In-depth

Ketika Frank Lampard Jengkel

Selasa, 29 September 2020 16:18 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Twitter/@CFCBlues_com
Gelandang Chelsea Billy Gilmour (kiri) dan pelatih The Blues Frank Lampard (kanan). Copyright: © Twitter/@CFCBlues_com
Gelandang Chelsea Billy Gilmour (kiri) dan pelatih The Blues Frank Lampard (kanan).
Kejengkelan Lampard dan Performa Chelsea

Diyakini amarah Lampard kepada Alonso membuat karier pemain 29 tahun itu bersama Chelsea tamat. Apalagi pascapertandingan, ia menunjuk bek kirinya tersebut sebagai biang kerok dari hasil minor yang diraih The Blues melawan tim promosi.

Dengan bursa transfer yang masih dibuka, bisa saja Marcos Alonso dilepas. mantan pemain Fiorentina ini masih menarik minat Inter Milan yang memang mengincarnya sejak Antonio Conte menjadi pelatih tahun lalu.

Kejengkelan Lampard bisa dimengerti. Pelatih mana yang tidak kesal ketika pemainnya tak menghormati keputusannya di lapangan.

Alonso yang sudah berusia 29 tahun harusnya bisa bersikap lebih dewasa. Meski begitu, kejengkelan Lampard yang makin menjadi-jadi, menimbulkan tanda tanya. Apakah Alonso hanya pelampiasan sang legenda saja?

Lampard nampak berada dalam tekanan besar saat ini. Usai menghabiskan lebih dari 200 juta poundsterling (Rp3,8 triliun) untuk belanja pemain, Chelsea hanya mampu meraih empat poin dari tiga laga awal Liga Inggris.

Chelsea hanya mampu mengalahkan Brighton, meraih hasil imbang melawan West Brom dan tumbang dari Liverpool. Hasil imbang melawan West Brom memang sangat mengecewakan.

© Catherine Ivill/Getty Images
Selebrasi Tammy Abraham dengan Callum Hudson-Odoi usai menyamakan kedudukan untuk Chelsea atas West Brom Copyright: Catherine Ivill/Getty ImagesSelebrasi Tammy Abraham dengan Callum Hudson-Odoi usai menyamakan kedudukan untuk Chelsea atas West Brom

Terlebih dari itu, sejumlah rekrutan anyar Chelsea belum berkontribusi besar di tiga laga Liga Inggris ini. Kai Havertz baru memberikan satu assit dan belum bikin gol di liga. Mainnya juga masih meraba-raba.

Timo Werner belum mencetak gol. Hakim Ziyech masih cedera. Ben Chilwell entah mengapa tidak ada dalam skuad. Sisi kiri Chelsea terlihat sangat rapuh.

Untung saja Chelsea masih punya bintang-bintang muda yang berjasa di musim lalu seperti Mason Mount, Hudson-Odoi, dan Tammy Abraham yang masing-masing mencetak gol.

Frank Lampard yang dikenal sebagai pelatih tukang puji berubah menjadi sangat galak dan tak segan menyalahkan pemainnya di depan rekan setim. Jelas hal ini memiliki kaitan dengan posisinya sebagai pelatih.

Sejauh ini Chelsea belum tampil meyakinkan. Hasil Piala FA beberapa waktu lalu sendiri tak bisa dijadikan patokan.

Mulai pekan depan, manajemen dipercaya bakal mulai memantau Lampard secara lebih seksama. Andai di laga melawan Crystal Palace dan Southampton pada pekan ke-4 dan 5, Chelsea gagal meraih enam poin, maka Lampard dalam bahaya.

Mungkin ada pengecualian pada ajang Piala Liga di mana dini hari nanti Chelsea bakal berduel dengan Tottenham. Meski tak anggap remeh, Piala Liga bukan target utama The Blues.

Yah, harusnya dengan kejengkelan ini, Frank Lampard dan Chelsea bisa secepatnya berbenah. Segera perbaiki lini pertahanan karena di sana mereka selalu bobol di tiga laga.

Jika tidak, sebesar apapun nama Frank Lampard dalam buku sejarah Chelsea, bukan tak mungkin seorang Roman Abramovich ikutan 'jengkel' dan menggantikannya dengan pelatih lain demi ambisi di Liga Inggris.