Liga Indonesia

Dikeroyok Secara Brutal, Wasit Wahyudin Akui Sempat Ditawari Rp20 Juta

Rabu, 15 Juli 2020 14:42 WIB
Penulis: Deodatus Kresna Murti Bayu Aji | Editor: Theresia Ruth Simanjuntak
© https://twitter.com/horabpodcast
Media sosial tengah dihebohkan dengan foto yang memperlihatkan aksi brutal pemain melakukan pengeroyokan terhadap wasit bernama Wahyudin. Copyright: © https://twitter.com/horabpodcast
Media sosial tengah dihebohkan dengan foto yang memperlihatkan aksi brutal pemain melakukan pengeroyokan terhadap wasit bernama Wahyudin.

INDOSPORT.COM - Media sosial tengah dihebohkan dengan foto yang memperlihatkan aksi brutal pemain melakukan pengeroyokan terhadap wasit bernama Wahyudin.

Setelah ditelusuri, pengeroyokan tersebut terjadi dalam pertandingan antar kampung (tarkam) di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, Minggu (12/07/20) lalu.

Wasit Wahyudin yang berusia 29 tahun dikeroyok oleh sejumlah pemain dari tim bernama Champas FC dengan cara ditendang dan diinjak bagian mukanya.

Karena tidak terima dengan aksi anarkis tersebut, Wahyudin kemudian melapor ke Polres Metro Bekasi Kota. Dilansir dari Kumparan, Wahyudin mengaku sempat ditawari uang damai sebesar 20 juta rupiah.

Namun, karena harga dirinya sudah dilecehkan, mau dibayar berapa pun Wahyudin tetap akan memproses beberapa pemain dari Champas FC ke jalur hukum.

Sementara itu, redaksi berita olahraga INDOSPORT telah berhasil mengantongi indentitas salah satu pelaku pengeroyokan terhadap wasit Wahyudin.

Salah satu pemain Champas FC yang tidak ingin disebutkan namanya mengaku kalau ada pelaku bernama Nager Dumatubun.

Namun, keduanya tak kenal dekat, dan baru bertemu karena sama-sama diajak untuk mengikuti fun match tersebut. Nager Dumatubun ternyata merupakan kapten klub Liga 3 wilayah DKI pada musim 2018 bernama Jakarta United.

Saat ditelusuri, pihak Jakarta United membenarkan jika Nager Dumatubun merupakan kapten tim. Tetapi kontrak Nager sudah selesai dan tak diperpanjang pada tahun ini.

Pasca kejadian tersebut, Wahyudin juga mengaku kalau dirinya masih merasakan nyeri di bagian punggung serta memar di wajah. Ia tidak ingin berobat ke dokter melainkan hanya dibantu kerabat yang ahli dalam memijat.