Bola Internasional

Mengenal Teknik Penalti Hop: Diperkenalkan Jorginho, Dipopulerkan Bruno Fernandes

Kamis, 17 September 2020 19:33 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
 Copyright:
Apa Itu Teknik 'Jorginho Hop'?

Teknik Jorginho Hop sendiri bermula dari ide untuk memperdaya kiper sebelum bola ditendang. Teknik ini memiliki kemiripan dengan gaya menendang dengan berhenti sejenak dalam hitungan kurang dari satu detik seperti yang dilakukan Mario Balotelli dan Eden Hazard.

Bedanya, Jorginho Hop dilakukan dengan lompatan kecil. Satu lompatan kecil sebelum menendang bola ini adalah kunci keberhasilan penalti ini. Pada momen melompat, eksekutor akan melihat gerakan kiper yang condong ke kiri atau ke kanan.

Satu lompatan ini  sebagai titik pemberhentian bagi eksekutor untuk membaca dan memperdaya kiper. Sehingga butuh kejelian dan pembacaan yang akurat dari gesture kiper. Pasalnya, teknik ini sendiri hampir memiliki tingkat kesuksesan 100 persen.

Jorginho yang menjajal teknik Hop di Italia, hanya sekali mengalami kegagalan yakni saat 2017 kala melawan Udinese. Saat itu, kiper Simone Scuffet memilih diam di tempat dan tidak bereaksi saat eksekutor melakukan lompatan.

Pun di Inggris, Jorginho harus bertekuk lutut di depan Ederson di final Carabao Cup 2019 silam. Saat itu, kiper Manchester City ini memilih tak bereaksi dan mementahkan tendangannya.

Namun, apa yang dilakukan Simone Scuffet atau Ederson bisa saja menjadi bumerang di tendangan penalti Hop ini. Hal ini diakui oleh Matej Delac, mantan kiper Chelsea yang menganalisa teknik milik Jorginho dan Eden Hazard yang serupa tapi tak sama.

“Sulit menghadapi Hazard. Dia akan melihat kiper dan menunggunya bergerak sebelum mengambil langkah terakhir. Itu sama dengan penalti Jorgino (Jorginho Hop),” ujar Delac.

“Pergerakan Jorginho sendiri unik tapi itu membuatnya jarang gagal. Itu adalah teknik yang bagus tapi sulit dikuasai.

“Jika Anda tak bereaksi, dia (Jorginho) bisa saja mengarahkan bola ke sudut kanan atau kiri dan Anda akan kesulitan menggapainya karena jarak. Saya sulit menemukan celah dari teknik yang ia miliki,” pungkas Delac.