Liga Indonesia

Iwan Budianto dan Kisah Deretan Manajer Muda Gemparkan Liga Indonesia 2003

Kamis, 30 Juli 2020 09:12 WIB
Penulis: Prabowo | Editor: Lanjar Wiratri
© Media PSSI
Iwan Budianto menjadi salah satu manajer muda yang menangani klub di Liga Indonesia 2003. Copyright: © Media PSSI
Iwan Budianto menjadi salah satu manajer muda yang menangani klub di Liga Indonesia 2003.

INDOSPORT.COM - Peran generasi muda memang tak bisa dilepaskan dari sepak bola. Termasuk di sepak bola Indonesia saat ini, dimana generasi muda terus mendapat kesempatan untuk unjuk gigi.

Contoh terbaru adalah komposisi pemain Timnas Indonesia yang dipanggil mengikuti pemusatan latihan (TC) di Jakarta. Dari 29 pemain dipanggil pelatih asal Korea Selatan itu, 10 diantaranya berusia di bawah 23 tahun. 

Bomber Bali United, Ilija Spasojevic jadi pemain tertua yakni 32 tahun. Jika dirata-rata, skuat Timnas Indonesia saat ini berusia 24,6 tahun.

Tak hanya dari sektor pemain, jabatan strategis nan vital seperti manajer tim tak jarang diisi sosok berusia muda di bawah 30 tahun. Jiwa muda yang berapi-api dan semangat untuk mengelola tim sepak bola jadi modal.

INDOSPORT mencoba membedah Buku Program PSSI di Liga Bank Mandiri 2003, dimana deretan manajer muda mampu menggemparkan kompetisi kasta tertinggi sepak bola Tanah Air saat itu. Kompetisi kasta tertinggi saat itu masih bernama Divisi Utama.

Sadikin Aksa (25 tahun)-PSM Makassar

Pertama ada Sadikin Aksa, putra dari pendiri Group BOSOWA, Aksa Mahmud. Sebelum jadi manajer PSM, dia merupakan pembina Perseka Bosowa dan PS Semen Bosowa yang berlaga di kompetisi Divisi Utama PSM.

Sadikin juga tercatat sebagai salah satu manajer termuda dalam sejarah sepak bola Indonesia. Sebagai sosok muda, dia kala itu membawa tugas berat tim Juku Eja juara setelah sebelumnya meraih hasil itu di Liga Indonesia 2000. 

Tak tanggung-tanggung, saat itu dana yang dipersiapkan mencapai Rp 7 miliar. Tak pelak, PSM mampu mendatangkan deretan pemain asing debutan namun berkelas mulai Oscar Aravena, Pablo Garcia, Jorge Toledo, hingga Cristian Gonzales.

Namun di musim itu, PSM Makassar harus puas sebagai runner-up di bawah Persik Kediri yang keluar sebagai juara. PSM saat itu mengoleksi 62 poin hasil 18 menang, 8 seri, dan 12 kali kalah.

Yoyok Sukawi (24 tahun) - PSIS Semarang

Liga Indonesia 2003 jadi debut pria bernama lengkap Alamsyah Satyanegara Sukawijaya tersebut sebagai manajer. Tugas berat tentunya bagi sosok muda itu berada di jabatan vital tim sebesar PSIS Semarang.

Pria yang akrab disapa Yoyok Sukawi itu merupakan putra dari Walikota Semarang sekaligus Ketua Umum PSIS saat itu, Sukawi Sutarip. Bayang-bayang adanya KKN di tubuh manajemen tim Laskar Mahesa Jenar diakuinya sempat mencuat.

"Saat itu saya langsung diremehkan semua orang. Bahkan ada yang bilang bahwa Pak Walikota terlalu berani menunjuk saya sebagai manajer. Istilahnya dianggap masih bau kencur," ungkap Yoyok kala berbincang dengan INDOSPORT.

"Tapi orang-orang tidak melihat bahwa sebelum jadi manajer saya sudah berada di PSIS, namun tidak kelihatan. Mulai 2001 saya sudah belajar di dalam manajemen tim dan baru serius di posisi manajer 2003," tambah dia.

Sosok yang kini anggota Komisi X DPR RI itu menceritakan betapa sulitnya menempati posisi manajer. Namun dengan usia yang tergolong sangat muda, Yoyok mengakui jika dirinya terus belajar dan mendapat motivasi dari sang bapak.

"Saya banyak diberitahu Pak Sukawi, jadi anak muda kalau mau belajar dari senior itu lebih cepat menyerap ilmu," kata dia.

Selain Sukawi Sutarip, Yoyok mengakui sosok lain yang jadi guru dalam hal manajerial klub adalah Simon Legiman (eks manajer PSIS), HB Bahreisy Gozali (eks GM PSIS), hingga Andi Darussalam. Dirinya rajin bersilaturahmi sekaligus meminta masukkan berkait bagaimana menjalankan peran sebagai manajer.

"Saya banyak input dari beliau-beliau yang sudah senior dan punya track record mentereng. Saya tidak malu untuk bertanya," paparnya.

Meski musim debutnya hanya membawa PSIS finish di posisi ke-13, namun perlahan Yoyok mampu membawa tim kebanggaan masyarakat Kota Lunpia itu berprestasi. Termasuk jadi runner-up Liga Indonesia 2006.