Liga Indonesia

Beda Kasus Pembekuan Liga Indonesia 2020 dan 2015 versi Eks Persib

Minggu, 3 Mei 2020 11:15 WIB
Penulis: Adriyan Adirizky Rahmat | Editor: Indra Citra Sena
© Indosport/Arif Rahman
Mantan asisten pelatih Persib Bandung, Herrie Setyawan. Copyright: © Indosport/Arif Rahman
Mantan asisten pelatih Persib Bandung, Herrie Setyawan.

INDOSPORT.COM - Asisten pelatih PSM Makassar, Herrie Setyawan, angkat bicara mengenai perbedaan 'musibah' sepak bola tahun ini dengan 2015 berdasarkan sudut pandangnya.

Sekadar informasi, Liga Indonesia telah tiga kali terhenti di tengah jalan dengan persoalan tersendiri setiap tahunnya. Herrie pun menjadi salah satu dari sekian banyak yang turut merasakannya.

Pada 1998, edisi keempat Liga Indonesia terhenti pada 25 Mei 1998 setelah melewati 15 pekan akibat krisis moneter dan situasi politik dalam negeri. Saat itu, Herrie masih aktif sebagai pesepak bola.

Kemudian lima tahun lalu, perhelatan QNB League harus terhenti pada 2 Mei 2015 setelah tiga pekan berjalan dikarenakan federasi sepak bola Indonesia, PSSI, dibekukan oleh FIFA.

Terakhir, Liga 1 2020 yang juga baru berjalan tiga pekan harus distop akibat pandemi virus corona yang menyerang seluruh pelosok dunia, tak terkecuali Indonesia.

Kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT, Herrie Setyawan yang telah menjadi pelatih sepak bola membeberkan perbedaan saat Liga Indonesia terhenti pada tahun 2015 dan saat ini.

"Di tahun ini kan karena virus, sebuah musibah. Kalau 2015 dulu karena kita sendiri, tapi setidaknya masih bisa beraktivitas secara normal ya meski PSSI dibekukan," ungkap Herrie melalui sambungan telepon, Sabtu (2/5/20).

Sekitar 48 hari telah berlalu pasca PSSI menghentikan Liga 1 2020 pada 16 Maret lalu. Herrie menyebut dua perbedaan besar yang membuat tahun ini terasa jauh lebih berat dibandingkan lima tahun lalu.

"Efek tahun ini sangat terasa, bahkan lebih parah karena kita tidak boleh beraktivitas sema sekali lantaran harus tetap tinggal di rumah. Dibandingkan 2015 dulu, kita masih bisa buat turnamen jadi masih ada pemasukan," tuturnya.

Walau mengaku tak ada pemasukan selama Liga 1 2020 ditunda, Herrie lebih memilih untuk berserah diri dan menerima situasi yang terjadi saat ini meski tekanan terasa jauh lebih berat dibanding lima tahun lalu.

"Saya mengambil sisi positifnya saja, mungkin sudah jalannya seperti ini jadi harus dijalani saja. Mungkin Allah juga mau kasih rencana yang lebih baik," tandas mantan asisten pelatih Persib Bandung ini.

Meski telah dihentikan sejak pertengahan Maret lalu, Liga 1 2020 masih berpeluang untuk dilanjutkan kembali pada Juli mendatang bila status darurat bencana nasional non alam virus corona telah dicabut oleh pemerintah.