Liga Indonesia

Perihal Renegosiasi Kontrak, Pelatih Persik Sebut Kajian APSSI Lebih Fair

Selasa, 9 Juni 2020 13:50 WIB
Penulis: Ian Setiawan | Editor: Herry Ibrahim
© Ian Setiawan/INDOSPORT
Pelatih Persik Kediri, Joko Susilo menyebut kajian APSSI (Asosiasi Pelatih Sepak Bola Indonesia) perihal renegosiasi kontrak lebih fair, jelang bergulirnya kembali Liga 1 musim 2020. Copyright: © Ian Setiawan/INDOSPORT
Pelatih Persik Kediri, Joko Susilo menyebut kajian APSSI (Asosiasi Pelatih Sepak Bola Indonesia) perihal renegosiasi kontrak lebih fair, jelang bergulirnya kembali Liga 1 musim 2020.

INDOSPORT.COM - Pelatih Persik Kediri, Joko Susilo menyebut kajian APSSI (Asosiasi Pelatih Sepak Bola Indonesia) perihal renegosiasi kontrak lebih fair, jelang bergulirnya kembali Liga 1 musim 2020.

Sebelumnya, APSSI menampung usulan sejumlah klub yang ingin memangkas gaji pelatihnya hingga 50 persen. Namun, opsi itu tidak akan adil, mengingat bayaran para pelatih di Liga 1 maupun Liga 2 jelas berbeda.

"Apalagi jika dibandingkan dengan pemain sepak bola sekarang ini. Jumlahnya jelas berbeda jauh," tandas Joko Susilo.

"Pemain walau pun sudah 50 persen (dari renegosiasi kontrak) masih mendapatkan nominal yang besar," sambung Pelatih berlisensi AFC Pro tersebut.

Maka dari itu, APSSI memunculkan opsi sebagai win-win solution dengan renegosiasi kontrak. Pada konferensi pers secara virtual Kamis (04/06/20) lalu, ada tiga skala pemotongan gaji yang diapungkan APSSI. 

Pelatih yang dibayar lebih dari Rp600 juta akan dipangkas hingga 50 persen, dan 25 persen bagi pelatih bergaji antara Rp300 sampai Rp600 juta. Sedangkan pelatih yang gajinya di bawah Rp300 juta, harus dipenuhi secara penuh oleh klub.

"Dan saya pikir, (opsi) itu lebih fair. Karena kami harus menjalani situasi yang sulit saat ini," tandas dia.

Sejauh ini, Joko Susilo dan pelatih tim Liga 1 lainnya sudah mengalami pemangkasan gaji selama masa pandemi Covid-19. Sejak Maret hingga Juni nanti, mereka hanya mendapatkan haknya sebesar 25 persen sesuai instruksi PSSI.