Liga Indonesia

Iwan Budianto dan Kisah Deretan Manajer Muda Gemparkan Liga Indonesia 2003

Kamis, 30 Juli 2020 09:12 WIB
Penulis: Prabowo | Editor: Lanjar Wiratri
© dok. pribadi Yoyok Sukawi
Anggota Komisi X DPR RI, Yoyok Sukawi yang juga anggota EXCO PSSI dan CEO PSIS Semarang. Copyright: © dok. pribadi Yoyok Sukawi
Anggota Komisi X DPR RI, Yoyok Sukawi yang juga anggota EXCO PSSI dan CEO PSIS Semarang.
Hasnuryadi Sulaeman (28 tahun) - Barito Putera

Hasnuryadi merupakan putra dari Abdussamad Sulaiman HB, pengusaha dan pemilik PS Barito Putera. Sejak kecil, Hasnur memang bercita-cita sebagai pesepak bola. Namun keinginan itu tak kesampaikan, karena orang tuanya menginginkan sosok kelahiran Banjarmasin 21 Juni 1975 tersebut meneruskan bisnis keluarga.

Ayah Hasnuryadi sendiri merupakan pemilik Hasnur Group, sebuah usaha bisnis yang bergerak di bidang kehutanan, pertambangan, hingga perkapalan. 

Hasnuryadi juga memiliki Yayasan Hasnur Centre yang menaungi Politeknik Hasnur dan SMA Global Islamic Boarding School, sebagai institusi pendidikan tinggi dan menengah di Banjarmasin.

Namun, keinginan untuk bergelut di dunia sepak bola akhirnya terwujud sejak tahun 2000. Saat itu, dia ditunjuk sebagai manajer Barito Putera.

Hanya saja, perjalanan tim Laskar Antasari di Liga Indonesia 2003 cukup tragis karena finish di dasar klasemen sekaligus degradasi ke Divisi I. Barito Putera hanya mengemas 38 poin hasil sembilan kemenangan, 11 seri, dan menelan 18 kekalahan.

Iwan Budianto (29 tahun)-Persik Kediri

Nama terakhir tentu saja sosok manajer muda fenomenal dalam diri Iwan Budianto. IB, sapaan akrabnya mampu membawa klub pendatang baru, Persik Kediri juara di akhir musim.

Prestasi itu tentu membanggakan dan di luar prediksi banyak orang. Apalagi status sebagai tim promosi membuat skuat Macan Putih sedari awal hanya menargetkan bertahan.

Namun, gairah muda dan semangat tinggi mampu menjadi dinamo yang membawa Persik terbang tinggi. Belum lagi, ada sosok muda lain dalam diri pelatih Jaya Hartono (38 tahun) yang punya andil besar atas kesuksesan itu.

Dikutip dari Buku Program PSSI di Liga Bank Mandiri 2003, bagi Iwan Budianto, sepak bola ibarat bermain musik. Jika salah satu alat tidak berfungsi, alunan musiknya terasa hambar.

Baginya, dalam sepak bola jika salah sati sektor tidak berfungsi, akan terjadi kepincangan. Filosofi itulah yang diterapkan Iwan dalam memimpin Persik saat itu.

"Tidak ada pemain yang dianakemaskan maupun dianaktirikan. Semua harus diperlakukan sama," ucapnya saat itu