Griezmann, Tirulah Ibrahimovic untuk Berani Lepas dari 'Jerat' Barcelona
Punya tubuh jangkung, gerakan lincah, dan tendangan yang keras membuat Zlatan Ibrahimovic adalah penyerang idaman setiap klub, tidak terkecuali Barcelona.
Demi mendapatkan pemain asal Swedia tersebut, Barcelona pun harus mengorbankan banyak hal. Selain membayar biaya transfer sebesar 46 juta euro (sekitar Rp795 miliar), Barcelona juga merelakan Samuel Eto'o ke Inter Milan.
Pada mulanya, Ibrahimovic tampil cemeralang bersama Barcelona. Ia bahkan sempat menyebut Blaugrana adalah klub dari planet lain karena memiliki pemain bintang seperti Andes Iniesta, Xavi Hernandes, Carles Puyol, dan Lionel Messi.
Namun, seiring berjalannya waktu, Ibrahimovic mengaku mulai 'dipaksa' berubah oleh Pep Guardiola dengan sejumlah aturan, yang dia anggap konyol. Salah satunya soal tidak boleh membawa mobil mewah ke lokasi latihan.
Tidak tahan dengan perlakuan Guardiola, Ibrahimovic pun pernah terang-terangan menghina pelatih asal Spanyol itu pasca Barcelona takluk dari Inter Milan di Liga Champions 2009/10.
"Saat itu saya katakan dia tidak punya keberania dan cocok pergi ke neraka. Jika Anda berharap ia akan membalas, itu tidak terjadi karena ia seorang pengecut," ujar Ibrahimovic soal Guardiola seperti dikutip dari Sky Sports.
Lebih lanjut, panasnya hubungan Ibrahimovic dengan Guardiola semakin panas setelah Messi ikut campur dan meminta ingin bermain lebih ke tengah. Formasi Barcelona berubah dari 4-3-3 menjadi 4-5-1, yang secara otomatis mengeliminazi peran Ibrahimovic.
Geram dengan perlakuan itu, Ibrahimovic memutuskan hengkang setelah hanya semusim bersama Barcelona. Ia pun menjalani masa pinjaman di AC Milan sebelum akhirnya resmi dipermanenkan oleh klub identik dengan warna hitam merah itu.
Di musim perdananya, Ibrahimovic menampilkan permainan dengan semangat tinggi seolah-olah ingin membuktikan Barcelona telah salah mendengarkan Guardiola dan melepasnya.
14 gol dari total 29 laga yang dicetak Ibrahimovic saat itu berhasil membawa Milan akhirnya mengakhiri puasa gelar juara Serie A. Ya, tim yang saat itu diasuh Massimiliano Allegri akhirnya menjadi juara setelah absen enam tahun.
Selepas dari AC Milan, Ibrahimovic melanjukan petualangannya di dunia sepak bola dengan memperkuat sejumlah klub, seperti Paris Saint-Germain, Manchester United, LA Galaxy, dan kini kembali lagi ke Rossoneri.
Selepas dari Barcelona, Ibrahimovic tercatat sudah menorehkan 252 gol. Berbagai trofi pun sudah ia dapatkan seperti Serie A Italia, 4 kali juara Ligue 1 (PSG), dan 1 trofi Liga Europa Manchester United).
Kegemilangan Ibrahimovic selepas dari Barcelona pun bisa menjadi teladan bagi Griezmann, yang kini seperti 'anak tiri' meski didatangkan dengan biaya tak sedikit.
Dari Ibrahimovic, Griezmann bisa belajar bahwa saat kondisi sudah tidak membuat nyaman, jangan pernah ragu untuk pergi. Pasalnya kondisi yang tidak mendukung bisa membuat kualitas seseorang terutama pesepakbola menjadi tumpul.
Kini, pertanyaan besarnya ada di Griemzann. Apakah dia mau tetap menunggu kesempatandi Barcelona, atau berinisiatif mencari kesempatan di tempat lain yang bisa memperlakukan dirinya dengan lebih layak?