Liga Indonesia

Kabar Duka, Dokter PSMS Medan Saat Juara Perserikatan Tutup Usia

Jumat, 24 April 2020 10:05 WIB
Penulis: Aldi Aulia Anwar | Editor: Indra Citra Sena
© Dok. Pribadi
Mantan dokter tim PSMS Medan saat juara Perserikatan 1983 dan 1985. Copyright: © Dok. Pribadi
Mantan dokter tim PSMS Medan saat juara Perserikatan 1983 dan 1985.

INDOSPORT.COM - Kabar duka cita kembali datang dari dunia olahraga Sumatra Utara (Sumut), terutama bagi keluarga besar klub legendaris, PSMS Medan.

Dokter PSMS saat menjuarai kompetisi Perserikatan 1983 dan 1985, Marah Ganti Siregar, meninggal dunia di Medan, Rabu (22/4/20), dini hari.

Almarhum yang berpulang di usia 87 tahun ini merupakan ayah dari Exco Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Sumut dan Wakil Rektor 2 Universitas Sumatra Utara (USU), Prof. M Fidel Ganis.

Almarhum sempat disemayamkan di rumah duka yang berada di komplek USU, untuk selanjutnya dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Jalan Sei Batu Gingging, Medan. Lokasi itu juga terdapat pusara beberapa legenda PSMS Medan.

Sejumlah tokoh olahraga Sumut terlihat hadir di rumah duka, seperti mantan Ketua Umum PSSI yang kini berstatus Anggota DPR RI, Djohar Arifin Husin, Ketua Umum KONI Sumut, John Ismadi Lubis, Sekretaris Umum Asprov PSSI Sumut, Fityan Hamdi, Sekertaris klub PSMS, Julius Raja, dll.

"Almarhum adalah sosok yang konsisten dalam membina olahraga, terutama di bagian kesehatan olahraga. Keahlian beliau sangat diperlukan untuk penilaian atlet khususnya dalam event," kata Ketum KONI Sumut, John Lubis.

Saat masih menjadi dokter tim, Marah Ganti sering bernazar demi kemajuan PSMS. Salah satunya pada 1983 saat Ayam Kinantan menaklukkan timnas Irak 1-0 di ajang Marah Halim Cup, ia pernah tidur di tengah lapangan Stadion Kebun Bunga Medan semalaman hingga menjelang subuh.

Selain menjadi bagian PSMS Medan, Marah Ganti juga sempat masuk tim kesehatan KONI Sumut (1973-1985), Ketua tim kesehatan kontingen PON Sumut edisi 1973, 1977, 1981, dan 1997, dsb.

Mantan Ketua PP KORI (Persatuan Pembina Kesehatan Olah Raga Indonesia) Sumatra Utara ini meninggalkan seorang istri, dua anak, dan empat cucu.