sepak bola Negeri Jiran, Datuk Jamal Nasir, menyarankan para pemain Liga Malaysia beralih untuk berbisnis demi bisa menghidupi keluarga di tengah pandemi corona.

INDOSPORT.COM - Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) berencana mengikuti langkah PSSI yakni memperbolehkan klub memotong gaji para pemain. Legenda sepak bola Negeri Jiran, Datuk Jamal Nasir, pun angkat bicara.

Ditundanya kompetisi Liga Super Malaysia 2020 karena virus corona membuat seluruh klub mengeluh karena mengalami krisis keuangan. 

Para pemain klub Malaysia pun bakal menjadi korban karena pendapatan untuk menghidupi keluarga bakal berkurang. 

Dilansir dari Semuanyabola, legenda sepak bola Malaysia, Datuk Jamal Nasir, memberikan saran supaya seluruh pemain beralih ke dunia bisnis.

"Saya percaya pemain dengan keterampilan bisnis dapat melakukan bisnis kecil. Ini dapat membantu mereka membayar tagihan listrik dan menutupi pengeluaran keluarga," kata Datuk Jamal Nasir.

"Lupakan status sebagai pemain sepak bola dahulu, pikirkan cara untuk membela nasib keluarga dalam situasi ini," ucapnya menambahkan.

Namun sepertinya langkah tersebut tidak bisa dilakukan oleh pemain yang tak memiliki jiwa bisnis. Berharap memperoleh keuntungan, pemain nantinya malah down karena bisnisnya tidak berjalan dengan baik, apalagi di tengah wabah corona saat ini.

Sementara itu di Indonesia, PSSI sudah memutuskan untuk mengizinkan klub Liga 1 dan Liga 2 2020 memberikan gaji sebesar 25 persen ke pemain.

Tetapi sikap PSSI mendapatkan penolakan dari Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) karena dianggap membuat keputusan sepihak.

Bahkan FIFAPro yang mengetahui tindakan PSSI sempat kaget karena pihak federasi seharusnya tidak boleh ikut campur dalam masalah kontrak pemain dengan klub.