In-depth

Andrea Pirlo dan Kepercayaan Juventus Bangun Dinasti di Pundak Para Legenda

Jumat, 31 Juli 2020 17:57 WIB
Editor: Theresia Ruth Simanjuntak
© Getty images
Penunjukkan Andrea Pirlo sebagai pelatih U-23 kian menegaskan strategi Juventus dari segi manajemen, yakni membangun dinasti di pundak para mantan pemain dan legenda. Copyright: © Getty images
Penunjukkan Andrea Pirlo sebagai pelatih U-23 kian menegaskan strategi Juventus dari segi manajemen, yakni membangun dinasti di pundak para mantan pemain dan legenda.

INDOSPORT.COM - Penunjukkan Andrea Pirlo sebagai pelatih U-23 kian menegaskan strategi raksasa Serie A Italia, Juventus, dari segi manajemen, yakni membangun dinasti di pundak para mantan pemain dan legenda.

Pada Kamis (30/07/20), Juventus secara resmi mengumumkan Andrea Pirlo sebagai pelatih Juve U-23. Mantan pemain mereka pada 2011-2015 itu menggantikan tugas Fabio Pecchia.

Kabar ini cukup menghebohkan di kalangan penikmat sepak bola. Banyak yang penasaran apakah kualitas Andrea Pirlo sebagai pelatih nantinya sama hebatnya dengan ketika ia masih aktif sebagai gelandang dengan operan ciamik dan kemampuan mengeksekusi tendangan bebas yang mumpuni.

Terlepas sukses atau tidaknya, penunjukkan Andrea Pirlo itu sekali lagi membuktikan keunikan Juventus dalam scouting dan mempekerjakan para mantan pemain mereka di manajemen, hal yang tidak banyak dilakukan klub-klub top Eropa.

Banyak klub Eropa hanya berani memberikan para mantan dan legenda mereka sekadar duta klub yang tugasnya mewakili di acara konferensi pers, bertemu dengan fans di belahan dunia lain, dan kegiatan lain untuk memanjakan para sponsor.

Ketika belum banyak klub yang percayakan tim utama kepada mantan bintang mereka yang usia karier kepelatihan masih bau kencur, Juventus terlebih dahulu menerapkan strategi itu.

Enggan merunut terlalu jauh, misalnya ketika legenda kiper Dino Zoff melatih Juventus pada 1988-1990. Cukup melihat tren tersebut dalam 15 tahun terakhir.

Didier Deschamps menjadi awal mula. Sukses sebagai pemain di Bianconeri pada 1994-1999, ia kemudian melatih tim senior pada 2006 ketika masih berusia 38 tahun.

Kala itu, visi Juventus jelas. Mereka memberikan Deschamps pengalaman melatih sembari menugaskannya membawa tim yang kala itu di Serie B kembali ke Serie A dalam semusim saja. Target terealisasi dan pelatih asal Prancis itu kemudian mundur.

Setelah Deschamps, Juventus masih menggunakan jasa para mantan bintang yakni Ciro Ferrara (2009-2010) dan Antonio Conte (2011-2014). Nama terakhir akhirnya yang sukses membangun fondasi kembalinya Juve dominan di Italia.