Liga Indonesia

Liga Bergulir Saat New Normal, Aji Santoso: Sulit Diaplikasikan

Selasa, 2 Juni 2020 19:52 WIB
Penulis: Fitra Herdian Ariestianto | Editor: Nugrahenny Putri Untari
© Fitra Herdian Ariestianto/INDOSPORT
Pelatih klub Liga 1 2020, Persebaya, Aji Santoso, buka suara soal penerapan New Normal di dunia sepak bola. Copyright: © Fitra Herdian Ariestianto/INDOSPORT
Pelatih klub Liga 1 2020, Persebaya, Aji Santoso, buka suara soal penerapan New Normal di dunia sepak bola.

INDOSPORT.COM - Pelatih klub Liga 1 2020, Persebaya, Aji Santoso, berbicara soal penerapan protokol New Normal di dunia sepak bola.

Seperti diketahui, pemerintah sudah mengeluarkan protokol di ruang publik untuk mencegah penyebaran virus corona Covid-19, seperti rajin cuci tangan, memakai masker, dan jaga jarak aman di dalam stadion atau disebut New Normal.

Menanggapi New Normal ini, Aji Santoso tampaknya kurang cocok diterapkan pada sepak bola Indonesia. Dirinya pun mencontohkan bagaimana sulitnya protokol ini diaplikasikan di dunia si kulit bundar.

"Kalau kami latihan, masa pemain harus jaga jarak satu sampai dua meter? Kalau merebut bola dan komunikasinya bagaimana antarpemain," jelas Aji Santoso pada Selasa (02/06/20).

Belum lagi ketika pertandingan berlangsung, tentu panpel bakal membatasi suporter yang ingin ke stadion. Kapasitas stadion pun bakal dikurangi separuhnya untuk physical distancing.

Melihat hal seperti ini tentu sangat berimbas pada permainan kedua tim itu sendiri, di mana memang suporter klub Indonesia dikatakan Aji merupakan rohnya sepak bola. Mereka pemain ke-12 yang selalu mendukung tim kesayangannya.

Maka dari itu, dari pendapat Aji Santoso, kompetisi bisa kembali berlangsung apabila kasus positif virus corona sudah berkurang.

"Jadi dari saya kompetisi bisa kembali bergulir kalau sudah benar-benar aman ini syarat mutlak," bebernya.

Maka dari itu, jika pandemi Covid-19 belum terlihat bakal berakhir. Dia berharap untuk tidak terburu-buru liga digulirkan kembali, pasalnya bisa membahayakan pemain itu sendiri nantinya.