In-depth

Kisah Manis Bek Berdarah Indonesia Buat Semifinalis Liga Champions Tak Berkutik

Rabu, 29 April 2020 19:45 WIB
Editor: Coro Mountana
 Copyright:

INDOSPORT.COM – Malam itu, akan menjadi laga tak terlupakan bagi bek berdarah Indonesia saat berhadapan dengan semifinalis Liga Champions.

Dengan ditemani suara teriakan penonton beradu dengan hembusan angin malam membuat bek FC Utrecht berdarah Indonesia, Mark van der Maarel cukup gugup melawan semifinalis Liga Champions, Ajax Amsterdam di Piala Belanda.

Meski begitu, Mark van der Maarel yang sadar kalau laga ini sangat penting untuk dimenangkan mencoba untuk tenang jelang melawan Ajax Amsterdam. Laga ini menjadi sangat penting bagi Mark van der Maarel karena jika menang maka Utrecht akan main di final Piala Belanda.

Dengan langkah yang mantap sambil melafazkan sebuah doa, Mark van der Maarel pun memasuki lapangan jelang laga FC Utrecht vs Ajax.

Mungkin kira-kira seperti itulah penggambaran bagaimana detik-detik bek berdarah Indonesia, Mark van der Maarel jelang semifinal Piala Belanda melawan Ajax Amsterdam.

Satu hal yang ia tidak tahu adalah bahwa di laga ini, ia akan tampil bak bintang yang sukses membuat semifinalis Liga Champions tak berkutik.

Penampilan Gemilang Mark van der Maarel

© Instagram@markvdmaarel Verified
Mark van der Maarel, sepak bola Belanda keturunan Indonesia bermain untuk FC Utrecht. Copyright: Instagram@markvdmaarel VerifiedMark van der Maarel, sepak bola Belanda keturunan Indonesia bermain untuk FC Utrecht.

Berdasarkan laporan dari ESPN, laga yang dimainkan pada 4 Maret 2020 lalu berjalan dengan berat sebelah. Wajar saja, Ajax Amsterdam adalah raksasa Belanda berstatus sebagai semifinalis Liga Champions musim lalu.

Meski sudah ditinggal sejumlah pemain bintang, tapi tetap saja kualitas Ajax Amsterdam jauh di atas FC Utrecht. Ajax Amsterdam saat itu masih diperkuat oleh sejumlah bintang seperti Dusan Tadic, Hakim Ziyech, Donny van de Beek, Daley Blind hingga kiper Andre Onana.

Oleh karena itu menjadi wajar jika Ajax Amsterdam bermain begitu mendominasi pertandingan dengan penguasaan bola mencapai 73%. Meski terus diserang secara membabi buta oleh Ajax, ajaibnya, Utrecht sanggup bertahan.

Salah satu alasan mengapa FC Utrecht sanggup bertahan melawan gelombang serangan tujuh hari tujuh malam ala Ajax karena memilliki kuartet pertahanan yang tangguh. Salah satunya diisi oleh bek berdarah Indonesia, Mark van der Maarel.

Itu terbukti dengan jumlah tembakan tepat sasaran Ajax Amsterdam selama 90 menit hanya mencapai 4 kali. Berkali-kali Mark van der Maarel sanggup menahan aksi dari Ziyech hingga Tadic yang mengancam gawang FC Utrecht.

Padahal Ajax Amsterdam sejatinya melancarkan 20 kali percobaan tembakan tetapi banyak yang mentah begitu saja akibat rapatnya pertahanan FC Utrecht. Para penyerang Ajax Amsterdam saat itu benar-benar dibuat tak berkutik oleh Mark van der Maarel dan kawan-kawan.

Sebaliknya, FC Utrecht malah sanggup membobol gawang Ajax Amsterdam ketika semifinalis Liga Champions itu lengah. Tak hanya sekali, FC Utrecht sanggup membobol gawang Ajax Amsterdam sebanyak dua kali sehingga berhak lolos ke babak final untuk menantang Feyenoord.

Meski sudah tampil mengejutkan sepak bola Belanda dengan mengalahkan Ajax Amsterdam, mimpi Mark van der Maarel membawa FC Utrecht juara Piala Belanda harus pupus setelah KNVB meniadakan semua laga.

Tapi satu hal yang pasti, Mark van der Maarel, bek berdarah Indonesia itu benar-benar sukses membuat Ajax Amsterdam, tim semifinalis Liga Champions tak berkutik.