Bola Internasional

Meski Terlihat Arogan, Tiga Pemain Ini Berhasil Beri Bukti di Lapangan

Selasa, 26 Mei 2020 03:10 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Yohanes Ishak
 Copyright:

INDOSPORT.COM – Termasuk Cristiano Ronaldo , tiga pemain ini dikenal memiliki sikap arogan saat menghadapi kritik perdas. Meski begitu, mereka mampu membuktikan performanya di lapangan.

Aroganisme dan kemahiran para pemain sepak bola ada gagal berjalan beririnya namun ada pula yang berhasil. Sikap arogan yang dimiliki seorang pemain ini terkadang juga punya maksud tertentu.

Bukan berarti mereka bersikap sombong, sikap ini kadang memang diperlukan untuk membalas kritikan pedas yang mungkin bisa mengganggu  penampilan mereka di lapangan hijau.

Dalam sejarah sepak bola, ada tiga pemain yang terkenal dengan sikapnya yang arogan. Para pemain itu misalnya Cristiano Ronaldo, Zlatan Ibrahimovic dan Eric Cantona.

Meski begitu mereka tetap mampu membuktikan sikap arogan itu dengan penampilan mereka yang fenomenal. Berikut ini INDOSPORT mencoba mengulas kisah tiga pemain tersebut.

1. Cristiano Ronaldo vs Atletico Madrid (Liga Champions 2018-2019)

Cristiano Ronaldo pindah ke klub Serie A Italia, Juventus, setelah menghabiskan sembilan musim yang sukses bersama Real Madrid. Setahun kemudian, dia kembali ke Spanyol untuk menghadapi Atletico Madrid pada leg pertama 16 besar Liga Champions.

Namun, Bianconeri pulang dengan tangan kosong. Ronaldo dkk kalah 0-2 dari tim tuan rumah di Wanda Metropolitano. Di pertandingan itu tampak Ronaldo sangat frustasi karena kesulitan menjebol pertahanan Atletico yang tangguh.

Selain itu, Ronaldo juga mendapat ejekan dari para pendukung Atletico atas kegagalannya berkali-kali menembakkan sasaran ke gawang. Ronaldo geram, dia pun menunjukkan kekesalannya dengan menunjukkan lima jari ke pendukung rival.

Tanda lima jari ini mengingatkan  bagi tuan rumah bahwa dia sudah mengantongi lima gelar Liga Champions, sedangkan Atletico belum memilikinya sama sekali.

Tidak hanya disitu saja, pelatih Atletico juga memprovokasi Ronaldo dengan selebrasinya. Namun, Simeone usai pertandingan berkilah bahwa selebrasinya itu bukan untuk Ronaldo namun untuk pendukung timnya.

Ronaldo yang ditanya soal selebrasi Simeone saat wawancara terlihat marah. Dia lagi-lagi menegaskan bahwa dirinya sudah memiliki lima gelar Liga Champions sedangkan Atletico tidak.

Di leg kedua, Ronaldo berhasil membalaskan dendam kesumatnya. Dia jadi pahlawan yang membawa Juventus lolos dari babak 16 besar sekaligus menyingkirkan Atletico dari ajang itu.

Di pertandingan itu, Ronaldo mencetak hattrick pertama untuk Juventus, dan hattrick kedelapan untuk penampilannya di Liga Champions. Tak lupa, Ronaldo juga meniru selebrasi Diego Simeone untuk membuktikan keahliannya mencetak gol.

2. Eric Cantona lawan Liverpool (Liga Inggris 1995 – 1996)

Eric Cantona pernah menjadi ‘Raja Old Trafford’ lewat tendangan kungfunya yang ikonik saat menghadapi Liverpool di ajang Liga Inggris musim 1995-1996 silam.

Berawal dari Januari 1995, ketika Manchester United menghadapi Crystal Palace. Cantona diusir dari lapangan karena dia mengeluarkan tendangan kungfu dan pukulan ke seorang fan Palace, Matthew Simons. Tendangan ini dia lakukan karena kesal terus menerus dicemooh oleh sang penggemar.

Akibat insiden tersebut, Cantona mendapat sanksi larangan bermain selama delapan bulan. Tak hanya itu, ia juga diwajibkan melakukan kerja sosial kepada masyarakat selama 120 jam.

Setelah hukuman dibacakan, sang raja memilih santai. Ia hanya mengucapkan satu kalimat yang kemudian menjadi terkenal lalu pergi meninggalkan jumpa pers.

Setelah hukuman itu berakhir, Cantona kembali beraksi dengan melawan riva berat Manchester United, Liverpool. Cantona hanya butuh dua menit untuk membuktikan kelasnya di permainan.

Pemain berkebangsaan Prancis itu menjebol pertahanan The Reds dengan membawa bola hasil umpan sempurna dari Nicky Butt. Dia mencetak golusai melewati bek Liverpool, David James.

Cantona mencetak gol sekali lagi lewat tendangan penali, setelah rekannya Ryan Giggs dilanggar di kontak penalty.

Meskipun pertandingan berakhir imbang 2-2, pertandingan comeback Cantona melawan Liverpool ini jadi titik balik sang pemain menuju pembuktian atas kualitasnya.

Cantona mengemas 12 gol lagi untuk Manchester United sekaligus membantu tim memperpendek selisih 12 poin dari Newcastle United yang jadi juara Liga Inggris musim itu.

3. Zlatan Ibrahimovic saat tiba di Old Trafford (2016 -2017)

Kedatangan Zlatan Ibrahimovic di Manchester United membuka genderang perang dengan  Eric Cantona. Ya, Cantona yang telah pensiun memuji kedatangan pemain asal Swedia  itu di Old Trafford.

“Hanya ada satu raja di Manchester (United). Anda bisa jadi pangeran jika Anda mau dan jersey no.7 bisa untuk Anda jika Anda tertarik. Ini hadiah selama datang saya untuk Anda. Raja sudah pergi. Hidup sang Pangeran!”

Ibrahimovic tampaknya tak rela jika dia hanya berstatus ‘pangeran’ di Manchester United. Sikap sombongnya langsung terpancing keluar karena dia merasa percaya diri dengan kualitasnya. Ibrahimovic membalas sambutan Cantona dengan tak kalas arogan:

“Saya mengagumi Cantona. Saya mendengar apa yang dia katakan, tetapi saya tidak akan jadi raja Manchester, saya akan jadi Dewa Manchester.”

Ibrahimovic membuktikan kata-katanya dengan kinerja yang sama bagusnya. Ketika dia menghadapi Leicester City, dia mencetak gol lewat sundulan kepala di menit ke-83 yang membantu Man United meraih gelar pertama mereka di musim tersebut.

Di ajang Liga Inggris, Ibrahimovic tak kalah garang. Dia mencetak gol lagi dan lagi melawan Bournemouth, Southampton hingga Manchester City.

Di musim pertamanya membela Man United, eks bomber andalan Inter Milan itu mengemas 28 gol dan 10 assist dari 46 pertandingan.

Pencapaian itu membuat Ibrahimovic keluar sebagai top skor Man United pada 2016-2017, meski sebenarnya sempat absen dari April hingga akhir musim karena mengalami cedera lutut.