Liga Inggris

Mengenang Kejadian Konyol Eks Madura United Saat Deadline Day

Selasa, 6 Oktober 2020 16:27 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© Ian Setiawan/INDOSPORT
Mengenang kembali kisah konyol eks Madura United, Peter Odemwingie saat Deadline Day atau penutupan terakhir bursa transfer tahun 2013. Copyright: © Ian Setiawan/INDOSPORT
Mengenang kembali kisah konyol eks Madura United, Peter Odemwingie saat Deadline Day atau penutupan terakhir bursa transfer tahun 2013.

INDOSPORT.COM – Pada 5 Oktober 2020, jagat sepak bola Eropa disibukkan dengan ‘Deadline Day’ yakni detik2 berakhirnya bursa transfer. Pada momen ini, setiap tim akan berlomba-lomba menyelesaikan urusan transfernya agar bisa mendaftarkan pemain.

Berbicara soal Deadline Day, tak jarang banyak tim yang gagal merampungkan transfernya di momen tersebut. Sebagai contoh kisah David De Gea yang gagal hijrah ke Real Madrid pada 2015 silam. Kegagalan kiper Spanyol tersebut pulang kampung terjadi karena rusaknya mesin fax.

Ya, karena rusaknya mesin fax tersebut, dokumen-dokumen transfer De Gea dari Manchester United terlambat dikirimkan. Alhasil, transfernya ke Real Madrid pun batal terjadi.

Selain kisah De Gea, masih ada kisah kocak dan menyedihkan terjadi di Deadline Day. Salah satunya di Inggris pada 2013 silam. Adalah mantan penggawa Madura United, Peter Odemwingie yang merasakan malu tak terkira hingga saat ini akibat transfer yang batal terjadi di momen itu.

Kembali ke tahun 2013, saat itu Liga Inggris memasuki Deadline Day transfer musim dingin. Segenap tim telah merampungkan transfernya, kecuali dua tim papan bawah yakni West Bromwich Albion dan Queen Park Rangers (QPR).

QPR pada musim 2012/13 berada di papan bawah dan membutuhkan tambahan pemain baru untuk menjaga asa bertahan di Liga Inggris. Harry Redknapp pun bahkan ditunjuk menjadi pelatih pada November 2012.

Untuk membawa QPR setidaknya bertahan di Liga Inggris, Redknapp merasa membutuhkan pemain baru. Nama Odemwingie pun menjadi targetnya. Kebetulan juga yang bersangkutan ingin mencicipi pengalaman baru.

Alhasil negosiasi pun dilakukan oleh kedua tim terkait Odemwingie. Negosiasi ini dipimpin oleh Redknapp selaku pelatih QPR sendiri. Bahkan jelang penutupan bursa transfer, paman dari Frank Lampard ini yakin bahwa kedua tim telah sepakat.

Hal ini membuat Peter Odemwingie melakukan aksi nekat yakni melakukan perjalanan berjarak 120 mil atau 193 km dari Birmingham tempat West Bromwich Albion ke markas Queen Park Rangers.

Usai sampai di markas QPR dengan mobilnya, layaknya rekrutan baru, Odemwingie memberikan tanda tangan kepada para penggemar dan juga melakukan interview dengan stasiun televisi yang berada di sana saat itu dengan menyebut dirinya siap dengan babak baru.

Naas, perjalanan jauh Odemwingie tersebut nyatanya tak seperti harapannya. Tepat pada penutupan transfer yakni 11 malam waktu setempat, kepindahannya urung terjadi. Alasannya, kedua tim tak mencapai kata sepakat soal harga.

Harry Redknapp dalam pernyataannya menyebutkan dirinya bersimpati atas apa yang menerpa Odemwingie. Pasalnya, ketidakjelasan negosiasi antara QPR dan West Brom berujung pada tercorengnya nama eks Madura United tersebut.

“Saya merasa simpati kepada Odemwingie dan menyesal atas apa yang terjadi,” ujar Redknapp kepada Sky Sport News.

“Saya pikir dia diberitahu untuk datang ke Loftus Road (markas QPR) bahwa QPR telah mengajukan tawaran dan diterima oleh West Brom. Saya pikir ada pesan yang salah di satu tempat,” lanjutnya.

Kekonyolan transfer di Deadline Day ini pun sempat membuat Odemwingie ingin menangis. Namun di sisi lain ia merasa lucu karena kepolosannya sehingga memberi interview dan memberi tanda tangan kepada penggemar QPR saat transfernya belum sepenuhnya selesai.

“Saya bahkan tak tahu apa yang saya pikirkan (saat itu). Saya hanya tertawa dan hampir menangis di saat yang bersamaan. Saya percaya transfer itu telah selesai, tak ada yang saya sembunyikan,” Tutur Odemwingie ke Sky Sports.

“Ketika kamera datang, saya tak merasa canggung untuk berkata ‘ya, di sini saya berada’. Mereka (para pemain West Brom) sedikit heran dan mereka tahu saya percaya transfer telah berhasil,” lanjutnya.

Kekonyolan dan kepolosan Odemwingie hingga memberi pernyataan soal tim barunya saat transfernya belum usai lantas menjadi problema baru. Ia dibenci oleh fans West Brom dan banyak pihak menyebutnya tidak profesional.

“Setelah kepindahan ini batal, saya berkata saya akan pergi dengan memainkan lagu Akon, Lonely, dan kembali ke rumah. Saya berharap itu semua tak terjadi, tapi itulah kehidupan,” pungkasnya.

Harry Redknapp yang menjadi salah satu aktor di balik kekonyolan ini pun mengatakan bahwa Peter Odemwingie memiliki satu kesalahan besar di transfer ini. Kesalahan itu adalah dirinya terlalu jujur. Terlalu jujur dalam transfer dan keinginannya sehingga mendapat kecaman dan kebencian dari fans.

“Dia (Odemwingie) berbuat satu kesalahan besar. Dia terlalu jujur,” tutup Redknapp.