Liga Indonesia

Presiden Persita: Sepak Bola Indonesia Tak Ada Untungnya, tapi...

Kamis, 8 Oktober 2020 12:28 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Herry Ibrahim
© Petrus Manus Da'Yerimon/INDOSPORT
Launching Logo baru Persita dihadiri presiden Persita, Ahmed Rully Zulfikar. Copyright: © Petrus Manus Da'Yerimon/INDOSPORT
Launching Logo baru Persita dihadiri presiden Persita, Ahmed Rully Zulfikar.

INDOSPORT.COM - Presiden Persita Tangerang, Ahmed Rully Zulfikar menyatakan sepak bola Indonesia belum sepenuhnya jadi industri, layaknya di Eropa. Ia bahkan menyebut mengelola bola di Indonesia tak ada untungnya.

Meski demikian, Rully bertekad membangun sepak bola yang lebih baik. Ia mengutamakan pembinaan usia muda, menyiapkan fasilitas dan perlahan menerapkan pengelolaan yang profesional seperti klub Eropa.

"Bola nih gak ada untungnya, tapi kita harus bangun ini (fasilitas dan sebagainya)," bukanya.

"Dengan itu (fasilitas dan pembinaan) dua atau tiga tahun ini kita bisa kurangi cost dan persaingan antar tim lebih sehat," imbuh Rully.

Bagi Rully, dalam beberapa tahun ke depan, Persita belum mengincar target tinggi atau gelar juara. Fokus tim Pendekar Cisadane adalah membangun infrastruktur dan menghasilkan pemain muda berkualitas.

"Saya gak punya target tinggi, kami realistis. Kami bangun dari bawah, infrastruktur dulu, baru naikin target secara perlahan untuk juara, tapi itu setelah infrastruktur beres," tuturnya.

"Kebanggaan kami adalah menghasilkan pemain, bukan membeli pemain yang bagus, jadi tidak perlu main bajak pemain. Kami rencana kontrak pemain muda jangkanya lima tahun, jika main bagus gaji naik tiap tahun 25 persen, pas umur 23 tahun baru kami bicarakan kontrak yang lebih profesional lagi," pungkas Rully.

Langkah Persita untuk menjadi tim sepak bola modern mulai tertata secara perlahan. Manajemen telah mengontrak atau mengambil alih pengelolaan Stadion Sport Center, membangun lapangan latihan, bekerja sama dengan SSB di Tangerang, menyiapkan bus untuk tim hingga menempatkan pemain baik lokal atau asing di apartemen sebagai pengganti mess.