Liga Italia

Sven-Goran Eriksson Menyesal Tinggalkan Lazio untuk Latih Inggris

Sabtu, 16 Mei 2020 21:09 WIB
Penulis: Yosef Bayu Anangga | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
 Copyright:

INDOSPORT.COM – Manajer gaek Sven-Goran Eriksson mengaku menyesal sudah meninggalkan klub Serie A Italia, Lazio, untuk melatih tim nasional Inggris.

Manajer Sven-Goran Eriksson merupakan salah satu manajer terbaik yang pernah dimiliki oleh Lazio. Dalam periode 4 musim di bawah asuhan pria asal Swedia itu, Lazio meraih kesuksesan dengan puncaknya meraih gelar ganda scudetto Serie A dan trofi Coppa Italia pada musim 1999/2000.

Kala itu, Lazio diperkuat oleh sejumlah bintang papan atas. Uniknya, tak sedikit di antara para mantan anak asuh Eriksson di Lazio yang kini menjadi manajer, seperti Roberto Mancini (tim nasional Italia), Diego Simeone (Atletico Madrid), dan Simone Inzaghi (Lazio).

Sayangnya, kebersamaan Lazio dan Eriksson harus berakhir pada Januari 2001. Ketika itu, Eriksson menerima tawaran untuk menjalani petualangan baru memimpin tim nasional Inggris, sekaligus menjadi manajer non-Inggris pertama yang melatih skuat The Three Lions.

Memimpin The Three Lions hingga 5 tahun, Eriksson gagal memberikan gelar bergengsi meski skuatnya dihiasi nama-nama besar mulai dari David Beckham hingga Frank Lampard dan Steven Gerrard. Prestasi terbaik mereka bahkan hanya menembus perempat final di Piala Dunia 2002 dan 2006, serta Euro 2004.

Kini, hampir 20 tahun kemudian, Eriksson mengaku menyesali keputusannya meninggalkan Lazio dan bergabung dengan timnas Inggris.

“Beberapa kali saya berkata kepada diri saya sendiri bahwa mungkin akan lebih baik jika jika bertahan di Lazio, di Italia. Tapi ketika tawaran dari tim nasional Inggris datang, rasanya seperti kesempatan sekali seumur hidup,” ungkap Eriksson seperti dilansir Football Italia.

“Saya tidak bisa menolaknya dan akan menyesalinya seumur hidup saya jika melakukan itu. Mungkin saya membuat kesalahan, mungkin juga tidak. Tak ada yang tahu soal itu. Semua sudah terjadi dan tidak ada yang bisa mengubahnya sekarang.”

“Serie A Italia adalah liga terbaik di dunia pada periode 1980an dan 1990an. Itu liga paling menarik, paling sulit, paling segalanya. Saya mendapat tawaran dari Barcelona ketika saya pertama kali datang ke Italia, tapi saya menolaknya karena ingin bekerja di Serie A.”