In-depth

Mengenal Antonio Gonzaga Netto, Pelatih Asing Pertama di Persipura

Rabu, 15 April 2020 17:39 WIB
Penulis: Sudjarwo | Editor: Ivan Reinhard Manurung
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Meskipun hanya memiliki waktu singkat, Antonio Gonzaga Netto akan tetap dikenal sebagai pelatih asing pertama di Persipura Jayapura.

Liga Indonesia musim 2006 menjadi salah satu musim dengan start terburuk bagi klub sekelas Persipura Jayapura. Pasalnya, mereka mengawali musim tersebut dengan hasil tanpa kemenangan dalam empat laga perdananya.

Berawal dari manajemen Persipura yang memutuskan untuk mendaratkan Antonio Gonzaga Netto sebagai suksesor Rahmad Darmawan jelang bergulirnya kompetisi Liga Indonesia 2006.

Kala itu, Netto didapuk sebagai pengganti Rahmad Darmawan yang memilih hengkang ke klub Ibu Kota, Persija Jakarta.

Beban berat pun harus dipikul pelatih asal Brasil tersebut, mengingat di musim sebelumnya (Liga Indonesia 2005) Rahmad Darmawan baru saja mencetak sejarah dengan mempersembahkan gelar juara pertama kalinya bagi Persipura Jayapura.

Netto sendiri bukan orang baru dalam persepakbolaan Asia Tenggara, karena sebelumnya telah berkarier di kompetisi sepak bola negara tetangga, Malaysia.

Hanya saja, kultur sepak bola Indonesia khususnya Papua, membuat Netto kesulitan beradaptasi. Karakter sambanya tak berjalan optimal bagi skuat Persipura yang kala itu baru pertama kali merasakan racikan pelatih asing.

Alih-alih menjadi suksesor Rahmad Darmawan, Netto justru terdepak lebih cepat dari kursi pelatih Persipura. Ia gagal mengangkat performa Eduard Ivakdalam cs dalam empat laga perdana.

Kala itu, ia tak mampu mendapatkan satu kemenangan pun dalam empat laga tersebut, dengan hasil imbang tanpa gol di laga pembuka yang digelar di Stadion Mandala lawan Persela Lamongan (14 Januari 2006), lalu kalah tiga gol tanpa balas di kandang sendiri menjamu Persik Kediri (18 Januari 2006), imbang 1-1 di markas PSM Makassar (22 Januari 2006) dan kalah 3-0 di markas Persiter Ternate (25 Januari 2006).

Rentetan hasil buruk itu membuat manajemen Persipura memutuskan memecat Netto dan menunjuk asistennya kala itu, Yusack Sutanto untuk meneruskan tongkat kepelatihan.

Sayang, keputusan manajemen kala itu terlalu cepat, Persipura pun kian terjerumus ke papan tengah klasemen Wilayah Timur dan hanya bisa finis di peringkat ke-8 dengan mengoleksi 35 poin dari hasil 9 kemenangan, 8 kali seri dan 9 kali kalah.

Netto Digelari Paduka Mahkota Perak

Sebelum memulai kiprahnya di persepakbolaan Indonesia, Netto lebih dulu berkarier di kompetisi sepak bola Malaysia sejak 2002 silam dengan menukangi Perak FA.

Netto memutuskan mencari tantangan baru usai banyak mencicipi garam di kompetisi sepak bola timur tengah (Kuwait, Qatar, Oman dan Arab Saudi).

Saat pertama kali tiba, Perak FA kala itu telah berada dalam penantian panjang dan haus akan gelar juara selama 13 tahun. Menariknya, dalam debutnya itu Netto langsung berhasil mempersembahkan gelar juara Liga Malaysia untuk pertama kalinya bagi Perak FA.

Sejak kehadiran Netto, Perak FA kian berada di masa kejayaannya. Semusim berikutnya, di Liga Malaysia 2003, klub berjuluk Seladangs itu kembali mempertahankan gelar juaranya.

Dua trofi juara Liga Malaysia yang diraih secara beruntun itu menjadi pencapaian terbaik klub Perak FA sepanjang sejarah klub sejak pertama kali berdiri pada 1921 silam.

Semusim berikutnya, Netto gagal membawa Perak FA ke puncak teratas Liga Malaysia. Namun tak berarti hampa gelar, lagi-lagi ia berhasil mempersembahkan trofi juara bagi timnya saat memenangi turnamen Piala FA Malaysia.

Di akhir baktinya bersama Perak FA di tahun 2005, Netto masih sempat memberikan trofi tambahan bagi publik Seladangs ketika timnya menjuarai Charity Shield.

Trofi tersebut menjadi trofi penutupnya bersama Perak FA sebelum melanjutkan petualangannya ke ujung Indonesia menukangi Persipura Jayapura.

Namun, sebelum hijrah, ia mendapatkan sebuah penghargaan dari Sultan Perak, Raja Azian Shah kala itu dengan gelar Paduka Mahkota Perak sebagai penghormatan atas kesuksesannya bersama Perak FA.

Kini, tak ada lagi terdengar kabar tentang sepak terjang pelatih paruh baya itu. Nyaris tak ada jejak digital yang menuliskan perjalanan Netto pasca kariernya berakhir di Persipura Jayapura.