Liga Indonesia

Mengenal Sukiman, Legenda yang Bawa PSMS Juara Tiga Kali Beruntun

Minggu, 19 April 2020 21:25 WIB
Penulis: Aldi Aulia Anwar | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Dok. Indra Efendi Rangkuti
Sukiman (jongkok kedua sebelah kanan) saat bersama skuat PSMS Medan tahun 1967 silam. Copyright: © Dok. Indra Efendi Rangkuti
Sukiman (jongkok kedua sebelah kanan) saat bersama skuat PSMS Medan tahun 1967 silam.

INDOSPORT.COM - PSMS Medan merupakan tim Perserikatan yang telah berdiri tahun 1950 dan tanggal 21 April 2020 mendatang klub tersebut genap berusia 70 tahun.

Namun tahukah Anda bahwa sejak berdiri, PSMS pertama kali menjadi juara di era Perserikatan pada 1967 dan seterusnya menjadi juara kompetisi PSSI secara tiga kali beruntun di edisi 1969 dan 1971, di mana saat itu kompetisi PSSI digelar dua tahun sekali.

Salah satu sosok legenda yang dikenang menjadi saksi sejarah kejayaan PSMS juara tiga kali berturut-turut itu tak lain adalah Tumsila, yang saat ini menjabat penasehat teknis dalam manajemen PSMS.

Namun ada sosok lain yang tak boleh lupa dikenang adalah sosok legenda PSMS bernama Sukiman, yang juga salah satu sosok atas keberhasilan PSMS merengkuh gelar juara tiga kali berturut-turut tersebut.

Pengamat dan pemerhati PSMS, Indra Efendi Rangkuti, mengatakan bahwa Sukiman dikenal sebagai pemain yang pandai menjatuhkan mental pemain lawan dalam setiap duel yang dilakoninya.

"Ucapan yang sering keluar dari Sukiman ini seperti Sapu Dia, Hantam Dia dan kata-kata lainnya yang tujuannya tak lain menjatuhkan mental lawan," cerita Indra mengawali, kepada awak redaksi berita olahraga INDOSPORT.

Selain pernah membawa PSMS juara tiga kali berturut-turut tersebut, lanjut Indra, Sukiman juga bagian dari skuad PSMS saat lolos ke semifinal Liga Champions Asia 1970 (saat itu masih bernama Asian Club' Championship).

Selain itu, Sukiman juga membawa PSMS menjadi Juara Aga Khan Gold Cup 1967, Marah Halim Cup 1972, Soeharto Cup 1972 dan membawa PSSI Wilayah I yang didominasi para pemain PSMS menjadi runner-up President Cup di Seoul, Korea Selatan, pada 1974 silam.

"Yang paling diingat sebutannya sering dijuluki Mayor Lelek oleh rekan-rekan setimnya. Sebab selain dia sebagai kapten tim, tipikilnya tegap seperti prajurit TNI sehingga dijuluki itu," kenang Indra.

"Sukiman salah satu pemain yang cukup lama membela PSMS sejak 1960-an sebelum memilih pensiun pada 1974. Artinya fisiknya cukup terjaga walau sudah berusia mendekati 40 tahun pada waktu itu saat PSMS meraih prestasi-prestasi itu," imbuhnya.

Sukiman sendiri telah meninggal dunia di kediamannya Komplek Flamboyan Island, Medan pada 21 Juli 2014 lalu pada usia 78 tahun.