Liga Italia

Legenda Juventus Bersyukur Kena Kanker dan Bukan Virus Corona

Senin, 13 April 2020 10:11 WIB
Penulis: Yosef Bayu Anangga | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
© Simon Dawson
Meski sempat terkena kanker, Gianluca Vialli mengaku masih lebih beruntung daripada korban corona. Copyright: © Simon Dawson
Meski sempat terkena kanker, Gianluca Vialli mengaku masih lebih beruntung daripada korban corona.

INDOSPORT.COM – Meski sama-sama penyakit mematikan, penyerang legendaris Juventus, Gianluca Vialli, mengaku bersyukur dirinya terkena kanker alih-alih Covid-19 yang ditimbulkan virus corona.

Gianluca Vialli, yang juga sempat bermain untuk Chelsea, diketahui sempat mengidap pankreas. Namun, dilansir Goal International, pria Italia itu mengaku kini telah pulih sepenuhnya setelah menjalani kemoterapi selama 17 bulan terakhir ini.

Vialli sebenarnya pernah mengumumkan pada tahun 2018 lalu bahwa ia telah berhasil mengalahkan kanker. Namun setahun kemudian pria yang kini berusia 55 tahun itu mengaku penyakitnya tersebut telah kembali.

Kini setelah menjalani dua siklus pengobatan kemoterapi untuk menghadapi penyakitnya yang muncul kembali itu, Vialli dinyatakan sembuh setelah dua hasil tes menunjukkan dirinya bersih dari penyakit tersebut.

“Saya baik-baik saja. Bulan Desember lalu saya menyelesaikan periode kemoterapi yang berlangsung 17 bulan. Satu periode berjalan 8 bulan, yang satu lagi 9 bulan. Itu momen yang berat, bahkan bagi pria sekuat saya, baik secara fisik maupun mental.”

Namun meski kanker dikenal sebagai penyakit mematikan dan sulit disembuhkan, Vialli tetap bersyukur karena penyakit yang ia alami bukanlah Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona. Ia mengaku penderitaan yang diderita para pasien Covid-19 jauh lebih berat daripada yang ia rasakan.

 “Mendapatkan kembali kesehatan saya berarti saya bisa melihat diri saya sendiri lagi di cermin, melihat rambut saya tumbuh lagi, tidak perlu menggambar alis menggunakan pensil. Jika dibandingkan, saya merasa jauh lebih beruntung dibandingkan orang banyak.”

“Saya memikirkan mereka yang dibawa ke rumah sakit dan terpaksa meninggal dalam kesendirian, keluarga dan kerabat mereka tidak bisa menemani karena berisiko tertular, pemakaman mereka tidak bisa dilakukan dengan mengundang orang banyak. Itu mengerikan.”

Lebih lanjut, ia pun mengungkapkan cara efektif untuk melewati momen-momen berat akibat penyakit tersebut. “Anda harus melawan ketakutan Anda untuk mati dengan memikirkan hasrat Anda, hal-hal yang Anda cintai, dan betapa Anda ingin semua hal itu bisa kembali kepada diri Anda.”

Italia sendiri hingga masih menjadi negara dengan korban tewas akibat covid-19 terbanyak nomor dua di dunia, dengan 19,899 korban jiwa. Meski demikian, beberapa waktu terakhir ini jumlah kematian per hari sudah mulai menurun.