In-depth

Mimpi Buruk Amerika Latin di Manchester United Hantui Cavani

Selasa, 6 Oktober 2020 08:16 WIB
Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Freedom Online
Edinson Cavani harus mewaspadai catatan buruk pemain latin yang jarang bersinar bila bergabung dengan klub Liga Inggris Manchester United. Copyright: © Freedom Online
Edinson Cavani harus mewaspadai catatan buruk pemain latin yang jarang bersinar bila bergabung dengan klub Liga Inggris Manchester United.

INDOSPORT.COM - Edinson Cavani harus mewaspadai catatan buruk pemain latin yang jarang bersinar bila bergabung dengan klub Liga Inggris Manchester United.

Kabar mengejutkan datang dari kontestan Liga Inggris 2020/21, Manchester United. Menjelang berakhirnya jendela bursa transfer, Setan Merah mengumumkan kedatangan Edinson Cavani.

Ya, setelah 'menganggur' karena kontraknya tak diperpanjang oleh raksasa Ligue 1 Paris Saint-Germain, Cavani akhirnya memutuskan berlabuh ke Manchester United.

Mantan penyerang Napoli itu menjadi rekrutan ketiga Manchester United setelah Donny van de Beek dari Ajax dan Alex Telles dari FC Porto.

Kedatangan Cavani ke Manchester United jelas untuk menguatkan lini serang Setan Merah, yang sebenarnya tidak terlalu buruk. Hanya saja para pengisinya masih kurang pengalaman.

Jelas saja, kebanyakan penyerang Manchester United saat ini masih di bawah usia 25 tahun. Meski secara kemampuan bisa bersaing, namun pengalaman mereka masih sangat minim.

Oleh sebab itu, kedatangan Cavani yang sepanjang kariernya sudah mencetak 353 gol dari 586 penampilan di lima klub berbeda, diharapkan bisa menjadi mentor bagi Anthony Martial dan Marcus Rashford.

Terlepas dari itu semua, Cavani sendiri menambah daftar sejarah panjang pemain-pemain Amerika Latin (Argentina, Chile, Brasil, Uruguay, Kolombia) yang pernah merasakan atmosfer laga kandang di Old Trafford.

Ya, dalam sejarah berdirinya Manchester United, beberapa pemain asal Amerika Latin memang berkarier di klub yang identik dengan warna merah tersebut.

Beberapa di antaranya bahkan berhasil meraih kesuksesan. Contohnya seperti Anderson asal Brasil yang pernah merasakan 4 gelar juara Liga Inggris dan satu trofi juara Liga Champions bersama Manchester United.

Namun, secara garis besar, lebih banyak pemain Amerika Latih yang justru kurang begitu bersinar saat memperkuat Manchester United.

Dalam kurun lima tahun terakhir ini saja, setidaknya ada tiga pemain Amerika Latin yang bisa dibilang beban di Manchester United. Hal ini tentu perlu diwaspadai oleh Cavani, yang tentunya tidak ingin menyusul jejak pendahulunya.

Nah, untuk Anda pembaca setia INDOSPORT, kira-kira sudah menebak siapa saja pemain Amerika Latin yang gagal bersinar di Manchester United? Bila belum, berikut kami sajikan pembahasannya:

1. Angel Di Maria

© GETTY IMAGES
Caption Copyright: GETTY IMAGESAngel Di Maria saat masih memperkuat Manchester United.

Kompetisi musim 2013/14 merupakan salah satu masa terbaik bagi Angel Di Maria. Bersama Real Madrid ia berhasil menjuarai Liga Champions, sekaligus menjadi man of the match di laga final kontra Atletico Madrid.

Dengan performa gemilang dan prestasi mentereng, tidak heran jika Di Maria menjadi magnet bagi klub-klub lain untuk merekrutnya.

Setelah mendapat banyak tawaran, Di Maria pun menjatuhkan pilihannya untuk hengkang ke Manchester United. 59, 7 juta euro (sekitar Rp1,04 triliun) pun harus keluar dari kantong Setan Merah untuk merebutnya dari Real Madrid.

Didatangkan dengan dana fantastis, pemain asal Argentina itu pun mendapat ekpekstasi besar untuk mengembalikan prestasi Manchester United. Saking diharapkannya, Di Maria bahkan langsung diberi jersey keramat bernomor punggung 7, yang sebelumnya digunakan Eric Cantona, George Best, David Beckham, dan Cristiano Ronaldo.

Mulanya Di Maria mampu menunjukkan performan gemilang. Namun, lama kelamaan penampilannya memburuk, entah itu karena cedera atau kondisinya yang belum beradaptasi dengan cuaca Inggris.

Tidak tahan dengan tekanan dari fans dan media, Di Maria pun memutuskan 'kabur' ke Paris Saint-Germain setelah hanya semusim di Manchester United. Di PSG ia mampu bangkit dan kini menjadi andalan raksasa Ligue 1 itu.