Liga Indonesia

APPI Tak Setuju Perubahan Kontrak Pemain di Liga 1 dan 2 2020

Senin, 29 Juni 2020 20:10 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Amanda Dwi Ayustri/INDOSPORT
Logo klub-klub Liga 1 2020. Copyright: © Amanda Dwi Ayustri/INDOSPORT
Logo klub-klub Liga 1 2020.

INDOSPORT.COM - Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) angkat bicara terkait izin PSSI ke klub untuk melakukan perubahan nilai kontrak pemain. Angka yang ditetapkan PSSI dinilai belum sepenuhnya pas dan cenderung merugikan pemain.

Izin tersebut ditetapkan dalam Surat Keputusan (SK) PSSI bernomor SKEP/53/VI/2020 tentang kelanjutan kompetisi dalam keadaan luar biasa tahun 2020. Federasi menetapkan perubahan dengan kisaran 50 persen (untuk Liga 1) dan 60 persen (Liga 2) dari kesepakatan awal musim ini.

APPI ingin melakukan negoisasi ulang dengan PSSI karena angka tersebut tak ideal. APPI berpatokan ke beberapa liga dan federasi luar yang melakukan potongan paling tinggi 25 persen.

"Sama APPI masih didiskusikan, kan baru semalam juga kami dapat surat SK kan. Jadi masih kita diskusikan," kata Kuasa Hukum APPI, Mohammad Agus Riza Hufaida.

"Kalau yang kami minta kan ada kata-kata minimalnya gitu, supaya ada ruang untuk negosiasi untuk pemain yang memang merasa bahwa angka 50 persen itu tidak mereka terima, khususnya pemain asing. Karena banyak pemain asing yang sudah gerahlah, masak 50 persen jalan, dan lainnya gitu".

"Karena merujuk ke mana-mana, paling banyak 25 persen untuk potongan. Jadi itu yang sedang didiskusikan, enaknya gimana," imbuhnya.

APPI berharap PSSI mendengarkan suara para pemain. Pasalnya dengan SK yang diterbitkan, sangat susah bagi pemain untuk melakukan negoisasi ulang sesuai harapan mereka.

Salah satu yang diperjuangkan APPI adalah ketetapan untuk pemain Liga 2. Meski PSSI memberikan angka 60 persen, nilai itu dirasa tidak ideal karena tiap pemain dan klub memiliki nilai kontrak yang berbeda.

Jika dipaksakan, bukan tidak mungkin para pemain Liga 2 mendapat gaji yang sangat kecil, setelah dipotong.

"Minimal UMR kan khusus untuk Liga 2, karena Liga 1 gajinya di atas UMR semua, meski dipotong 50 persen maksimalnya. Tapi, kalau Liga 2 jika gajinya dipotong 50 persen atau 60 persen, itu gajinya di bawah UMR. Makanya kata-katanya itu 'atau tidak kurang dari UMR yang di daerah setempat' gitu," ujar Agus Riza.

"Jadi kami belum ada sikap, belum ada statement karena masih didiskusikan dulu. Yang pasti ini berbeda dengan yang menjadi usulan kami pada saat meeting dengan PSSI kemarin," tutupnya.