In-depth

Skuat Impian Newcastle United Usai Resmi Jadi Milik Pangeran Salman

Kamis, 16 April 2020 16:32 WIB
Penulis: Bayu Wira Handyan | Editor: Isman Fadil
© Grafis: Yanto/INDOSPORT
Newcastle United dan Pangeran Salman. Copyright: © Grafis: Yanto/INDOSPORT
Newcastle United dan Pangeran Salman.

INDOSPORT.COM - Bagaimana jadinya jika sebuah tim yang sempat tenar di era 90-an lalu mulai meredup di sekitar tahun 2006 dan saat ini hanya sekadar menjadi klub penggembira di Liga Inggris akan segera mendapatkan suntikan dana tak terbatas dari salah satu putra mahkota Kerajaan Arab Saudi?

Jawaban dari pertanyaan tersebut akan segera terjawab ketika Pangeran Muhammad bin Salman telah meresmikan pembelian Newcastle dari tangan pengusaha lokal, Mike Ashley, senilai 300 juta poundsterling (5,9 triliun rupiah).

Newcastle adalah salah satu klub ikonik di Liga Inggris. Sempat menjadi salah satu klub paling atraktif di era Alan Shearer dan hampir memenangi Liga Inggris, klub asal Tyneside tersebut harus merasakan rasanya terdegradasi sebanyak dua kali hanya dalam kurun waktu 7 tahun.

Bukan catatan yang bagus tentu saja, mengingat Toon Army dianggap sebagai salah satu klub tradisional di Liga Inggris meskipun terakhir kali mereka merasakan gelar juara Liga Inggris hampir 1 abad yang lalu. Tepatnya pada musim 1926/27.

Namun, saat ini angin segar menghampiri kubu The Magpies. Tak disangka, kegagalan Pangeran Salman mengakuisisi Manchester United dari keluarga Glazer berbuah anugerah bagi mereka. Mereka santer diberitakan akan segera dimiliki oleh putra mahkota pewaris kekuasaan Kerajaan Arab Saudi tersebut.

Hal tersebut tentu saja berarti sokongan dana tak terbatas akan mengalir ke St James Park. Hal tersebut bisa saja membuat mereka akan menjadi Manchester City jilid dua dan muncul kembali sebagai klub yang diperhitungkan di Liga Inggris.

Lalu, bagaimana jadinya jika manajemen klub yang tadinya terkenal pelit berubah menjadi dermawan dan tak segan-segan mengeluarkan cek kosong demi kemajuan dan prestasi klub?

Mari berandai-andai bagaimana skuat impian yang akan mewarnai starting line up Newcastle United di musim depan jika kesepakatan antara Pangeran Salman dan Mike Ashley bisa segera terjalin.

Mari kita mulai dari pilihan pelatih. Masa depan Steve Bruce di Newcastle pasti akan berakhir seketika kesepakatan antara Pangeran Salman dan Mike Ashley terjalin.

Pasalnya, tidak akan ada pemilik klub yang rela menggelontorkan triliunan rupiah hanya untuk melihat klubnya bermain bertahan dan membosankan. Pasti Pangeran Salman ingin sosok pelatih papan atas yang terkenal akan skema permainan atraktif yang tentu saja menghibur.

Pilihan yang santer diberitakan oleh banyak media adalah Massimiliano Allegri. Tetapi hal tersebut tampaknya hal yang kurang realisitis, mengingat eks allenatore Juventus tersebut pernah menyatakan jika hanya ingin menangani klub besar.

Dan jika kata klub besar identik dengan raihan trofi, maka Newcastle United jelas bukan merupakan klub yang menjadi tujuan Allegri selanjutnya.

Lalu, siapa pelatih yang pantas menangani Newcastle United di era awal kekuasaan Pangeran Salman? Jika saja Sir Bobby Robson masih hidup, maka tak ada pilihan lain kecuali kembali menunjuknya sebagai pelatih. Pasalnya, di tangannya, The Magpies bisa stabil mendominasi papan atas Liga Inggris.

Maka dari itu, pilihan pelatih paling tepat selain Robson yang mesti duduk sebagai nahkoda Newcastle adalah Kevin Keegan. Alasannya adalah King Kev pernah sukses membawa Newcastle meraih runner up Liga Inggris 2 musim berturut-turut (1995/96 dan 1996/97).

Apalagi filosofi permainan menyerangnya sempat membuat skuat Newcastle era tersebut meraih julukan sebagai The Entertainer oleh Sky Sports. Di era Keegan pula The Magpies hampir meraih trofi Liga Inggris pertama mereka sejak musim 1926/27.

Untuk pemain, meskipun Newcastle mendapatkan cek kosong dari Pangeran Salman, hal tersebut tak serta merta membuat mereka bisa membeli Kylian Mbappe atau Timo Werner. Karena tentu saja hal itu sangat tidak realistis.

Mari mengingat bagaimana City membangun timnya secara perlahan, tidak lantas langsung membongkar keseluruhan tim dengan pemain berlabel bintang.

Maka dari itu, dalam daftar pemain impian ini, para calon pemain baru Newcastle di era Pangeran Salman tidak mesti pemain bintang yang sudah tenar. Selain itu aturan FFP juga membuat klub tidak bisa asal menggelontorkan dana ratusan triliun untuk membangun sebuah tim dalam satu musim.

Skuat ini akan memakai formasi 4-4-2. Formasi klasik yang dipakai oleh Keegan selama era kejayaannya di St James Park dulu.

Kiper

Martin Dubravka kemungkinan besar masih akan dipercaya sebagai andalan di bawah mistar. Pasalnya sepanjang musim 2019/20 ini, Dubravka sukses tercatat sebagai salah satu kiper terbaik di Liga Inggris.

Bek Kiri

Dany Rose adalah pilihan yang sudah tepat. Punggawa timnas Inggris ini telah bergabung bersama Newcastle di bursa transfer musim dingin kemarin.

Bek Tengah

Ini adalah salah satu posisi yang kemungkinan bakal berisi oleh muka baru. Mengingat sepanjang musim 2019/20 ini performa para bek Newcastle bisa dikatakan sangat tidak stabil. Di posisi ini, kemungkinan The Magpies bakal tertarik mendatangkan Lewis Holgate untuk menemani Fabian Schar/Jamal Lascelles.

Holgate berhasil tampil menawan sejak Duncan Ferguson menjadi pelatih interim di Everton dan tren positif itu terus berlanjut di bawah kepelatihan Carlo Ancelotti.

Selain Holgate yang masih hijau dan minim pengalaman, The Magpies juga bisa mendatangkan Diego Godin yang terseingkirkan di Inter Milan. Kedatangan Godin bisa membuat lini belakang Newcastle menjadi salah satu yang disegani di Liga Inggris.  

Bek Kanan

Ada setidaknya 3 kandidat untuk posisi ini, yaitu Thomas Meunier, Joao Cancelo, dan Nathaniel Clyne. Sementara Meunier dan Cancelo termasuk target yang lumayan susah didapatkan, Clyne kebalikannya.

Masih berada di usia emas, Clyne tampaknya tak akan betah terus menerus duduk sebagai pelapis Trent Alexander Arnold yang tampil luar biasa di sektor kanan Liverpool.

Gelandang Kiri

Allan Saint-Maximin tampaknya masih akan menjadi andalan di sektor ini. Tak perlu banyak penjelasan lagi, eks winger OGC Nice ini merupakan salah satu kunci permainan Newcastle di musim ini.

Gelandang Tengah

Duet Sean Longstaff dan Jonjo Shelvey/Miguel Almiron di lini tengah tampaknya masih menjadi opsi paling masuk akal bagi Newcastle. Tiga pemain tersebut adalah pemain terbaik Newcastle yang di posisi gelandang tengah.

Tetapi, tampaknya The Magpies bisa kembali tertarik mendatangkan Johan McGinn dan Morgan Sanson sebagi opsi alternatif lain di sektor ini. Selain dua pemain itu, Newcastle bisa juga secara mengejutkan mendatangkan Franck Kessie dari AC Milan. 

Gelandang Kanan

Termasuk salah satu sektor yang menjadi kelemahan Newcastle. Kemungkinan besar mereka akan kembali mengejar Rony Lopes setelah pada kesempatan sebelumnya mereka gagal mendapatkan tanda tangan pemain Sevilla tersebut.

Penyerang

Penampilan lembek Joelinton sepanjang musim 2019/20 ini sudah pasti membuat penyerang asal Brasil tersebut tersingkir dari lini depan Newcastle. Dan The Magpies sudah pasti akan mendatangkan penyerang baru mengingat mereka tidak memiliki stok penyerang mumpuni untuk bisa diandalkan.

Ada 3 kandidat yang cocok dengan kebutuhan Newcastle. Ketiga pemain yang bisa didatangkan tersebut adalah Moussa Dembele, Karl Toko Ekambi, dan Gabriel Barbossa. Dan salah dua dari tiga pemain itu tak gagap ketika saling diduetkan dalam skema permainan 4-4-2.

Selain ketiga pemain itu, Newcastle bisa juga kembali mengejar target transfer mereka yang gagal mereka dapatkan. Salah satu dari Nikola Kalinic, Olivier Giroud, Jean Philippe Mateta, dan Habib Diallo bisa mereka dapatkan untuk membuat lini depan mereka lebih dalam dan menakutkan.

Kedatangan predator-predator mematikan tersebut juga kemungkinan besar akan kembali membuat lini depan The Magpies disegani di Liga Inggris. Sebuah awal yang bagus untuk bisa kembali menjadi The Entertainer jilid dua.

Daftar tersebut adalah deretan pemain impian yang bisa menghiasi daftar starting line up Newcastle di musim depan. Kira-kira dengan materi pemain seperti itu, apakah The Magpies bisa kembali merangsek ke papan atas atau tetap berada di bawah bayang-bayang degradasi seperti saat ini?