Liga Indonesia

Eksklusif, Jawaban Lengkap CEO PSS Sleman Perihal Tunggakan Gaji Pemain

Senin, 20 Juli 2020 22:05 WIB
Penulis: Prabowo | Editor: Indra Citra Sena
© Grafis:Yanto/Indosport.com
Logo klub Liga 1, PSS Sleman. Copyright: © Grafis:Yanto/Indosport.com
Logo klub Liga 1, PSS Sleman.

INDOSPORT.COM - Angin segar nampaknya segera berembus di tubuh PSS Sleman. Masalah dua bulan gaji yang sempat tertunggak kini menemukan titik terang.

Direktur Utama (Dirut) PSS, Marco Garcia Paulo, saat dihubungi INDOSPORT memberikan jawaban lengkap perihal gaji tersebut. Dia memastikan pekan ini skuat tim Super Elang Jawa sudah menerima tunggakan gaji Mei dan Juni.

"Tanggal 24 Juli nanti pasti sudah kita bayarkan. Kita tidak ingin menyalahkan siapa-siapa. Tanggung jawab ini saya ambil penuh," ungkap Marco Garcia Paulo, Senin (20/7/20) malam.

"Bukannya kami sengaja untuk tidak membayarkan gaji. Makanya dalam surat yang kami kirimkan ke pemain beberapa waktu lalu, nomor satu adalah permintaan maaf kami soal keterlambatan gaji," tambah dia.

Beberapa faktor terjadinya kasus tersebut dibeberkan Marco. Pertama transisi kepemilikan dari sebelumnya, Soekeno ke tangan investor baru yakni PT Palladium Putra Cemerlang.

Proses transisi itu menurut Marco seharusnya sudah selesai di Februari atau Maret lalu. Hanya saja, proses itu termasuk perpindahan Akta Jual Beli (AJB) baru kelar Juni yang dilanjutkan terbentuknya struktur direksi baru PSS.

"Memang saat RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) Mei lalu nama saya memang sudah resmi jadi direktur dan beberapa orang lainnya. Namun dalam perseroan itu resminya bukan RUPS, namun pada AJB," papar mantan CEO Perseru Badak Lampung tersebut.

Padahal dalam sebuah perusahaan, pencairan keuangan harus melalui sejumlah prosedur. Jajaran direksi PT PSS yang baru termasuk Direktur Keuangan masih dalam proses setelah transisi.

"Nah sekarang semua posisi itu sudah lengkap termasuk di Direktur Keuangan. Makanya gaji itu bisa kita realisasikan pekan ini (24 Juli)," tegasnya.

Faktor selanjutnya sekaligus terbesar adalah hantaman pandemi Covid-19 di Indonesia. Menurutnya, pandemi virus corona yang menghentikan kompetisi Liga 1 2020 membuat segala perencanaan timnya berantakan.

"Tentu saja saat proses pengambilalihan, kami sudah berhitung dan mengukur donk bagaimana kebutuhan tim ini. Termasuk dari sisi sponsor, subsisi LIB. Tapi karena virus corona itu ya membuat semua perhitungan kita jadi ambyar," tukas Marco.

Meski demikian, eks Direktur Pelita Bandung Raya (PBR) itu menegaskan komitmen tinggi diusung sejak awal. Meski AJB baru inkrah bulan lalu, pihaknya bahkan sudah mengeluarkan biaya operasional Rp 7,5 miliar sejak awal musim atau Januari silam.

"Kalau ada yang menanyakan soal komitmen kami, ya belum resmi jadi pemilik saja kita sudah keluarin uang segitu kok. Itu salah satu bentuk keseriusan sejak awal," tandas dia.