Liga Indonesia

Cerita Andritany Sempat Kalah Saing di Sriwijaya FC

Kamis, 28 Mei 2020 03:45 WIB
Penulis: Alfia Nurul Fadilla | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Ashley Feder/Getty Images
Sebelum menjadi salah satu kiper terbaik Timnas Indonesia dan Persija Jakarta, Andritany Ardhiyasa ternyata pernah kalah saing di Sriwijaya FC. Copyright: © Ashley Feder/Getty Images
Sebelum menjadi salah satu kiper terbaik Timnas Indonesia dan Persija Jakarta, Andritany Ardhiyasa ternyata pernah kalah saing di Sriwijaya FC.

INDOSPORT.COM - Siapa yang tak kenal Andritany Ardhiyasa? Pemain berposisi kiper itu kini selalu jadi pilihan utama Timnas Indonesia tim papan atas Liga 1, Persija Jakarta.

Namun ternyata, kiper kelahiran 26 Desember 1991 ini tak instan berada di posisi seperti sekarang. Jatuh bangun sudah banyak dialami selama ia membangun karier sebagai palang terakhir penghalang lawan mencetak gol.

Lewat podcast milik presenter olahraga Valentino Simanjuntak, kiper yang akrab disapa Bagol ini bercerita soal bagaimana persaingan dirinya dengan dua kiper papan atas Tanah Air saat ia membela Sriwijaya FC, 9 tahun lalu.

“Waktu di Sriwijaya itu, rupanya Ferry Rotinsulu ketika saya sign kontrak seminggu kemudian Ferry sembuh. Afrianto patah, Dede Sulaiman cedera, tapi dalam tiga bulan itu saya tidak pernah masuk line up. Sriwijaya waktu itu banyak pemain bintang,” kata Andritany.

Siapa sangka, rupanya kesempatan untuk menjadi pilihan pelatih Rahmad Darmawan (pelatih Sriwijaya kala itu) hanya satu kali menghampiri ayah dua orang anak ini.

“Nah tahun berikutnya saya dapat kesempatan masuk line up satu kali geser Afrianto. Tapi musim depannya, Hendro Kartiko datang. Jadi kipernya ada Ferry, Hendro Kartiko, sama saya.”

“Saya main lagi-lagi cuma satu kali doang, debut saya di Liga Februari 2010 lawan Persik Kediri kebobolan satu gol di penalti,” tambahnya.

Andritany juga menyebut persaingan di tim yang berjuluk Laskar Wong Kito itu sangat ketat karena dipenuhi pemain bintang seperti Christian Warobay, Isnan Ali, Zah Rahan Krangar, Keith Kayamba Gumbs, sampai Ponaryo Astaman.

1