Liga Indonesia

Ingin Mundur dari Liga 1 2020, Ini Sikap Teranyar Madura United

Jumat, 19 Juni 2020 20:01 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Lanjar Wiratri
© Ian Setiawan/Indosport.com
Manajer Madura United, Haruna Soemitro.
Beberapa waktu lalu, klub peserta Liga 1 2020, Madura United dengan tegas menyatakan ingin mundur dari kompetisi tahun ini. Copyright: © Ian Setiawan/Indosport.com
Manajer Madura United, Haruna Soemitro. Beberapa waktu lalu, klub peserta Liga 1 2020, Madura United dengan tegas menyatakan ingin mundur dari kompetisi tahun ini.

INDOSPORT.COM - Beberapa waktu lalu, klub peserta Liga 1 2020, Madura United dengan tegas menyatakan ingin mundur dari kompetisi tahun ini, jika dilanjutkan. Kini, klub asal Madura itu melunak dan menyatakan akan kembali berkompetisi.

Direktur Madura United, Haruna Soemitro mengatakan, pihaknya tetap tidak setuju liga dilanjut di tengah pandemi virus corona. Namun, sesaat setelah PSSI memutuskan melanjutkan Liga 1 2020, Madura United hanya pasrah dengan alasan mengikuti suara terbanyak.

"Saya menghormati apapun keputusan yang akan diambil. Dan, jika keputusannya berbeda dengan pendapat saya, karena sudah melalui keputusan bersama, saya pasti menghormati dan melaksanakan apapun keputusan yang diambil," kata Haruna dalam rilis yang diterima INDOSPORT.

Melalui rapat Exco, PSSI memutuskan memutar kembali Liga 1 dan Liga 2 2020 pada September dan Oktober mendatang. Hal itu itu berdasarkan aspirasi klub, Asosiasi Pelatih Sepak bola Indonesia (APSSI) hingga Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI).

Berikut pernyataan sikap Madura United soal lanjutan Liga 1 2020:

Saya Haruna Soemitro menyatakan;

1. Sejak awal saya campaign untuk kompetisi 2020 dihentikan saja dasarnya sederhana; membuat keputusan di tengah ketidakpastian berarti melawan ketidakpastian dengan kepastian, tentu tidak akan ketemu.

2. Saya mengibaratkan kehidupan sekarang seperti orang sekarat yang hidupnya hanya ditopang dengan berbagai macam mesin hanya untuk bertahan hidup saja.

3. Sepak bola saat ini bukan kebutuhan pokok, bahkan mungkin kehidupan mewah. Sehingga rakyat tidak lagi melihat sepabola sebagai kebutuhannya.

4. Rumah sakit dan tenaga medis saat ini lebih ekstra fokus pada masalah covid 19, sehingga sakit apapun protokolnya mereka pasti ke covid 19.

5. Olimpiade ditunda, PON Papua ditunda, terakhir ibadah haji dibatalkan, adalah fakta nyata bahwa ada masalah yang lebih serius disamping semua itu, adalah kesehatan dan keselamatan manusia.

6. Kompleksitas masalah yang akan dihadapi khususnya pertanggung jawaban kita jika ada masalah yang timbul, akan menjadi beban tanggung jawab kita baik secara legal maupun moral.

7. Belum ada pencabutan status darurat bencana non alam dari Presiden melalui Kepres, artinya Kepres sebelumnya tentang status bencana non alam masih berlaku.

8. Menutup buku kompetisi 2020 dan membukanya kembali setelah semuanya bersih.

9. Aspirasi 12 klub peserta liga 1 yang meminta kompetisi 2020 dihentikan, dengan berbagai alasan dan pertimbangannya sebagaimana disampaikan dalam zoom meeting.

Namun:

1. Ada kepentingan lebih besar yaitu bangsa ini tidak boleh menyerah dan berpangku tangan menghadapi semua bencana sekalipun.

2. Pengambilan keputusan yang demokratis melalui suara terbanyak setuju kompetisi dilanjutkan.

3. Amanat rakyat terhadap kita adalah pengurus sepak bola dan sepak bola itu adalah kompetisi. Jika kompetisi ini berhenti maka saya bukan pengurus sepak bola lagi.

Maka, saya menghormati apapun keputusan yang akan diambil. Dan, jika keputusannya berbeda dengan pendapat saya, karena sudah melalui keputusan bersama, saya pasti menghormati dan melaksanakan apapun keputusan yang diambil.