In-depth

Bukan Pochettino, Benitez Lebih Layak Pimpin Newcastle United

Sabtu, 2 Mei 2020 11:37 WIB
Penulis: Bayu Wira Handyan | Editor: Nugrahenny Putri Untari
 Copyright:

INDOSPORT.COM – Pemberitaan tentang akuisisi Newcastle United dari tangan Mike Ashley ke Pangeran Mohammed bin Salman masih terus menjadi headline di berbagai media baik dalam negeri maupun luar negeri.

Santer dikatakan, Massimiliano Allegri atau Mauricio Pochettino bakal duduk di kursi pelatih menggantikan Steve Bruce setelah proses akuisisi selesai dilakukan dalam waktu dekat ini.

Mari kesampingkan Allegri karena kedatangan pelatih bertangan dingin asal Italia tersebut bisa dikatakan 90 persen tidak mungkin, mengingat dirinya hanya mau menangani tim besar dengan pemain-pemain kualitas jempolan.

Khusus untuk Pochettino, pelatih asal Argentina itu disebut-sebut sebagai kandidat terkuat yang akan menggantikan Steve Bruce nantinya. Dirinya dipandang sebagai sosok yang tepat untuk membawa Newcastle kembali ke habitatnya di papan atas Liga Inggris—setidaknya itu yang terjadi di era 1990-an sampai awal 2000-an.

Selain karena dianggap cocok, kehadiran Pochettino di kursi kepelatihan The Magpies dianggap mampu membantunya melakukan pembalasan dendam ke Tottenham Hotspur, klub yang dengan semena-mena memecatnya meskipun telah diangkat derajatnya, bahkan sempat dibawa ke final Liga Champions musim 2018-2019.

Pertanyaannya, apakah Pochettino adalah orang yang tepat untuk duduk di belakang kemudi Newcastle? Apakah filosofi dan taktiknya sanggup membawa Newcastle kembali merangsek ke papan atas Liga Inggris? Mengganggu dominasi Manchester City dan Liverpool yang saat ini nyaman menguasai papan atas?

Mauricio Pochettino adalah sosok pelatih atraktif. Tim yang diasuhnya selalu bermain penuh determinasi, ngotot sepanjang laga dan selalu menyerang tanpa henti. Setiap kehilangan bola, para pemainnya selalu diinstruksikan untuk memberikan pressing ketat pada pemain lawan.

Dengan skema seperti itu, dirinya berhasil tampil menghibur bersama Southampton dan Tottenham di Liga Inggris, serta bersama Espanyol di awal-awal karier kepelatihannya dulu. Khusus untuk Tottenham, dirinya bahkan nyaris membawa gelar juara Liga Inggris dan Liga Champions bagi tim berjuluk The Lilywhites tersebut.

Namun, sekali lagi apakah Pochettino adalah sosok yang tepat untuk duduk di belakang kemudi Newcastle? Rasa-rasanya, selain dirinya ada satu sosok lagi yang lebih layak menjadi arsitek The Magpies era Pangeran Salman.

Sosok tersebut adalah Rafael Benitez. Maestro taktik asal Spanyol tersebut adalah sosok yang paling tepat untuk duduk di kursi pelatih tim yang berkandang di St James' Park itu.

Benitez adalah sebuah anomali bagi para pendukung Newcastle. Dirinya begitu dicintai hingga dianggap sebagai santo di St James' Park, meskipun bersama dirinya pula The Magpies harus rela terdegradasi ke Divisi Champhionship pada musim 2015-2016.

© Sky Sport
Pelatih Newcastle, Rafa Benitez. Copyright: Sky SportRafael Benitez, lebih cocok menjadi pelatih Newcastle United era Pangeran Salman.

Lantas apa yang membuat Benitez lebih layak duduk di kursi pelatih Newcastle daripada Pochettino? Alasan yang paling tepat adalah Benitez mampu membawa perubahan sekaligus membangun pondasi permainan yang menjadi roh Newcastle hingga saat ini.

Bersamanya, Newcastle saat itu tidak disokong oleh dana fantastis, namun dirinya berhasil membuat Newcastle langsung promosi dengan status sebagai juara Divisi Championship serta mampu tampil apik di Liga Inggris pada musim setelahnya.

Dua musim beruntun setelah meraih promosi (2017-2018 dan 2018-2019) The Magpies dibawanya stabil di papan tengah Liga Inggris sebelum akhirnya ia mengundurkan diri pada akhir musim 2018-2019 karena dianggap tidak mendapatkan dukungan finansial dari Mike Ashley.

Pelatih yang mampu membawa Liverpool menjadi kampiun Liga Champions musim 2004-2005 itu adalah sosok yang sangat tepat untuk duduk menjadi arsitek Newcastle United. Selain karena hubungan baiknya dengan para fans, reputasinya sebagai pelatih bertangan dingin bisa kembali membawa kejayaan bagi Jamal Lascelles dkk.

Benitez adalah sosok pelatih yang sangat disiplin bahkan susah untuk dipuaskan. Menurut pengakuan Steven Gerrard ketika diwawancarai oleh Telegraph tahun 2009 lalu, sosok pelatih berusia 60 tahun itu jarang memberikan pujian sebagus apa pun permainan anak asuhnya di lapangan.

Selain susah dipuaskan, Gerrard juga menyatakan bahwa Benitez adalah pelatih yang kejam dan penuh perhitungan. Kekejaman Benitez dapat terlihat ketika dirinya merombak skuat Liverpool yang berhasil meraih gelar juara Liga Champions dan hanya menyisakan Gerrard serta Jamie Carragher.

Namun, sisi baiknya adalah tim yang diasuh oleh Benitez selalu memiliki mentalitas pemenang dan siap bertanding penuh semangat hingga peluit akhir dibunyikan, hal yang sangat dibutuhkan oleh para pemain Newcastle saat ini.

Karena, di bawah kepemimpinan Steve Bruce, The Magpies terlihat seperti sekumpulan ayam yang kehilangan induknya. Tidak memiliki mentalitas pemenang dan terlihat tidak memiliki determinasi ketika bertanding di lapangan.

Mauricio Pochettino mungkin lebih atraktif dan lebih menghibur dibandingkan Benitez, tetapi saat ini Newcastle tak memerlukan permainan indah dan pressing ketat sepanjang laga.

Mereka lebih memerlukan hasil instan dan permainan pragmatis ala Benitez demi bisa memuaskan ego sang pemilik untuk melihat tim yang dibelinya seharga 300 juta poundsterling (Rp5,7 triliun) tersebut bisa bersaing di papan atas Liga Inggris.

Bersama Benitez, Newcastle mungkin hanya akan memerlukan waktu 2-3 musim untuk bisa merusak dominasi Manchester City dan Liverpool. Bersama dirinya juga, Newcastle akan menjadi tim yang bakal melakukan persiapan yang luar biasa, seperti yang dia lakukan saat Newcastle dulu terdegradasi ke Divisi Championship.

Hal yang telah dibuktikannya, dengan dana yang sangat mepet dan materi pemain yang bisa dikatakan di bawah standar Liga Inggris, dirinya bahkan mampu membawa Newcastle stabil di papan tengah.

Lalu, masih berpikir jika Pochettino adalah pilihan tepat untuk duduk di bangku pelatih Newcastle United?