Liga Champions

Juventus Tersingkir di Liga Champions, Ini Pembelaan 'Tak Tahu Diri' Sarri

Sabtu, 8 Agustus 2020 14:33 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Nicolò Campo/LightRocket via Getty Images
Timnya tersingkir di Liga Champions Eropa 2019-2020, pelatih Juventus, Maurizio Sarri, memberikan respons yang tak terduga. Copyright: © Nicolò Campo/LightRocket via Getty Images
Timnya tersingkir di Liga Champions Eropa 2019-2020, pelatih Juventus, Maurizio Sarri, memberikan respons yang tak terduga.

INDOSPORT.COM - Timnya tersingkir di Liga Champions Eropa 2019-2020, pelatih Juventus, Maurizio Sarri, memberikan respons yang tak terduga. 

Juventus harus menelan pil pahit usai tersingkir secara mengenaskan di ajang Liga Champions 2019-2020. Meski menang 2-1 dari Olympique Lyon di Allianz Stadium, Juventus harus tersingkir secara agregat gol tandang dengan skor 2-2.

Kekalahan ini pun memberikan tekanan kepada kursi kepelatihan Juventus yang dipimpin oleh Maurizio Sarri. Di bawah Sarri, Juventus musim ini memang tampil tak sesuai ekspektasi. 

Perolehan poin mereka di Serie A menurun, Bianconeri kalah di final Coppa Italia, serta kembali gagal meraih trofi yang mereka idam-idamkan, yakni Liga Champions. 

Meski begitu, Sarri tidak terima jika pekerjaannya di Juventus selama ini hanya dinilai dari kegagalan dalam pertandingan melawan Lyon saja. 

“Menurut saya, manajemen tidak memutuskan berdasarkan satu pertandingan. Saya pikir mereka membuat evaluasi yang lebih luas —— apakah mereka mendukung atau menentang.” ujar Sarri dikutip dari The Herald

Alasan Sarri berbicara seperti itu adalah karena ia menilai Juventus secara keseluruhan tampil baik di Liga Champions. Juventus keluar sebagai juara Grup D. 

Jika ditotal, Juventus melakoni Liga Champions musim ini dengan 6 menang, 1 imbang, dan 1 kalah. “Jika itu adalah peringkat (klasemen) normal, kami akan menjadi yang pertama atau kedua setelah enam kemenangan, sekali imbang dan satu kekalahan.” katanya. 

Akan tetapi, ucapan Sarri tersebut terkesan "tak tahu diri". Sebab, kita semua tahu jika Liga Champions merupakan kompetisi dengan sistem turnamen. 

Statistik kemenangan, poin, dsb, bukanlah acuan utama, yang terpenting adalah bagaimana sebuah tim bisa mencapai final dan meraih gelar juara. Manajemen Juventus diyakini bakal melakukan evaluasi di musim panas ini sebab target utama mereka bukan lagi Italia, tetapi Liga Champions Eropa yang terakhir kali mereka dapatkan pada 1996.