In-depth

Kilas Balik Ketika Liga Indonesia Pakai Sistem Ganti Tahun Bak Eropa

Sabtu, 6 Juni 2020 08:45 WIB
Penulis: Tiyo Bayu Nugroho | Editor: Indra Citra Sena
© Twitter/@persib
Momen Persib Bandung vs AC Milan di Stadion Siliwangi, Jawa Barat, 1994. Copyright: © Twitter/@persib
Momen Persib Bandung vs AC Milan di Stadion Siliwangi, Jawa Barat, 1994.
Bagian I

1994/95 (27 November-30 Juli)

Pada musim awal terbentuknya kompetisi profesional tertinggi Indonesia, PSSI melebur Galatama dan Perserikatan pada 1994 dan membuat Peri Sandria menyandang gelar top skor, 34 gol.

Pentas pertama ini menghasilkan Persib Bandung meraih gelar juara lalu berhak ke Asian Club Championship (kini Liga Champions Asia), Petrokimia Putra tampil di Piala Winners Asia karena finis runner-up.

1995/96 (26 November-6 Oktober)

Di edisi kedua, Bandung Raya sukses menjadi juara usai mengalahkan PSM Makassar di final dengan skor 2-0. Striker berkebangsaan Yugoslavia, Dejan Gluscevic, menjadi top skor (30 gol).

PSM pun tampil di Asian Club Championship dan Bandung Raya mentas di Piala Winners Asia. Namun, keduanya loyo di level internasional.

1996/97 (17 November-28 Juli)

Pada musim ini, wakil Jawa Timur, Persebaya Surabaya, sukses menjadi juara kala mengalahkan PSM di laga final dengan skor 3-2 dan striker Bajul Ijo Jacksen F. Tiago menjadi top skor (26 gol).

Atas keberhasilan ini Persebaya melenggang ke Asian Club Championship, sementara PSM kembali tampil di Piala Winners Asia.

1997/98 (Terhenti)

Usai edisi tiga sebelumnya berjalan lancar, musim 1997/98 bisa dibilang kurang menguntungkan bagi kompetisi sepak bola Indonesia dalam sejarah.

Karena musim tersebut harus terhenti akibat Indonesia diguncang situasi krisis ekonomi dan tensi politik dalam negeri kala mahasiswa se-Tanah Air menggulingkan kepemimpinan Soeharto.

1998/99 (1 November-9 April)

Usai dirasa Indonesia kembali normal, musim ini pun sukses membuat wakil Jawa Tengah PSIS Semarang merebut trofi juara setelah mengalahkan Persebaya, 1-0 via gol semata wayang Tugiyo (89').

PSIS pun merangsek ke Asian Club Championship dan Persebaya tampil di Piala Winners Asia, sedangkan gelar top skor diraih Alain Mabenda (11 gol).

1999/00 (7 November-23 Juli)

Lalu muncul juara baru pada edisi kelima, di mana PSM Makassar mengandaskan Pupuk Kaltim dengan skor 3-2 di laga final. Musim ini juga dibagi menjadi dua wilayah.

Striker lokal Bambang Pamungkas sukses menyandang predikat top skor, 24 gol. PSM pun tampil lagi di Asian Club Championship dan Pupuk Kaltim perdana main ke Piala Winners Asia.