In-depth

Forza Parma! Menanti Kebangkitan Parma Calcio di Tangan Miliarder AS

Sabtu, 19 September 2020 17:00 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Grafis:Frmn/Indosport.com
Menanti kebangkitan klub legendaris Serie A Italia, Parma, usai diakuisisi oleh miliarder Amerika Serikat jelang musim 2020-2021 bergulir. Copyright: © Grafis:Frmn/Indosport.com
Menanti kebangkitan klub legendaris Serie A Italia, Parma, usai diakuisisi oleh miliarder Amerika Serikat jelang musim 2020-2021 bergulir.

INDOSPORT.COM - Menanti kebangkitan klub legendaris Serie A Italia, Parma, usai diakuisisi oleh miliarder Amerika Serikat jelang musim 2020-2021 bergulir. 

Kabar bahagia datang bagi para parmagiani alias penggemar klub Serie A Italia, Parma, di seluruh dunia. Jelang digelarnya Serie A Italia 2020-2021, Parma resmi diakuisisi oleh pengusaha Amerika Serikat, Kyle Krause.

Melalui Krause Group yang bermarkas di Iowa, Amerika Serikat, sang pengusaha resmi menguasai 90 persen saham klub, Jumat (18/09/20). Dengan demikian, Kyle Krause pun resmi menjadi pemilik baru Parma, menggantikan posisi kelompok pebisnis lokal Nuovo Inizio.

“Nuovo Inizio, perusahaan yang terdiri dari para pengusaha lokal, dan Krause Group dengan senang hati mengumumkan keberhasilan akuisisi saham pengendali di Parma Calcio 1913," bunyi pernyataan resmi klub.

“Secara khusus, Krause Group telah mengakuisisi 90 persen Parma Calcio 1913 srl dan 99 persen Progetto Stadio Parma srl, perusahaan SPV yang dibentuk untuk mengelola proyek renovasi Stadion Ennio Tardini.”

Di sisi lain, Kyle Krause pun mengungkapkan kegembiraannya atas tercapainya akuisisi ini. “Akuisisi Parma Calcio 1913 adalah perwujudan mimpi yang telah berlangsung lama,” ungkapnya seperti dilansir USA Today.

Krause Group sendiri merupakan perusahaan induk dari sejumlah bisnis yang mencakup ritel, logistik, anggur Italia, real estate, pertanian, dan klub sepak bola.

Sejarah Besar dan Kejatuhan

Parma merupakan salah satu tim dengan sejarah besar di Italia. Di era 90-an dan awal 2000-an, klub ini diperhitungkan sebagai kekuatan utama di sepak bola Italia dan Eropa. 

Dalam kurun waktu tersebut, tercatat mereka berhasil meraih tiga gelar Coppa Italia (1991/92, 1998/99, 2000/01) dan Piala Super Italia (1999). Sementara di Eropa, mereka meraih 2 Piala UEFA/Liga Europa (1994/95, 1998/99), dan 1 Piala Super Eropa (1993). 

Parma juga konsisten berada di enam besar Serie A Italia. Bahkan, saat ditukangi Carlo Ancelotti musim 1996/97, mereka hampir merebut gelar scudetto andai saja Juventus dan Torino tak bermain imbang dalam derby kontroversial di pekan terakhir.

Parma merupakan tim tersukses Italia keempat di Eropa. Di masa lalu, Gialloblu memiliki bintang-bintang beken seperti Fabio Cannavaro, Lilian Thuram, Patrick Mboma, Adriano, Hidetoshi Nakata, Marcelo Salas, Hernan Crespo, Gianluigi Buffon, dan masih banyak lainnya. 

Namun, lambat laun, kejayaan itu pudar. Di era 2000-an, mereka mulai meredup seiring bangkrutnya sponsor utama mereka, Parmalat, pada 2004 yang telah menyokong klub sejak 1991. 

Setelah itu, Parma pindah dari tangan keluarga Tanzi ke sejumlah investor seperti Tommaso ghiarardi (2007). Namun, Parma tak benar-benar bisa stabil. 

Justru, mereka mengalami kebangkrutan lagi pada 2015, kali ini lebih parah karena ada skandal korupsi sampai utang yang begitu menumpuk. Parma pun langsung dilempar ke Serie D.

Namun, sekelompok grup investor lokal datang menyelamatkan Parma. Setelah berganti nama beberapa kali, kali ini Parma tampil dengan bungkusan baru, yakni Parma Calcio 1913, Di bawah Nuovo Inizio, Parma meroket, dengan meraih promosi tiga musim beruntun ke Serie A.