Liga Indonesia

Teco Bocorkan Alasan Mengapa Formasi 3-5-2 Tak Diminati di Indonesia

Sabtu, 18 April 2020 00:33 WIB
Penulis: Nofik Lukman Hakim | Editor: Yohanes Ishak
© Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT
Pelatih klub Liga 1, Bali United, Stefano Cugurra Teco. Copyright: © Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT
Pelatih klub Liga 1, Bali United, Stefano Cugurra Teco.

INDOSPORT.COM - Strategi dalam sepak bola bergerak dinamis, formasi 3-5-2 yang dulu begitu diidolai, sekarang seakan sudah dilupakan. Ketiadaan pemain bertipe libero menjadi penyebab formasi empat pemain belakang lebih disukai.

Formasi 3-5-2 begitu diandalkan tim-tim di Liga Indonesia. Hingga awal 2000-an, formasi ini hampir digunakan semua klub, baik kasta tertinggi maupun dua kasta dibawahnya.

Namun semenjak era Indonesia Super League (ISL) 2008, formasi ini mulai ditinggalkan. Para pelatih yang menukangi klub Indonesia, baik lokal maupun asing mulai berganti jadi 4-4-2, 4-2-3-1 hingga 4-1-4-1.

Pelatih Bali United, Stefano Cugurra Teco, menjadi salah satu pelaku sekaligus mengamati perubahan taktik ini. Baginya, ada masalah teknis yang membuat formasi 3-5-2 mulai ditinggalkan.

"Mayoritas tim Indonesia dari pertama saya datang tahun 2003 sampai 2007 pakai sistem 3-5-2. Sekarang, sudah tidak ada yang pakai buat tiga di belakang. Formasi ini bisa dipakai jika ada libero yang bagus," ucap Teco, Jumat (17/4/20).

Teco menyebut dua sosok yang sangat cocok dengan pola 3-5-2. Di luar negeri, ada sosok bek asal Italia, Franco Baresi. Sementara di Indonesia ada Bejo Sugiantoro yang jadi libero andalan Persebaya Surabaya saat juara Liga Indonesia 2004.

"Sekarang saya pikir tidak ada banyak pemain yang bisa main seperti libero," tutur Teco.

Di Bali United, Stefano Cugurra Teco kerap mengandalkan pola 4-2-3-1. Teco juga menginginkan pemain lebih dinamis, tak terpatok satu posisi. Ketika terjadi transisi, semua pemain wajib terlibat.