Liga Indonesia

Manajemen PSIS Ingin Federasi Lebih Bijak Ambil Keputusan Terkait Liga 1

Minggu, 4 Oktober 2020 19:33 WIB
Kontributor: Alvin Syaptia Pratama | Editor: Herry Ibrahim
© Alvin Syaptia Pratama/INDOSPORT
General Manager PSIS Wahyu Winarto (tengah) saat melakukan jumpa pers di PSIS Office. Copyright: © Alvin Syaptia Pratama/INDOSPORT
General Manager PSIS Wahyu Winarto (tengah) saat melakukan jumpa pers di PSIS Office.

INDOSPORT.COM - Pihak Manajemen PSIS Semarang tidak terlalu kaget dengan kabar Liga 1 2020 batal dilanjutkan di Bulan Oktober 2020.

Sebelumnya pihak Kepolisian Republik Indonesia telah mengeluarkan arahan melalui Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono pada Senin pekan lalu yang isinya Polri tidak memberikan izin terhadap pertandingan sepak bola baik Liga 1, Liga 2, mau pun Liga 3 karena masih tingginya angka penyebaran Covid-19 di Tanah Air.

Menurut manajemen PSIS, dari awal rencana PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) ingin melanjutkan kompetisi sudah nampak membingungkan karena angka penyebaran Covid-19 di Indonesia belum mengalami penurunan dan mayoritas klub-klub di Indonesia sebetulnya cukup kesulitan apabila harus menggelar kompetisi dengan tidak diperbolehkannya ada penonton yang hadir di lapangan.

Pasalnya selama ini pendapatan tiket dari penonton merupakan sebuah penghasilan terbesar mayoritas klub-klub di Indonesia termasuk PSIS.

"Dari awal kami sebetulnya sudah ragu dan pesimis kompetisi Liga 1 bisa dilanjutkan. Situasi di Indonesia belum kondusif dengan masih tingginya angka penyebaran Covid-19. PSIS dulu juga sempat usul kompetisi tahun ini dihentikan saja," tandas General Manager PSIS Wahyu 'Liluk' Winarto kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT di Semarang, Minggu (04/10/20).

"Namun karena pada waktu itu PSSI melalui PT LIB memutuskan untuk jalan, jadi kami juga mempersiapkan tim dengan cukup maksimal," imbuhnya.

Liluk pun tak menampik bahwa saat ini klubnya mengalami beberapa kerugian baik secara finansial mau pun mental untuk pemainnya.

"Selama sebulan kami berlatih sudah menghabiskan uang sebanyak 40 juta rupiah untuk operasional latihan. Belum lagi kami juga sudah melakukan DP hotel untuk di Yogyakarta sebelum laga lawan Bali United, " ujarnya.

"Kami juga tahu apa yang dirasakan pemain PSIS. Pasti mereka juga down karena kabar kompetisi tidak dapat izin cukup mendadak. Itu hal yang cukup wajar," tambah Liluk.

Pria yang juga wakil ketua DPRD Kota Semarang ini berharap kedepannya PSSI dan PT LIB lebih bijak dalam mengambil keputusan. Ia tidak ingin klub dan pemain kembali dirugikan karena ketidak ada kepastian terkait kompetisi.

Apalagi ia juga menyoroti sikap PSSI mau pun PT LIB terhadap kasus beberapa pemain dan official di Indonesia yang dinyatakan positif Covid-19 usai mengikuti tes swab beberapa waktu lalu.

"Ketika ada pemain yang positif Covid, klub juga yang harus menanggung biayanya sendiri. Belum ada tindakan dari federasi. Ini kan cukup menyulitkan klub-klub yang minimnya pemasukan di tengah situasi seperti ini," pungkas GM PSIS ini.