In-depth

Bom Waktu Taktik Andrea Pirlo yang Bisa Buat Ronaldo Jengkel

Selasa, 22 September 2020 15:51 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Twitter @Pirlo_official
Andrea Pirlo dalam rebut perdana sebagai pelatih kepala Juventus di Serie A Italia. Copyright: © Twitter @Pirlo_official
Andrea Pirlo dalam rebut perdana sebagai pelatih kepala Juventus di Serie A Italia.
Perubahan Andrea Pirlo Bisa Bikin Pusing Ronaldo

Juventus tampil mengejutkan di laga semalam. Selain line up, mereka turun dengan formasi yang tak diduga-duga.

Perubahan pertama yang dilakukan Andrea Pirlo pada Juventus adalah dengan mengubah formasi menjadi 3-5-2 dengan Ronaldo dan Kulusevski berduet di depan. Formasi ini sudah sangat lama tidak dipakai untuk starter Juventus.

Selama ini, Juve biasa memakai formasi 4-3-3 atau pun 4-3-1-2 jika ingin memasukkan Paulo Dybala sebagai playmaker. Di bawah Pirlo, Juve kembali ke formasi tiga pemain belakang.

Terakhir kali Juve main dengan formasi ini adalah saat di bawah Antonio Conte. Tak heran memang, sebab Pirlo mengakui banyak terinspirasi dari seniornya tersebut. Dan Conte pun masih setia dengan 3-5-2 dalam membesut Inter Milan musim ini.

Perubahan formasi pun berimplikasi pada gaya bermain Juventus. Dibanding musim lalu, Juventus di bawah Andrea Pirlo bermain dengan memanfaatkan lebar lapangan.

Mereka lebih sabar dan tak langsung menusuk ke kotak penalti. Yang luar biasa pada laga ini selain kerjasama dari McKennie, Rabiot, serta Fabrotta dan Cuadrado adalah penampilan gemilang Aaron Ramsey.

Pirlo nampaknya tahu betul potensi Ramsey. Sebetulnya, Ramsey di bawah Sarri cukup bersinar dengan peran trequartista. Dan hal itu pun ingin coba diulangi Pirlo, dengan bungkus berbeda.

Meski tak murni sebagai trequartista, Aaron Ramsey bermain gemilang dengan umpan-umpan kuncinya. Tercatat, mantan pemain Arsenal itu memberikan 1 assist, 6 umpan kunci, 3 intersep, 2/2 dribel sukses, dan 11 memenangkan duel.

Ternyata, taktik dari Pirlo ini bisa berdampak pada peran Ronaldo di Juventus. Seperti diketahui, Selama lebih dari satu dekade, Ronaldo hampir selalu bermain dalam formasi menyerang modern 4-3-3.

Dalam formasi tersebut, ia berperan entah menjadi sayap kanan, atau kiri. Sisi sayap menjadi area favorit Ronaldo dalam mengeksploitasi pertahanan lawan, baik dalam mencetak gol atau memberi asssit.

Gaya ini pula yang membedakannya dengan Lionel Messi yang lebih sebagai gelandang serang di Barcelona. Namun, pada musim ini, Ronaldo bakal memainkan peran yang lebih berbeda.

Seperti saat melawan Sampdoria, Ronaldo dipasang sebagai striker berduet dengan Kulusevski. Hal ini membuat dirinya lebih sering bermain agak ke tengah.

Meski begitu, dengan formasi 3-5-2 yang mengandalkan lebar lapangan, Ronaldo masih bisa beradaptasi dengan cukup baik. Akan tetapi, sedikit banyak hal ini pasti akan membuat peran Ronaldo terkikis.

Ronaldo yang biasa meliuk-liuk dan mengandalkan kecepatan tentu akan 'terpenjara' dengan peran barunya di ujung tombak. Seandainya ia ditarik lebih ke belakang mengisi posisi Cuadrado, tentu akan terasa canggung.

Formasi 3-5-2 memang menjanjikan transisi yang apik antara menyerang dan bertahan. Empat sampai lima gelandang akan aktif untuk bergerak dinamis dalam membantu serangan maupun bertahan.

Jadi, Juventus tak hanya mengandalkan Cristiano Ronaldo semata dalam formasi model trisula di depan. Dengan cara ini, Juventus juga tetap bisa menjaga penguasaan bola dan mengontrol pertandingan.

Taktik Andrea Pirlo ini pun terbukti efektif untuk melawan Sampdoria yang diasuh oleh Claudio Ranieri. Jika Pirlo merasa cocok, bisa-bisa ini menjadi bom waktu bagi Ronaldo dalam kesempatan tampil di Juventus.

Apalagi, La Vecchia Signora dilaporkan telah sepakat untuk mendatangkan Alvaro Morata, sosok striker murni sesungguhnya pada formasi 3-5-2. Menarik untuk menantikan, apakah Ronaldo yang dikenal berjiwa kompetitif bisa beradaptasi dan tetap tampil maksimal di bawah gaya kepelatihan Andrea Pirlo di Serie A Italia dan Liga Champions musim ini.