Liga Indonesia

Apa Kabar Nusur Fadilah? Wasit Terbaik Liga 1 yang Tengah Dilema

Kamis, 25 Juni 2020 17:56 WIB
Penulis: Zainal Hasan | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Zainal Hasan/Indosport
Nusur Fadillah (masker biru), salah satu wasit di Liga 1 2020 menceritakan kehidupannya sehari-hari selama kompetisi ditunda karena pandemi virus corona. Copyright: © Zainal Hasan/Indosport
Nusur Fadillah (masker biru), salah satu wasit di Liga 1 2020 menceritakan kehidupannya sehari-hari selama kompetisi ditunda karena pandemi virus corona.

INDOSPORT.COM - Seperti air di tengah kemarau, begitu suasana yang dirasakan pegiat sepak bola Tanah Air menyusul bakal digelar kembali Liga 1 dalam waktu dekat, setelah ditunda lantaran pandemi corona.

Keputusan ini membuat official klub, pemain, hingga wasit tersenyum. Tidak heran, karena lapangan hijau merupakan sumber pendapatan keseharian mereka.

Hal itu seperti diungkapkan Nusur Fadillah, salah satu wasit di Liga 1 2020. Berbulan-bulan tidak ada kompetisi, membuat dirinya dan keluarga bertahan hidup dengan mengandalkan tabungan dan menjual sejumlah barang yang dimiliki.

"Alhamdulillah ada sisa tabungan, tapi lambat laun tabungan menipis. lalu ada yang kita punya kita jual," katanya.

Nusur menambahkan, hingga kini belum ada bantuan yang dia terima dari PSSI sebagai induk sepak bola Indonesia. Namun begitu, dirinya percaya PSSI bakal memperhatikan nasib pengadil di lapangan hijau di tengah pandemi virus corona.

"Untuk federasi sendiri belum ada (komunikasi) karena mungkin PSSI sibuk urusi Liga 1 jalan atau tidak. PSSI pasti akan memperhatikan kita semua perangkat pertandingan."

"PSSI sendiri belum ada tindak lanjutnya terhadap wasit baru data saja, sudah diminta untuk perwakilan Asprov. Insya Allah selain Pak Gede ada dari PSSI yang bantuan yang kami butuhkan," jelasnya.

Sementara itu, kompetisi di tengah pandemi bukan perkara mudah. Rasa khawatir tidak bisa dihindari, itu juga yang dirasakan Nusur. Akan tetapi, kebutuhan hidup yang harus terus berjalan, memaksa mereka untuk terus bekerja.

"Kemungkinan para wasit menyambut dengan suka cita (kompetisi kembali digelar) ya. Tapi kami juga masih was-was dengan virus corona. Apalagi beberapa hari terakhir ada lonjakan, jadi semakin was-was, ngeri-ngeri sedap juga. "

"Tapi tetap bagaimanapun kami harap berjalan, karena ekonomi sudah tipis terutama hanya wasit-wasit yang hanya mengandalkan pendapatan menjadi seorang wasit saja," terangnya.

Oleh karenanya, Nusur berharap ada regulasi atau protokol kesehatan yang ketat ketika kompetisi dimulai. Dia mencontohkan, beberapa negara bisa menggelar kompetisi sepak bola dengan protokol yang ketat, salah satunya Jerman.

Pada kompetisi Bundesliga, pemain dilarang melakukan protes keras kepada wasit. Hal ini bisa diwakili dengan kapten tim, sehingga tidak menerapkan jaga jarak dan tidak menciptakan kerumunan di tengah lapangan.  Dirinya berharap peraturan permainan itu bisa ditiru di dalam negeri.

"Semua pasti akan mengikuti aturan yang berlaku di FIFA. Pemain harus hargai itu, kalau ada kekeliruan wasit, hanya kapten yang bicara, kalau ada yang berlebihan tentu kartu."

"Memang tipikal pemain Indonesia itu keras semua, Insya Allah dengan adanya peraturan ini pemain juga menghargai lah peraturan PSSI. Kalau ada yang memaksa memberikan teguran, kalau masih tetap mendekat, terpaksa kita beri kartu," pungkasnya.