In-depth

Beda ala Madura United, dari Kontrak Pemain Sampai Tolak Liga 1 2020

Rabu, 17 Juni 2020 19:09 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Madura United mengambil keputusan berbeda dengan mayoritas klub peserta Liga 1 soal kelanjutan kompetisi, ternyata bukan pertama kali ini MU tampil berbeda.

PSSI akhirnya resmi memutuskan akan melanjutkan kompetisi Liga 1 2020 pada bulang September mendatang. Meski waktu kick-off belum ditentukan, namun klub-klub peserta sudah menyatakan setuju. 

Hal ini dikalim langsung oleh PSSI sebagai keputusan rapat virtual. Sejumlah klub yang sebelumnya keberatan memang akhirnya menyetujui karena liga digelar di bulan September yang dianggap lebih aman.

Namun, ada satu klub yang menjadi 'hambatan' bagi PSSI dalam memutar kembali roda kompetisi. Klub tersebut adalah Madura United. 

Berbeda dengan belasan klub lainnya, Madura United tetap kekeh untuk meminta liga dihentikan total. Alasannya mereka cukup mendasar, yakni demi menghindari risiko penularan virus corona yang dianggap masih berbahaya.

"(Masih memegang pada) pendirian semula, kalau lanjutan kompetisi Liga 1 tidak (setuju)," demikian bunyi rilis tim Laskar Sape Kerrab tersebut pada Minggu (07/06/20).

PSSI tentu tidak sembarangan dalam mengambil keputusan. Pertandingan diyakini digelar tanpa penonton dengan protokol kesehatan ketat di bulan September nanti. 

Meski begitu, hal tersebut tak cukup meyakinkan Bali United. Hal ini kembali menegaskan Madura United sebagai klub yang kerap menghadirkan kejutan dan hal-hal istimewa. 

Rela Mundur

Sikap ngotot Madura United memang tidak main-main, sebab mereka rela untuk mundur dari kompetisi Liga 1 2020 jika kompetisi tetap dilanjutkan. 

Tentu saja hal ini tidak diharapkan bagi mayoritas tim karena dianggap tidak kooperatif. Bahkan, pemain bintang seperti Beto Goncalves meminta klubnya untuk memikirkan ulang opsi mundur dari kompetisi. 

Meski begitu, manajemen Madura United memiliki pertimbangannya tersendiri yang mesti dihormati. Namun demikian, tak bisa dipungkiri hal ini menambah beban pikiran baru bagi PSSI untuk mencari solusi terbaik di tengah kondisi yang memang sudah sulit. 

Berkaca pada penyelenggaraan liga di negara lain, sebetulnya apabila PSSI mau mempertanggungjawabkan niatnya dengan baik, kompetisi sejatinya bisa berjalan lancar. 

Tengok saja Thailand yang direncanakan kembali memutar kompetisi di bulan September. Liga Korea Selatan dan Vietnam bahkan sudah dari sebulan lalu. 

Tentu mereka menjalankan kompetisi dengan protokol kesehatan yang ketat seperti halnya di Bundesliga Jerman. PSSI sendiri telah memastikan akan mengadopsi sejumlah opsi protokol kesehatan yang salah satunya dari Bundesliga. 

"Panduan ini dirumuskan dengan kombinasi berbagai referensi dari FIFA, WHO, AFF, Kemenkes, Kemenpora dan Bundesliga. Di dalamnya terdiri dari tujuh bagian pedoman," ujar Iwan Bule, ketum PSSI. 

Keinginan mayoritas klub untuk kembali berkompetisi di waktu yang lebih aman pun patut pula dihormati. Sebab, meski dengan keterbatasan, kompetisi yang kembali bergulir pada dasarnya masih lebih menguntungkan ketimbang dihentikan total. Apalagi rencananya akan ada sejumlah penyederhanaan seperti sistem sentralisasi yang tentu bisa juga menekan pengeluaran klub. 

Seperti halnya tim Liga 1 lain, Madura United sendiri baru melangsungkan tiga pekan kompetisi musim ini. Hanya 4 poin yang mereka raih, hasil dari kemenangan 4-0 atas Barito Putera (29/02/20), imbang 0-0 versus Persiraja Banda Aceh (09/03/20) dan kalah 1-3 di markas Bali United (15/03/20).

Meski memiliki peluang untuk tampil di papan atas, Madura United tetap berpegang pada pilihannya dan bahkan sudah menyiapkan opsi terkait penggajian terhadap pemainnya apabila keputusan pamungkas diambil yakni mundur dari liga.