Liga Indonesia

Kompetisi Berlanjut, Petinggi APPI Desak PSSI Ubah Pedoman Gaji Pemain

Rabu, 10 Juni 2020 14:45 WIB
Penulis: Prabowo | Editor: Indra Citra Sena
© Media Persis
Ugik Sugiyanto (kanan) beradu sprint dengan bek Persik Kediri, Risna Prahalabenta dalam laga di Stadion Brawijaya, beberapa waktu lalu. Copyright: © Media Persis
Ugik Sugiyanto (kanan) beradu sprint dengan bek Persik Kediri, Risna Prahalabenta dalam laga di Stadion Brawijaya, beberapa waktu lalu.

INDOSPORT.COM - Kompetisi sepak bola Indonesia musim ini direncanakan kembali. PSSI melempar rencana Liga 1 berlangsung mulai September dan Liga 2 sebulan kemudian.

Sebelum nantinya kembali digulirkan, Asosiasi Pesepak bola Profesional Indonesia (APPI) berharap ada perubahan pedoman gaji dari PSSI, termasuk kebijakan pemotongan yang berlaku selama pandemi virus corona.

"Kami berharap PSSI melakukan perubahan kebijakan terkait gaji pemain. Besaran persentase pendapatan saat ini tidak seragam antara satu tim dengan tim lain," kata anggota Exco APPI untuk Liga 2, Ugik Sugiyanto, Selasa (9/6/20).

Sebelumnya, PSSI menetepkan status force majeure pada kompetisi Liga 1 dan Liga 2 musim ini. Status itu merupakan dampak dari meluasnya virus corona di Indonesia.

Ketua Umum PSSI Mohamad Iriawan mengeluarkan Surat Keputusan (SK). Salah satu poin penting adalah klub diperbolehkan untuk melakukan perubahan kontrak kerja.

Perubahan itu telah disepakati dengan pemain atau ofisial, atas kewajiban membayar gaji 25 persen dari nilai kontrak yang sudah disepakati.

"Kalau memang masih ada pemotongan, PSSI harus tegas soal SK, agar tidak ada klub yang nakal. Kemarin per bulan maksimal 25 persen, artinya klub bisa menggaji lima persen juga tak masalah," ujar dia.

"Selain itu teman-teman APPI juga usul ke PSSI, agar besaran gaji Liga 2 dibedakan dengan Liga 1. Misalnya gaji minimal di Liga 2 sebesar 70 persen, dan Liga 1 50 persen," tukas pemain PSCS Cilacap tersebut.