In-depth

Zlatan Ibrahimovic dan Bukti Tinggalkan Barcelona Tak Selalu Buruk

Minggu, 27 September 2020 16:58 WIB
Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Manuel Queimadelos Alonso/Getty Images
Zlatan Ibrahimovic bisa jadi salah satu contoh nyata bahwa meninggalkan raksasa LaLiga Spanyol Barcelona tak selamanya jadi tanda penurunan karier sepak bola. Copyright: © Manuel Queimadelos Alonso/Getty Images
Zlatan Ibrahimovic bisa jadi salah satu contoh nyata bahwa meninggalkan raksasa LaLiga Spanyol Barcelona tak selamanya jadi tanda penurunan karier sepak bola.

INDOSPORT.COM - Zlatan Ibrahimovic bisa jadi salah satu contoh nyata bahwa meninggalkan raksasa LaLiga Spanyol Barcelona tak selamanya jadi tanda penurunan karier sepak bola.

Siapa yang tidak tahu Barcelona? Mereka yang kurang mengikuti perkembangan sepak bola pasti setidaknya pernah mendengar nama klub yang berbasis di Camp Nou ini.

Selain karena dihuni oleh megabintang asal Argentina, Lionel Messi, Barcelona juga dikenal karena kesuksesannya dalam setiap kompetisi yang ia ikuti, baik domestik maupun di kancah Eropa atau dunia.

Semenjak berdiri pada 29 November 1899 silam, klub yang kerap disebut Blaugrana tersebut sudah mengoleksi 26 gelar juara La Liga Spanyol dan lima kali juara Liga Champions.

Salah satu rekor Barcelona yang belum pernah dirasakan oleh klub-klub Liga Spanyol lainnya, yakni satu-satunya yang pernah 30 kali menjuarai Copa del Rey. Rival abadi mereka, Real Madrid saja hanya bisa memenangkannya 19 kali saja.

Dengan gemilang prestasi tersebut, tentunya tidak sembarangan pemain bisa masuk dan memperkuat Barcelona. Hanya mereka yang memiliki skill mumpuni dan kemauan keras untuk meraih hasil terbaik yang bisa bertahan di klub bentukan Joan Gamper tersebut.

Dengan adanya situasi seperti itu, jelas persaingan agar bisa masuk tim utama Barcelona selalu ketat. Tidak jarang, banyak pemain yang akhirnya tersingkir karena kalah saing dengan pemain lainnya.

Contoh terbarunya seperti yang dialami oleh Luis Suarez, Arturo Vidal, dan Ivan Rakitic yang terdepak dari Barcelon era kepemimpinan Ronald Koeaman.

Kepergian ketiganya dari Barcelona di usia yang masih tergolong produktif itu pun menghasilkan banyak prediksi miring. Pasalnya, mayoritas pemain yang hengkang dari Blaugrana di usia produktif akan mengalami penurunan karier.

Ambil contoh yang dialami oleh Alexis Sanchez. Bintang Timnas Chile tersebut pernah memperkuat Barcelona medio 2011-2014.

Empat tahun bersama Barcelona, Sanchez tampil sebanyak 141 kali dan mencetak 47 gol. Ia pun ikut ambil bagian saat Barcelona menjuarai LaLiga 2012/13, Copa del Rey 2011/12, UEFA Super Cup 2011, dan Piala Dunia Antar Klub 2011.

4 tahun menjadi bagian Blaugrana, Sanchez akhirnya hengkang ke Arsenal setelah sering dicadangkan oleh pelatih Barcelona saat itu, Pep Guardiola.

Nasib Sanchez pun menjadi luntang-lantung sejak hengkang dari Barcelona. Ia sempat berada di Arsenal selama 4 tahun, namun jarang tampil karena kerap cedera.

Ia kemudian hijrah ke Manchester United. Namun, cedera kembali membuatnya gagal menampilkan permainan terbaik hingga dipinjamkan dan  dipermanenkan oleh Inter Milan.

Setelah hengkang dari Barcelona, Sanchez juga tercatat minim meraih gelar juara. Ia hanya pernah menjuarai Piala FA 2014/15, 2016/17 dan Community Shiel 2014.

Namun, tak semua pemain mengalami nasib seperti Sanchez pasca meninggalkan Barcelona di usia produktif. Nyatanya ada pemain yang justru makin bersinar ketika pergi meninggalkan Barcelona hingga sekarang.

Siapa saja mereka? Berikut redaksi berita olahraga INDOSPORT sajikan pembahasannya untuk Anda para pembaca setia.

Zlatan Ibrahimovic dan Barcelona

Bila Denny Sumargo dijuluki pebasket sombong, maka di kancah sepak bola ada Zlatan Ibrahimovic yang bisa dibilang pesepakbola sombong.

Namun, kesombongan yang dimiliki Ibrahimovic bisa dimaklumi, mengingat selama berkarier di dunia si kulit bundar, pria kebangsaan Swedia itu sudah punya prestasi mentereng.

Terjun ke kancah profesional sejak 1999 silam, Zlatan Ibrahimovic tercatat sudah memperkuat sembilan klub di tujuh negara berbeda. Salah satu klub yang pernah ia perkuat adalah Barcelona.

Datang usai membawa Inter Milan menjadi juara Serie A Italia 2008/09, banyak pihak yang memprediksi Ibrahimovic akan bersinar bersama pemain hebat lainnnya seperti Thierry Henry dan Lionel Messi di Barcelona untuk musim 2009/10.

Untuk masa-masa awal, Ibrahimovic memang seperti terlihat menikmati waktu-waktunya di Barcelona. Namun, lambat laun, pemain kelahiran 3 Oktober 1981 itu mulai merasakan bahwa Blaugrana bukanlah rumah yang mententramkan jiwanya.

Dalam buku otobiografinya berjudul 'I Am Zlatan', Ibrahimovic menceritakan bagaimana ia tersiksa karena dipaksa menjadi pemain yang 'santun' dan mulai menjelma jadi 'pelayan' Messi.

Ia bahkan merasa sudah kehilangan jati dirinya sebagai seorang Zlatan Ibrahimovic, yang menyebabkan dirinya kerap terlibat adu mulut dengan sang pelatih, Pep Guardiola.

Di beberapa kesempatan, Ibrahimovic bahkan secara terang-terangan mengatakan Guardiola adalah seorang pengecut dan menyataka ingin segera hengkang dari Barcelona, terutama setelah mereka menggunakan formasi 4-5-1 dengan Messi sebagai pusat serangan.

Keinginan untuk hengkang itu pun terkabul setelah sang agen Ibrahimovic, Mino Raiola berhasil menjalin kesepakatan dengan AC Milan.

Pada Agustus 2010, Ibrahimovic pergi ke Milan dengan status pinjaman, setelah musim sebelumnya meraih gelar juara LaLiga 2009/10.

Setelah hengkang dari Barcelona, alih-alih mengalami 'degradasi' performa, Ibrahimovic justru menunjukkan kualitasnya sebagai seorang penyerang berbahaya.

Dua musim bersama AC Milan, Ibrahimovic menjadi mimpi buruk setiap kiper dengan koleksi 56 gol dari 85 penampilan di semua kompetisi, yang menghantarkan Rossoneri meraih Scudetto.

Setelahnya, ia hengkang ke klub kaya baru, Paris Saint-Germain. Bersama jagoan Ligue 1 Prancis itu, Ibrahimovic menghabiskan waktu selama empat musim dan mengukir torehan 156 gol serta 4 gelar juara beruntun Ligue 1.

Penasaran dengan atmosfer Liga Inggris yang disebut paling kompetitif, Ibrahimovic pun memutuskan bergabung dengan Manchester United dan bertemu dengan pelatih idolanya, Jose Mourinho.

Namun, kebersamaan Ibrahimovic bersama Manchester United hanya bertahan dua musim setelah ia menderita cedera parah pada kakinya. Meski begitu, Ibrahimovic setidaknya mampu menghadirkan koleksi 29 gol dan persembahan trofi juara Liga Europa 2016/17.

Setelahnya, Ibrahimovic yang sudah memasuki usia 35 tahun lebih menjajal keberuntungannya dengan bermain di Major League Soccer bersama LA Galaxy. Setelah dua musim, ia memutuskan untuk kembali ke AC Milan hingga sekarang.

Bila diakumulasikan, sejak hengkang dari Barcelona pada 2010 lalu, Zlatan Ibrahimovic sudah mencetak 308 gol. Hal itu berarti ia sukses tetap mentasbihkan diri sebagai penyerang bahaya meski tak lagi di Barcelona.

Tak hanya urusan gol, Ibrahimovic juga tercatat sudah mengoleksi 17 trofi juara sejak melepaskan diri dari Barcelona. Sebuah catatan fantastis dan menjadi bukti bahwa meninggalkan Barcelona tak selamanya berakhir buruk.